Berita DI Yogyakarta Hari Ini
Persiapan Polda DIY Sambut Wisatawan di Yogyakarta, Ramp Check untuk Bus Wisata ke Arah Mangunan
"Kemarin saya sudah ambil langkah, Di terminal Imogiri, akan kami adakan ramp chek terhadap bus. Kenapa bus? Karena bus akan menempuh elevasi yang
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Insiden kecelakaan di bukit bego, Imogiri, Kabupaten Bantul, beberapa waktu lalu, yang merenggut belasan korban jiwa, menjadi catatan serius dari pihak Kepolisian.
Insiden tersebut diharapkan tak terulang kembali. Karenanya, menyambut libur lebaran yang sebentar lagi tiba, langkah antisipasi dilakukan.
Mengingat, Yogyakarta menjadi salah satu kota yang diprediksi manjadi jujugan untuk berwisata. Satu di antara manajemen yang bakal dilakukan adalah memberlakukan inspeksi keselamatan (ramp chek) di Imogiri yang merupakan jalur wisata menuju bukit Mangunan, Bantul.
"Kemarin saya sudah ambil langkah, Di terminal Imogiri, akan kami adakan ramp chek terhadap bus. Kenapa bus? Karena bus akan menempuh elevasi yang sedemikian rupa. Kami sudah meminta pendapat beberapa ahli termasuk kontruksi PU. Secara ruas jalan (di bukit bego) yang terjadi kecelakaan kemarin memadai, hanya secara landscape atau topografinya, secara teknis itu kemiringannya terlalu ekstrim bagi beban bus," Kata Dirlantas Polda DIY Kombes Pol Iwan Saktiadi, di Mapolda DIY, Senin (25/4/2022).
Jalur Imogiri - Mangunan di Kabupaten Bantul itu selama ini memang menjadi Jalur favorit wisatawan yang menghubungkan beberapa destinasi.
Di antaranya, Bukit Mangunan - Becici. Kemudian bisa ke Breksi, Malioboro ataupun turun ke Parangtritis. Menurut Iwan, gelombang arus wisatawan di momen libur lebaran mulai H+1 diprediksi cukup besar ada di jalur tersebut sehingga perlu dipenggal di terminal Imogiri melalui ramp check.
Baca juga: Dua Pasangan Bukan Suami Istri Terjaring Razia Satpol PP Bantul Selama Bulan Ramadan 2022
Pihaknya juga akan melihat situasi dan kondisi di lapangan. Jika dijalur tebing Breksi Prambanan sudah padat dan tidak memungkinkan lagi menampung bus wisatawan maka pihaknya akan mengadopsi pola seperti di puncak Bogor.
Misalnya, pukul 08.00-10.00 pagi dibuka jalur khusus naik. Kemudian pukul 10.00-11.00 kendaraan yang sudah naik dipaksa turun untuk bergantian dengan lainnya. Begitu seterusnya. Tetapi kebijakan ini bersifat tentatif dan diberlakukan dengan melihat situasi dan kondisi lapangan.
"Tapi jika memang sudah tidak muat, ya akan kami tutup. Polri bekerja dengan hukum tertingginya adalah kesehatan dan keselamatan masyarakat. Jika sudah tidak bisa memadai karena di sana tanjakannya cukup tajam. Jika bus tidak bisa masuk ke lokasi (wisata) dan harus menunggu di tanjakan. Kekhawatiran kami tidak kuat kemudian mundur kena lainnya, maka akan fatal," kata dia.
Manajemen juga akan diberlakukan di kawasan Parangtritis. Pantai selatan di Bantul itu, menjadi primadona wisatawan dengan rata-rata kunjungan akhir pekan hingga 26 ribu. Di libur lebaran, kondisinya diprediksi akan membludak.
Karenanya, di TPR Parangtritis nantinya ada petugas keliling menunggut retribusi dari kendaraan wisatawan. Ini untuk memperlancar tiketing.
Lebih jauh, Mantan Kapolres Sukoharjo ini memastikan hingga saat ini belum ada lonjakan arus mudik signifikan yang masuk dari perbatasan Yogyakarta.
Kendati demikian, sejumlah persiapan telah dilakukan Kepolisian untuk mengantisipasi terjadinya kepadatan lalulintas di Sleman, Bantul, Kulon Progo, Gunungkidul, maupun Kota Yogyakarta. Terutama diseputar kawasan Malioboro.
Kepadatan wisata di Yogyakarta diperkirakan akan mulai terjadi setelah lebaran. Iwan mengatakan, H+1 diprediksi akan ada mobilitas yang cukup besar di Bumi Mataram dengan tujuan utama di kawasan Malioboro. Karenanya, ada sejumlah skenario yang disiapkan apabila terjadi kepadatan kendaraan di seputar icon Yogyakarta itu.
"Jika berhenti, padat. Maka ada upaya pengalihan. Mungkin di Tugu bisa. Atau akses lain yang mendekati Malioboro. Seperti abu Bakar Ali, pasar kembang, kilometer nol maupun jalan Mataram. Kapan akan diterapkan? Situasional. Tentunya, roda kendaraan akan bergulir tidak stagnan pada satu tempat. Mereka melintas dan berjalan," kata dia.