Bupati Bantul Abdul Halim Muslih

Bupati Bantul Sebut Budi Daya Tanaman Jamu di Desa Srimulyo Bisa Tingkatkan Perekonomian Warga

Bupati Bantul menilai potensi budi daya tanaman jamu di Desa Srimulyo, Kapanewon Piyungan, dapat meningkatkan perekonomian warga.

Penulis: IJS | Editor: APS
DOK. Humas Pemkab Bantul
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat meninjau potensi budi daya tanaman jamu di Desa Srimulyo, Kapanewon Piyungan, Padukuhan Ngelosari Bantul beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJOGJA.comBupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, budi daya tanaman jamu di Desa Srimulyo, Kapanewon Piyungan, Padukuhan Ngelosari Bantul dapat meningkatkan perekonomian warga Bantul.

“Terutama, budi daya tanaman jamu dan empon-empon sebagai obat tradisional,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (30/3/2022).

Untuk diketahui, usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Desa Srimulya mengembangkan sentra budi daya tanaman jamu yang daerahnya juga berpotensi sebagai destinasi wisata. 

Bupati Abdul Halim menyebutkan, jamu sebagai obat tradisional herbal  dari hulu sampai hilir harus dikembangkan di Kabupaten Bantul.

Baca juga: Lantik Panewu dan Ketua TP-PKK Bantul, Bupati Abdul Halim Beberkan Harapannya

“Ekosistem jamu ini harus terus menerus kita kuatkan dan kita perluas di desa dan kelurahan yang potensial untuk dikembangkan,” terangnya. 

Adapun Desa Sri Mulyo memiliki beraneka ragam potensi, salah satunya lahan pekarangan sebanyak 15 hektar (ha) yang bisa dijadikan sebagai pemanfaatan penanaman budi daya empon, seperti jahe, laos, dan jamu.

Bahkan, pengelolaan desa budi daya empon-empon tersebut sudah memiliki 22 mitra. Beberapa di antaranya adalah Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Song Hong Kong Korea University.

Mitra-mitra tersebut mendampingi pengelolaan budi daya di Desa Sri Mulya selama dua hingga tiga tahun. Para mitra juga memberdayakan perempuan dan kepemudaan untuk kegiatan UMKM.

Baca juga: Apresiasi Kegiatan Silaturahmi Warkaban, Bupati Abdul Halim Optimis Bantul Lebih Sejahtera dan Maju

“Oleh karenanya, saya mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan kepada Pak Lurah Wajiran sebagai Desa Sri Mulyo yang telah mengembangkan ekosistem jamu di Melosari,” ungkapnya.

Sementara itu, Wajiran yang juga menjadi pengelola budi daya jamu mengatakan, pihaknya berinisiatif membentuk kawasan desa di wilayahnya sebagai desa wisata yang mendunia.

“Desa Sri Mulyo dulunya dikenal karena masyarakatnya memiliki kebiasaan perokok berat. Kemudian, semenjak kepala dukuh dan tokoh setempat mengingatkan warganya mengubah kebiasaan tersebut, jadilah pengelolaan dusun yang lebih baik,” ungkapnya.

Setelah berselang hingga tiga tahun, ide untuk mengembangkan desa wisata yang sehat pun tercetus karena memiliki potensi jamu herbal.

Baca juga: Wujudkan Bantul Bersih Sampah 2025, Bupati Abdul Halim Tekankan Program Super Prioritas

Selain dikenal sebagai desa dengan budi daya empon-empon, Desa Sri Mulyo juga dikenal memiliki struktur organisasi yang baik, terutama dalam pengelolaan posyandu bagi lansia dan remaja.

Selain itu, dari sisi strategis, Desa Sri Mulyo terdiri dari wilayah pegunungan sehingga sering terjadi krisis air. Namun, desa ini memiliki potensi untuk ditanam jahe hingga laos sebagai budi daya empon-empon.

Sebagai desa wisata budi daya jamu, desa ini sering dikunjungi dari berbagai wilayah, seperti Kulon Progo, Purworejo, Demak, dan Wonogiri.

Beberapa pihak pun pernah mengunjungi Desa Sri Mulyo, mulai dari menteri, bupati, sekretaris daerah, hingga camat. Desa wisata ini juga masuk menjadi kategori desa dengan destinasi terbanyak, yaitu 19 wisata.

Baca juga: Pulihkan Ekonomi Daerah, Bupati Abdul Halim Minta Petani Ikan di Bantul Ciptakan Inovasi

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved