Pakar Fisiologi UGM: Ini Lima Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Olahraga di Bulan Ramadan

Melakukan olahraga saat puasa merupakan hal yang penting untuk tetap menjaga kesehatan agar tetap bahagia dan bugar. 

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Pixabay/RyanMcGuire
ilustrasi olahraga saat puasa 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Melakukan olahraga saat puasa merupakan hal yang penting untuk tetap menjaga kesehatan agar tetap bahagia dan bugar. 

Bahkan, banyak pakar kesehatan yang menganjurkan untuk tetap aktif bergerak meski sedang menjalani ibadah puasa.

Pakar Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr dr Zaenal Muttaqien Sofro AIFM mengatakan, olahraga wajib dilakukan secara rutin meski di bulan Ramadan.

“Jika tubuh kurang bergerak di masa Covid-19 dan Ramadan ini, justru akan memperbesar kena risiko berbagai penyakit, termasuk infeksi virus corona,” paparnya, Sabtu (9/4/2022).

Baca juga: Harga Emas ANTAM Hari Ini Naik Rp 6.000 Jadi Rp 994.000 per Gram

Dia menjelaskan, setidaknya ada lima hal yang diperhatikan saat melakukan olahraga di bulan puasa.

“Ada lima hal yang perlu diperhatikan saat melakukan olahraga di bulan ramadhan, pertama adalah waktu olahraga, jenis olahraga, asupan makanan yang diperlukan, memperbanyak minum dan memperhatikan jam tidur,” tambahnya.

Terkait dengan waktu olahraga, Zaenal menyarankan agar aktivitas itu dapat dilakukan  saat menjelang berbuka puasa.

Idealnya, bisa dilakukan sekitar 30-60 menit menjelang berbuka karena mendekati waktu maka, sehingga tubuh dapat segera mendapat asupan energi kembali.

“Mengenai jenis olahraga yang dapat dilakukan saat bulan puasa sangat bermacam-macam. Pada dasarnya sesuaikan dengan kemampuan tubuh masing-masing namun tidak dalam intensitas tinggi. Lakukan jenis olahraga intensitas ringan sampai sedang, seperti berjalan, jogging, dan bersepeda,” jelasnya.

Ia turut menjelaskan, karbohidrat menjadi sumber energi utama bagi tubuh. Karbohidrat dapat mengembalikan kadar glukosa darah yang menurun saat berpuasa. 

“Makan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks dan serat, yang memiliki indeks glikemik rendah diperlukan karena membantu melepaskan energi secara perlahan sehingga energi dalam tubuh tidak cepat habis,” bebernya.

Zaenal juga menyarankan orang yang berpuasa untuk memakan makanan yang mengandung indeks glikemik rendah pada saat berbuka puasa bertujuan untuk meningkatkan cadangan karbohidrat. 

“Jika mengonsumsi makanan yang mengandung indeks glikemik tinggi, maka kadar gula darah akan cepat meningkat tetapi akan cepat habis juga. Beberapa contoh makanan yang memiliki indeks glikemik rendah adalah singkong, ubi dan nasi merah,” jelasnya.

Baca juga: PSS SLEMAN Akhiri Kerjasama dengan Manajer dan Tim Pelatih

Selain itu, Zaenal juga menyarankan untuk mengkonsumsi cairan 1,5-2L setiap hari yang dapat diminum antara waktu berbuka puasa dan sahur untuk menghindari dehidrasi.

Menurutnya, waktu tidur juga harus diperhatikan dan kebutuhannya berbeda untuk orang dewasa dan anak-anak.

“Untuk orang dewasa memerlukan waktu tidur sekitar 7-9 jam per hari. Waktu tidur yang kurang dapat mempengaruhi kinerja tubuh. Tidur siang mungkin kadang diperlukan untuk mempertahankan kondisi tubuh tetap sehat,” tegasnya. (Ard)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved