Terdampak Wabah PMK, Omzet Pedagang Hewan Ternak di Kota Yogyakarta Menurun

Selama ini pihaknya memang harus memburu komoditas ke luar daerah, karena pasokan dari peternak di kota pelajar jelas tak mencukupi.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
dok.istimewa
Kondisi salah satu kandang hewan ternak milik pedagang di Kota Yogyakarta. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ditutupnya deretan pasar hewan ternak, serta kontrol ketat terhadap lalu lintas, seiring merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) mulai berdampak di Kota Yogyakarta.

Pedagang hewan ternak mengeluh, terkait banderol yang semakin tidak terkendali.

Satu di antara pedagang hewan ternak di Kota Yogyakarta, Akbar Hutama, mengatakan selama ini pihaknya memang harus memburu komoditas ke luar daerah, karena pasokan dari peternak di kota pelajar jelas tak mencukupi.

Namun, merebaknya PMK membuat jadi serba sulit.

"Harganya ngga karuan, karena pasaran tutup. Padahal kan Muntilan, Magelang, atau Temanggung, itu pusat kulakan. Kalau sekarang ditutup, dagangan ngga ada. Mahal dan minim pasokan," urainya, Kamis (26/5/2022).

Mau tidak mau, pedagang pun harus mengambil stok dari petani di luar Kota Yogyakarta.

Tetapi, harga yang tersedia pun sudah melonjak luar biasa.

Menurutnya, fenomena ini tidak pernah dijumpai, dimana banderol hewan ternak melonjak saat Iduladha masih cukup lama.

"Sekarang jadinya beli mahal dan jual mahal. Rata-rata di atas Rp2 juta, padahal Iduladha masih lebih dari satu bulan. Diibandingkan tahun lalu, keuntungannya turun, sekarang dapat 100-150 ribu sudah bagus," ujarnya.

"Biasanya baru landai lagi di pasaran terakhir menjelang lebaran. Tapi, risikonya tentu lebih tinggi kalau kulaknya di masa-masa itu, karena sudah mepet. Istilah Jawanya, tombok cetha bathi ra mesti," lanjut Akbar.

Hanya saja, ia menyebut, jika perkembangan PMK terus berlarut, kemungkinan antusiasme masyarakat memburu hewan kurban di pedagang-pedagang perkotaan diyakini bakal semakin tinggi.

Sebab, ketika pasar-pasar besar ditutup, maka pilihannya pun makin tipis.

"Kita lihat dulu, bagaimana perkembangan PMK ini. Kalau pasar-pasar hewan itu benar-benar lockdown, otomatis daya tarik pembelian hewan di pedagang di kota bakal semakin tinggi itu nanti, khususnya dekat lebaran, ya, meskipun omzet kecil " tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved