Berita Kesehatan

Persiapan Perjalanan Panjang, Ini Tips Mencegah Mabuk Kendaraan

Mabuk kendaraan ini memang sangat menyiksa. Badan rasanya seperti melayang (drowsiness), muka pucat, berkeringat dingin

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
doktersehat.com
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM - Setelah melakukan perjalanan mudik yang panjang, kini Anda mungkin tengah mempersiapkan diri untuk kembali pulang ke perantauan. Persiapan matang perlu dilakukan mulai dari penyiapan kendaraan hingga persiapan fisik.

Ini penting dilakukan untuk meminimalisir hal-hal yang tak diinginkan.

Semisal mogok kendaraan atau menurunnya kondisi kesehatan selama perjalalanan yang salah satunya diakibatkan oleh mabuk kendaraan.

Mabuk kendaraan ini memang sangat menyiksa. Badan rasanya seperti melayang (drowsiness), muka pucat, berkeringat dingin, dan keluar air liur berlebihan (hipersalivasi).

Yang terakhir ini membuat banyak air liur tertelan sehingga menimbulkan rasa mual, dan akhimya muntah.

Dengan efek yang menyiksa, maka Anda perlu tahu bagaimana cara mencegah mabuk kendaraan. Apakah dengan obat atau ada cara lain yang efektif untuk mencegah mabuk kendaraan?

Pada dasarnya, ungkap Dr. Robert Stern, ahli psiko-fisiologi dan Universitas Park (AS), dalam Majalah Your Health, tidak ada yang kebal mabuk (motion sickness).

Tapi nyatanya mengapa ada yang diserang mabuk, ada yang tidak? Berikut penjelasannya :

1. Kondisi fisik seseorang sangat menentukan

Tubuh yang sedang tidak fit (karena flu atau sakit kepala) mudah bikin orang mabuk daripada yang betul-betul bugar dan sehat.

Karena itu jaga kondisi badan tetap fit, misalnya dengan tidur yang cukup dan makan makanan yang bergizi, kalau ingin melakukan perjalanan jauh.

2. Makan sebelum bepergian sangat dianjurkan

Sebaiknya makan 2 – 3 jam sebelum melakukan perjalanan.

Tidak perlu kenyang-kenyang dan jangan menyantap makanan yang berlemak, terlalu manis atau asam, karena bisa merangsang muntah.

3. Minum obat anti mabuk

Minum obat antimabuk sebelumnya boleh saja, tapi bukan jaminan.

Tapi pengemudi tidak dianjurkan, karena obat itu menimbulkan rasa kantuk.

Kalau Anda mabuk, menurut dr. Sukono Djojoatmodjo, ahli saraf di RS Mitra Keluarga, bekal obat batuk bisa menolong mengobatinya.

4. Jangan terpaku pada obyek bergerak

Kalau sudah di perjalanan, jangan terpaku pada objek di kanan-kiri jalan, sebab akan mempengaruhi gerakan ritmik bola mata sehingga menjadi tak terkendali (nystagmus).

Kondisi ini dapat menimbulkan rangsangan di pusat muntah. Untuk menghindarinya paling baik tidur saja. Dengan begitu rangsangan itu akan reda, kemungkinan mabuk relatif berkurang.

5. Jangan membaca

Membaca dalam perjalanan tidak dianjurkan, dan sebaiknya hindari merokok.

6. Laju yang konstan

Pengemudi pun bisa membuat penumpangnya mabuk.

Sopir yang baik akan melarikan kendaraannya dengan perubahan akselerasi seminimal mungkin dengan laju yang konstan dan tidak mengentak-entak.

Keadaan ini tidak mengganggu reseptor alat keseimbangan di dalam telinga.

7. Nikmati alunan musik

Menikmati alunan musik, kata Sukono, membantu mengalihkan jalur rangsangan muntah sehingga mengurangi kemungkinan mabuk.

Begitupun, menurut sebuah laporan penelitian, kegiatan berpikir memecahkan suatu masalah dalam perjalanan dengan kendaraan.

Kecuali itu, jangan lupa membawa bekal berupa makanan kecil dan minuman (tidak mengandung alkohol atau gas), atau buah-buahan.

Itu bermanfaat mencegah lapar dan haus, apalagi bagi yang punya gejala sakit maag. (*)
--
Sumber : INTISARI

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved