ASITA DIY Minta Ikut Dilibatkan Dalam Proses Revitalisasi Terminal Giwangan

Revitalisasi akan mencakup pemisahan, antara jalur pariwisata, dengan jalur keluar dan masuk transportasi umum baik dalam, maupun luar provinsi. 

TRIBUNJOGJA.COM/ Azka Ramadhan
Suasana Terminal Giwangan, Kota Yogyakarta, Minggu (8/5/2022). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bakal melakukan revitalisasi Terminal Giwangan di Kota Yogyakarta.

Tujuannya adalah untuk menunjang sektor pariwisata DIY, khususnya di Kota Yogyakarta.

Nantinya, revitalisasi akan mencakup pemisahan, antara jalur pariwisata, dengan jalur keluar dan masuk transportasi umum baik dalam, maupun luar provinsi. 

Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) DIY mendukung adanya revitalisasi tersebut.

Kendati demikian, Ketua ASITA DIY, Hery Setyawan, berharap agar peraturan yang nantinya dibuat tidak mempersulit bus wisata yang akan masuk ke DIY. 

"Prinsipnya peraturan yang timbul nanti jangan sampai mempersulit bus wisata. Jangan kontra produktif dengan wisatawan. Kalau untuk sifatnya penertiban, perbaikan pariwisata kami support,"katanya, Senin (30/05/2022).

"Tetapi kadang kan maksud baik tidak inline dengan industri pariwisata. Nah nanti akan seperti apa setelah revitalisasi. Misalnya nanti bus untuk orang asing, turun di Bandara YIA, nginepnya di Monjali. Apakah terus harus ke Giwangan atau gimana? Kalau iya, tentu itu akan menyulitkan,"sambungnya.

Dengan adanya wacana tersebut, ASITA DIY berharap dilibatkan.

Sehingga ada masukan dari insan pariwisata, terutama agen perjalanan. 

Pihaknya pun dengan senang hati jika diminta untuk memberikan masukan. 

"Kami berharap juga diajak komunikasi, semacam forum grup discussion (FGD). Sehingga kebijakan nanti bisa inline. Kami akan senang bila diminta masukan, misalnya ruang tunggu yang nyaman itu seperti apa, dan lainnya. Jangan sampai nanti setelah direvitalisasi ternyata malah mangkrak dan tidak terpakai karena tidak inline dengan industri pariwisata," lanjutnya.

Ia menambahkan dalam dunia pariwisata, hospitality menjadi satu hal yang penting. Namun accessibility juga harus dipertimbangkan.

Jangan sampai adanya revitalisasi tersebut justru membuat wisatawan berpikir sulit untuk datang ke Yogyakarta.

"Kami berharap dilibatkan, karena tidak bisa hanya dari sudut pandang satu pihak. Insan pariwisata juga dilibatkan, supaya bisa melahirkan ketetapan yang mendukung pariwisata," imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved