Berita Sleman Hari Ini

Groundbreaking Jalan Tol Yogyakarta-Bawen,  Dirjen Bina Marga: Dimulainya Peradaban yang Luar Biasa

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR , Hedy Rahadian menginginkan pembangunan jalan tol Yogyakarta-Bawen zero accident (tanpa kecelakaan).

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Ahmad Syarifudin
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian saat memberi sambutan dalam kegiatan groundbreaking pembangunan jalan tol Yogyakarta- Bawen di dusun Sanggrahan, Tirtoadi Sleman 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR , Hedy Rahadian menginginkan pembangunan jalan Tol Yogyakarta-Bawen zero accident (tanpa kecelakaan).

Selain itu hamparan pemandangan yang indah di lokasi tol memiliki nilai beautifikasi.

Saat sambutan di dusun Sanggrahan dalam peletakan batu pertama atau groundbreaking dimulainya pembangunan jalan tol sepanjang lebih kurang 76 kilometer itu, Hedy sempat bercerita tentang Maharaja Prabu Sri Ratu Sanjaya yang telah memindahkan pusat Pemerintahannya dari Jawa Tengah Bagian Utara ke daerah tersebut yang disebutnya Medang ing Mataram. 

" groundbreaking ini bagi saya pribadi adalah selebrasi, karena kita sedang berada di wilayah dimulainya peradaban yang luar biasa. Mungkin sekitar 14 abad yang lampau," kata dia, mengawali cerita, Rabu (30/3/2022) 

Hedy mengatakan, monumen Prabu Sanjaya ada di gunung Wukir, Kadiluwih, Salam atau berjarak sekitar 20 kilometer.

Diceritakan, ketika Gubernur Jenderal Hindia-Belanda di bawah imperium Inggris, Raffles pertama kali menemukan puncak Borobudur kemudian melakukan penggalian.

Baca juga: Tol Yogyakarta-Bawen Mulai Dibangun, Sri Sultan HB X Berharap Kontraktor Lokal Dilibatkan

Raffles melihat ada mahakarya yang luar biasa, dan yang terpercik dipikiran kala itu adalah bangsa penjajah mana yang menjajah Jawa dan sanggup membangun bangunan semegah itu. 

Hasil riset Raffles, dalam buku History Of Java, kata Hedy, mendapati bahwa yang membangun mahakarya Borobudur adalah orang Jawa itu sendiri.

Menurutnya, pada abad 7-8 Sanjaya dan keturunannya telah memulai peradaban besar yang melahirkan mahakarya seperti Borobudur maupun Prambanan. 

Karena itu, Ia mengingatkan bahwa proses pembangunan jalan Tol Yogyakarta-Bawen memiliki banyak tantangan.

Semakin banyak menggali maka jangan kaget ketika banyak menemukan artefak peninggalan masa lalu. 

"Karena di sinilah pusat peradaban. Jadi selebrasi yang kita lakukan sekarang ini adalah kita ingin membuktikan bahwa kita semua keturunannya, bisa membangun peradaban yang lebih besar dari peradaban yang diturunkan, yang dilahirkan oleh Sanjaya dan keturunannya, leluhur kita zaman dahulu," kata dia. 

Pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen menurutnya memiliki tantangan yang cukup tinggi.

Sebab, proses pembangunan tetap harus menjaga daerah heritage dan kelestarian lingkungan.

Trase-nya melewati daerah potensi gempa, sungai lahar dingin hingga wilayah mata air yang harus tetap dijaga. 

“Dalam pembangunan, kita harus cepat karena pimpinan kita selalu meminta kita kerja cepat, tapi kita juga harus menghindarkan kemungkinan-kemungkinan dan dampak yang tidak bagus," tuturnya. 

Jalan tol Yogyakarta-Bawen ini, sesuai rencana, dibangun dengan panjang 75,82 kilometer.

Menghubungkan wilayah DIY dan Jawa Tengah. Rinciannya, 67,05 kilometer terletak di Jawa Tengah dan sepanjang 8,77 kilometer ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Jalan tol dengan biaya investasi senilai Rp 14, 26 triliun dan biaya pengadaan lahan senilai Rp 7,7 triliun ini terdiri dari 6 seksi.

Yaitu seksi 1 menghubungkan Sleman - Banyurejo sepanjang 8,25 kilometer. Kemudian disambung seksi 2, Banyurejo - Borobudur sepanjang 15,26 kilometer. Seksi 3 Borobudur - Magelang sepanjang 8,8 kilometer.

Seksi 4 Magelang - Temanggung sepanjang 16,26 kilometer dan seksi 5 Temanggung - Ambarawa sepanjang 22,56 kilometer. Terakhir seksi 6 adalah Ambarawa - Bawen sepanjang 5,21 kilometer. 

Jalan Tol Yogyakarta-Bawen ini dibangun dengan 2x2 lajur dan masing-masing lebar lajur 3,6 meter.

Ada 4 simpang susun dan satu junction (persimpangan jalan). Desain konstruksi menggunakan at grade sepanjang 69,51 kilometer dan elevated 6,31 kilometer. 

Direktur Utama PT Jasa Marga Jogja-Bawen, Oemi Vierta Moerdika menjelaskan, progres pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol Yogyakarta - Bawen di seksi 1 (Sleman - Banyurejo) sudah mencapai 92,28 persen atau 10,45 persen dari progres keseluruhan total lahan yang akan dibebaskan.

Setelah groundbreaking , proses konstruksi akan dimulai segera di seksi 1 dan ditargetkan rampung pada Kuartal IV Tahun 2023.

Seksi 1 ditargetkan mulai beroperasi di awal tahun 2024 yang akan terhubung dengan Jalan Tol Solo-Yogyakarta dan bandara Yogyakarta International Airport di Junction Sleman

Jika pembebasan lahan sesuai dengan target, maka prioritas konstruksi selanjutnya adalah di seksi 2 yang menghubungkan Banyurejo-Borobudur.

Kemudian, lanjut di seksi 3 Borobudur-Magelang dan seksi 6 Ambarawa-Bawen yang ditargetkan selesai pada Kuartal II tahun 2024. Artinya, seksi 2 dan seksi 3 nantinya akan terhubung dengan seksi 1 yang lebih dahulu beroperasi. 

"Sedangkan pembangunan kontruksi untuk seksi 6 (Ambarawa- Bawen) juga akan diprioritaskan, karena lahan lebih siap di wilayah Bawen yang terkoneksi dengan Jalan Tol Semarang-Solo," katanya. 

Adapun konstruksi untuk seksi 4 Magelang-Temanggung dan Seksi 5 Temanggung-Ambarawa direncanakan selesai pada Kuartal IV tahun 2024 yang akan melengkapi pengoperasian Jalan Tol Yogyakarta-Bawen secara penuh.

Hal ini menyesuaikan dengan rencana alokasi dana pembebasan lahan dari Pemerintah serta menimbang kondisi medan perbukitan sehingga harus dilakukan pembangunan tunnel atau terowongan sepanjang 500 meter di seksi 5.

Baca juga: Penjual Karpet Masjid di Kota Yogyakarta Kebanjiran Order Jelang Ramadan Tahun Ini

Sementara itu, Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta, Kadarmanta Baskara Aji, setelah prosesi groundbreaking di dusun Sanggrahan mengaku bangga sekaligus bahagia. Karena baginya, ini adalah momen bersejarah di mana pertama kali groundbreaking jalan tol di Daerah Istimewa Yogyakarta. 

"Indonesia sudah banyak jalan tol nya, tapi di DIY membangun jalan tol yang pertama adalah di tempat ini. Jadi saya kira, ini perlu dicatat sebagai sejarahnya DIY," kata dia. 

Ia berharap, dengan dibangun jalan tol yang menghubungkan Yogyakarta dengan Jawa Tengah sekaligus daerah-daerah di Pulau Jawa ini akan memperlancar arus transportasi baik barang, logistik maupun penumpang sehingga Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA) di Kulon Progo dapat dimanfaatkan dengan optimal. Imbasnya, destinasi Pariwisata bisa dikunjungi oleh masyarakat dengan lebih mudah. 

"Kami berharap membawa kesejahteraan masyarakat di DIY dan sekitarnya. Sebab dengan adanya jalan tol kemudahan lebih efisien, lebih cepat dan tidak ada lagi yang menghambat perjalanan barang maupun penumpang," ujar dia. (rif)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved