Hipertensi pada Anak: Gejala dan Penyebab Tekanan Darah Tinggi pada Anak, Simak Cara Mengontrolnya

TRIBUNJOGJA.COM - Tekanan darah tinggi atau hipertensi pada anak biasanya berkaitan dengan penyakit atau masalah kesehatan tertentu. 

Dalam beberapa kasus, sayangnya anak yang mengalami tekanan darah tinggi tidak menunjukkan gejala penyakit yang khas.

Namun secara umum, hipertensi pada anak terlihat dari beberapa gejala yang terlihat dan dialami anak tersebut.

Baca juga: Cara Mencegah Tekanan Darah Tinggi, Kenali Dulu 12 Penyebab Hipertensi Berikut Ini

Berikut gejala hipertensi pada anak yang wajib segera mendapat perhatian dan penanganan:

1. Sakit kepala

2. Pandangan kabur

3. Pusing

4. Mimisan

5. Jantung berdebar

6. Mual

Sederet gejala tekanan darah tinggi pada anak tersebut dilansir Tribun Jogja dari Kid’s Health via kompas.com. Tentu saja beberapa gejala hipertensi pada anak tersebut perlu diwaspadai.

Catatan bagi orangtua, bila mendapati gejala di atas pada anak, segera bawa buah hatinya untuk berkonsultasi ke dokter.

Terutama jika anak Anda termasuk kelompok berisiko tinggi terkena hipertensi.

Cara mengontrol tekanan darah tinggi

Terlepas dari beberapa penyebab hipertensi pada anak, masalah kesehatan ini bisa dikontrol dengan gaya hidup sehat.

Caranya: 

- Diet rendah natrium

- Rutin olahraga

- Aktif bergerak

- Terapi obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi yang parah.

Penyebab hipertensi pada anak

Penyebab hipertensi pada anak biasanya terkait dengan penyakit atau masalah kesehatan tertentu.

Ketika anak beranjak dewasa atau sudah menginjak remaja, tekanan darah tinggi bisa karena kombinasi faktor keturunan dan gaya hidup tidak sehat.

Seperti berat badan berlebih atau obesitas, pola makan tidak seimbang sampai kekurangan nutrisi tertentu, jarang olahraga, dan kerap terpapar asap rokok.

Simak beberapa penyakit atau kondisi pemicu tekanan darah tinggi pada anak berikut ini.

Dilansir dari Mayo Clinic, ada beberapa penyakit dan kondisi yang bisa jadi penyebab hipertensi pada anak, di antaranya:

1. Penyakit ginjal kronis dan polikistik

2. Penyakit jantung bawaan, seperti penyempitan pembuluh darah aorta

3. Gangguan kelenjar adrenal

4. Kelenjar tiroid terlalu aktif atau hipertiroid

5. Penyempitan pembuluh darah arteri ke ginjal

6. Gangguan tidur, terutama apnea obstruktif

7. Efek samping mengonsumsi obat dekongestan untuk hidung tersumbat, obat stimulan untuk mengobati ADHD, obat mengandung kafein, obat golongan antiinflamasi nonsteroid dan steroid

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak berusia di atas tiga tahun yang berisiko tinggi terkena hipertensi sebaiknya mulai diperiksa tekanan darahnya secara berkala.

Di antaranya anak yang lahir prematur atau lahir dengan berat badan rendah, lahir dengan kelainan ginjal dan jantung bawaan, memiliki diabetes, dan mengonsumsi obat yang bisa meningkatkan tekanan darah.

(*/)