Takbir Keliling Masih Dilarang, Produsen Lampion di Yogyakarta Terpaksa Berhenti Produksi
Sudah dua kali Lebaran Subiyanto tidak memproduksi lampion untuk takbiran.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Perajin lampion takbir di Yogyakarta tidak berproduksi meski ada pelonggaran kebijakan terkait mudik Lebaran tahun ini.
Subiyanto (50) merupakan salah satu perajin lampion yang vakum produksi sejak awal pandemi COVID-19.
Sudah dua kali Lebaran ia tidak memproduksi lampion untuk takbiran.
Ia mengatakan awal pandemi COVID-19 kegiatan takbiran tidak diperbolehkan oleh pemerintah. Kebijakan tersebut membuatnya memilih untuk tidak produksi.
"Tahun ini juga tidak produksi, karena kan takbiran masih belum diperbolehkan. Daripada nanti tidak laku, mending nggak usah produksi sekalian,"katanya, Selasa (26/04/2022).
Baca juga: Pemkab Magelang Izinkan Warga Laksanakan Salat Idulfitri 1443 H Berjemaah di Lapangan
Warga Surokarsan, Mergangsan, Yogyakarta tersebut sudah memproduksi lampion untuk takbir selama 10 tahun. Awalnya dirinya hanya membeli lampion dari wilayah lain.
Namun setelah coba-coba, ia akhirnya memutuskan untuk memproduksi lampion takbir dari benang.
"Awalnya beli, tetapi setelah itu coba bikin sendiri. Ternyata hasilnya malah lebih bagus dari yang beli. Akhirnya ya setiap tahun produksi sendiri,"lanjutnya.
Sebelum pandemi COVID-19, ia memproduksi paling sedikit seribu lampion. Baik lampion biasa maupun dari benang.
Produknya kebanyakan dikirim ke Kulonprogo, Magelang, hingga Klaten. Ia juga banyak menerima pesanan dari masjis-masjid yang akan melaksanakan takbir keliling.
"Tidak ada yang pesan juga, karena memang tidak ada takbir keliling. Jadi tetap tidak bikin sekarang. Sekarang ya cuma bikin lampion untuk tidur saja, kalau pas ada pesanan,"imbuhnya. (Tribunjogja)