Kisah Inspiratif
Bisnis Restorasi Motor Lawas Mahasiswa UNY Laris Manis, Banjir Order Setelah Lebaran
Untuk restorasi motor lawas, biayanya mulai dari Rp 2,5-4 juta per unit.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Siapa yang sangka, ternyata Idulfitri 1443 H benar-benar memberikan rezeki berlimpah untuk Dana Brata Fitriawan Kusuma (20).
Bisnis restorasi motor lawas miliknya justru banjir pesanan setelah hari Lebaran lewat.
Hal ini karena ekspedisi pengiriman sepeda motor mulai beroperasi lagi setelah libur Lebaran 2022 yang cukup panjang ini.
“Alhamdulillah, mulai sebelum Lebaran, sudah ada beberapa unit yang masuk ke bengkel dan setelah Lebaran ini, ada sekitar 6 unit masuk dari pelanggan berbagai kota,” ujar Dana kepada Tribunjogja.com , Senin (9/5/2022)
Dana, yang merupakan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini tidak menampik, usaha yang sudah dirintis sejak tahun 2018 akhir itu mulai menampakkan hasil.
Kini, pelanggannya memang tidak hanya berasal dari DI Yogyakarta saja, tapi beberapa daerah di Jawa Tengah.
Baca juga: Mahasiswa Teknik UNY Buat Alat Pendeteksi Jarak Raspberry Pi
“Iya, yang mau restorasi motor retro itu tidak hanya dari dalam kota saja, tapi juga Pekalongan, Pemalang, Purwakarta, Banyumas dan Karawang. Jadi, kenapa mereka memanfaatkan ekspedisi pengiriman motor, karena motor-motor itu dikirim dari wilayah-wilayah tersebut,” jelasnya panjang.
Enam unit itu, kata dia, bisa mengisi slot restorasi di Bulan Mei dan Juni 2022.
Praktis, dalam dua bulan ke depan, Dana belum menerima restorasi motor retro lagi untuk menyelesaikan pesanan yang sudah datang.
“Satu bulan, biasanya saya mampu mengerjakan restorasi 3-4 motor, dibantu dua teman saya,” kata Dana yang memiliki bengkel di Sidoarum, Godean, Sleman itu.
Lantas bagaimana awal mula Dana berkenalan dengan dunia restorasi?
Dana mengatakan bahwa tekadnya membuka bengkel restorasi ini berawal pada tahun 2018 ketika sedang marak tren restorasi sepeda motor retro di Jawa Barat.
“Saat itu saya masih kelas 2 SMK, kelihatannya kok menarik bisnis ini” katanya.
Tekad itu kemudian membawa Dana membuka bengkel khusus restorasi Honda Astrea Series, mulai dari Astrea 800, Astrea Star, Astrea Prima hingga Astrea Grand dan Legenda.
Ia sengaja memilih seri Astrea dari Honda sebagai sasaran restorasi karena ketersediaan suku cadang seri motor ini masih lumayan banyak, baik yang original maupun grade di bawahnya.
Dengan begitu, itu memudahkan untuk mengembalikan kondisi dan tampilan motor seperti keluar dari toko.
Dana yang merupakan mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Manufaktur itu menambahkan, dia juga tertarik dengan Astra Series karena perawatannya mudah serta lebih familiar di kalangan masyarakat.
“Jadi, eksistensi Astrea series ini mudah diterima masyarakat. Apalagi bagi unit yang sudah direstorasi. Prinsip restorasi adalah membuat kendaraan seperti baru lagi, kembali pada bentuk aslinya” ungkap Dana yang memiliki akun Instagram untuk restorasi motor retronya di @bebekrestorasi itu.
Baca juga: Kisah Sukses Rizki Oktavianto, Putra Buruh Katering yang Berhasil Wisuda Cum Laude di UNY
Alumni SMKN 3 Yogyakarta itu menjelaskan, ada dua opsi pilihan dalam merestorasi kendaraannya yaitu dengan menggunakan suku cadang yang sepenuhnya original atau imitasi.
“Untuk harga jual motor yang direstorasi dengan suku cadang original ini akan lebih mahal sih biasanya. Harga suku cadangnya juga cukup tinggi,” terangnya.
Namun, Dana juga bisa merestorasi motor dengan menggunakan suku cadang imitasi berkualitas yang diberi perawatan sehingga kekuatannya menyerupai suku cadang original.
Ini mengingat ada beberapa suku cadang yang mungkin sudah tidak diproduksi lagi untuk motor-motor lama.
“Tidak semua suku cadang imitasi itu buruk, menurut saya. Ada juga yang berkualitas baik, presisi dalam pemasangan dan harganya lebih terjangkau,” papar Dana.
Ditanya berapa harga yang dikenakan untuk restorasi motor lawas, Dana mengungkap dirinya mengenakan biaya mulai dari Rp 2,5-4 juta per unit.
Harga tersebut sudah termasuk biaya cat, bongkar pasang dan pengaturan kendaraan.
“Harga itu untuk jasa saja di luar biaya penggantian spare part yang sudah tidak layak,” bebernya.
Mahasiswa jalur SNMPTN itu mengaku, untuk mendapatkan suku cadang, ia membelinya di beberapa toko di Yogyakarta, maupun di daerah lain, seperti Bandung, Semarang dan Surabaya.
Baca juga: Mencoba Sepeda Listrik Inobike UNY, Lebih Cepat Dibanding Sepeda Kayuh Manual
“Biasanya, kalau suku cadang sudah tersedia, saya bisa langsung garap, kurang lebih dua minggu. Kalau belum ya restorasi motornya jadi sekitar 1 bulan karena nunggu barang ada atau barang datang kalau beli daring,” ungkapnya.
Ternyata, dengan usaha restorasi motor retro ini, Dana bisa mencukupi kebutuhan sehari-harinya, bahkan membayar uang kuliah mandiri.
Bahkan, beberapa waktu ini, Dana mengajukan tambahan modal usaha melalui Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) yang merupakan program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.
Program itu didelegasikan pada perguruan tinggi, dimana mahasiswa secara individu maupun kelompok yang mempunyai minat dan bakat berwirausaha dipacu untuk memulai usahanya dengan berbasis ilmu pengetahuan yang telah dipelajari.
“Saya harap, usahanya lancar. Lagi pula, saya memang suka seni merestorasi motor lawas ini,” tandas Dana. ( Tribunjogja.com )