TPA Piyungan Diperkirakan Tak Akan Mampu Lagi Menampung Sampah, Ini Langkah Pemda DIY
Diperkirakan pada satu bulan mendatang, TPA yang menjadi tumpuan Kota Yogyakarta, Sleman dan Bantul itu tidak mampu lagi menampung sampah
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan diperkirakan tak akan mampu lagi menampung sampah.
Pasalnya, TPA yang berlokasi di Kabupaten Bantul tersebut telah mengalami over kapasitas.
Diperkirakan pada satu bulan mendatang, TPA yang menjadi tumpuan Kota Yogyakarta, Sleman dan Bantul itu tidak mampu lagi menampung sampah.
Karenanya, sampah harus dikelola dengan baik dari masing-masing rumah tangga untuk mengurangi beban di hilir.
"Tinggal satu bulan lagi perkiraan TPA existing yang ada di Piyungan sudah tidak mampu lagi menampung untuk sampah yang jumlahnya luar biasa. Oleh karena itu, sampah harus dikelola dengan baik," terang Wakil Kepala Dinas PUP dan ESDM DIY, Kusno Wibowo.
Dia menjelaskan, untuk mengatasi permasalahan over kapasitas, Pemda DIY mulai menyiapkan lahan yang akan menjadi lokasi pembangunan teknologi pemusnahan sampah.
Proses itu dilakukan melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Teknologi itu diadakan di lahan seluas 5,8 hektar dan direncanakan mulai beroperasi tahun 2025 mendatang.
Kemudian untuk memperpanjang usia TPA hingga proses KPBU rampung, pihaknya telah menyediakan lahan transisi seluas 2,1 hektar sebagai tempat pembuangan sampah sementara.
Pembuangan sampah nantinya akan menggunakan metode sanitary landfill.
"Sanitary landfill merupakan sistem pengelolaan atau pemusnahan sampah dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya, dan kemudian menimbunnya dengan tanah. Proses ini dilakukan di lahan transisi, sebelum akhirnya sampah dibawa ke tempat yang baru," terangnya.
Dengan menggunakan metode ini, efek seperti air lindi dan yang lainnya dapat diminimalisir. Harapannya, air lindi yang keluar dari isolasi pengolah lindi akan ramah lingkungan serta tidak mencemari persawahan, serta aman untuk pengairan.
Diperkirakan lahan transisi ini nantinya mampu menampung sampah dalam waktu kurun tiga tahun.
Namun Kusno menjelaskan, masyarakat dapat mengurangi beban hilir dengan mengurangi sampah di hulu, salah satu cara yaitu dengan memilah sampah.
"Sampah sebaiknya dikumpulkan, kemudian dipilah, sampah organik dijadikan satu dengan sampah yang organik, sampah plastik dijadikan satu dengan sampah plastik sehingga masih bisa dimanfaatkan kembali," bebernya.