ADVERTORIAL

Upaya Pemkot Yogyakarta Tonjolkan Estetika Kota Berperadaban Modern

Langkah Pemkot Yogyakarta untuk menonjolkan estetika kota diawali dengan memindahkan kabel-kabel optic ke dalam tanah di kawasan Tugu Pal Putih.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Azka Ramadhan
Pemandangan kawasan Tugu Pal Putih tanpa kabel-kabel yang melintang di atas persimpangan, Senin (14/12/2020). 

TRIBUNJOGJA.COM - Kesan semrawut dengan deretan kabel yang terlihat berkerumun, serta melintang, di jalanan Kota Yogyakarta berhasil diminimalisir oleh Pemkot setempat, di masa kepemimpinan Haryadi Suyuti-Heroe Poerwadi.

Meski belum sepenuhnya terselesaikan, langkah apik ini diharapkan dapat terus berlanjut, selaras amanat Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 Tahun 2017, tentang penataan dan pengendalian menara telekomunikasi dan fiber optic.

Sebagai informasi pemindahan kabel-kabel fiber optic ke dalam tanah melalui skema ducting diawali lewat pekerjaan fisik revitalisasi kawasan Tugu Pal Putih.

Dalam proyek itu, berbagai upaya dilakukan, untuk menonjolkan estetika.

Baca juga: Pemkot Yogya Kenalkan Oleh-oleh Khas Jogja Melalui Pameran UMKM

Selain memperluas area pedestrian, deretan kabel yang selama ini melintang di persimpangan, dipindahkannya ke dalam tanah.

Otomatis, kabel-kabel yang dulunya dianggap mengganggu keindahan kawasan Tugu pun telah raib.

"Tiang-tiang di seputar simpang Tugu kita bersihkan, kita geser, kita tata kembali. Karena kabel fiber optic juga turun, praktis tiang-tiangnya hilang. Kalau dulu kan kondisinya bergerombol," tandas Wali Kota Yogya, Haryadi Suyuti.

Dijelaskannya, upaya tersebut sekaligus menjadi salah satu bentuk dukungan Pemkot Yogyakarta terhaap program Pemda DIY, yang sedang dalam proses pengusulan sumbu filosofi, guna menjadi bagian warisan budaya dunia ke UNESCO. 

"Apalagi, dengan revitalisasi ini wisatawan pun akan lebih nyaman. Pedestrian di kiri dan kanannya juga kita lebarkan. Selama ini, wisatawan kalau di Tugu itu, seperti tidak ada tempat. Sekarang kan jauh lebih nyaman itu," urainya.

Sementara, Wakil Wali Kota Yogyakarta , Heroe Poerwadi mengatakan, sistem ducting yang terintegrasi dan terletak di dalam tanah, merupakan kebutuhan mutlak.

Sebab, hal tersebut, sangat mempengaruhi citra kota pariwisata.

"Ya, sarana prasarana itu harus terintegrasi di dalam tanah melalui sistem ducting. Sudah selayaknya Yogyakarta ini jadi kota rapi, yang berperadaban modern," terang Heroe.

Baca juga: Pemkot Yogyakarta Genjot Vaksinasi Booster sebagai Persiapan Masa Transisi Endemi Covid-19

Terlebih, bagaimanapun juga Kota Yogyakarta sangat layak menjadi bagian dari warisan budaya dunia dengan deretan heritage dan cagar budaya.

Sehingga, diharapkan tak ada lagi infrastruktur yang mengganggu pemandangan. 

Dengan begitu, ruang publik yang dimiliki pun bisa lebih dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh seluruh warga, atau wisatawan yang berkunjung.

Bukan sebatas 'gaya-gayaan', tapi bagaimana hak-hak publik itu dapat terfasilitasi.

"Makanya, proyek penataan dengan ducting ini tidak hanya menyasar kawasan Tugu, tapi kita lanjutkan di jalan-jalan protokol, seperti Jalan KHA Dahlan, atau Jalan Jenderal Sudirman. Semoga terus berlanjut," tandasnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved