Progres Pembangunan Jalan Tol Jogja-Bawen: Lahan Ditambah 1.099 Bidang, Tersebar di 7 Desa di Sleman
Untuk progres pembebasan lahan jalan tol Yogyakarta-Bawen sesuai dokumen perencanaan sejauh ini sudah mencapai 92 persen.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Proses pembangunan jalan Tol Yogyakarta-Bawen akan memasuki tahap finalisasi desain dan tender.
PGS Direktur Utama PT Jasamarga Jogja Bawen (JJB), Oemi Vierta Moedrika, mengatakan pihaknya sedang merampungkan desain akhir pembangunan tol penghubung DIY dengan Jawa Tengah tersebut.
"Kami sedang persiapan tender dan finaliasi desain. Kalau sudah ada kepastian kami informasikan," katanya saat dikonfirmasi pada Selasa (15/3/2022).
Dijelaskan, untuk progres pembebasan lahan tol sesuai dokumen perencanaan sejauh ini sudah mencapai 92 persen.
Akan tetapi setelah dilakukan kajian desain lebih lanjut, kebutuhan lahan lebih besar dari desain awal.
Sehingga pihaknya harus melakukan penambahan lahan.
Total penambahan lahan tersebut mencapai 1.099 bidang yang tersebar di tujuh desa di Kabupaten Sleman.
Rinciannya, Desa Tirtoadi, Kapanewon Mlati ada 308 bidang, Desa Margomulyo, Kapanewon Seyegan ada 129 bidang, kemudian Desa Margodadi, Kapanewon Seyegan ada 80 bidang.
Selanjutnya, di Desa Margokaton, Kapanewon Seyegan ada 228 bidang, lalu di Desa Banyurejo, Kapanewon Tempel ada 247 bidang, Desa Tambakrejo, Tempel ada 93 bidang, dan Desa Sumberejo, Tempel ada 14 bidang.
"Totalnya kurang lebih 37 persen dari lahan perencanaan awal. Kami terus berupaya untuk mempercepat pembangunan fisiknya. Nanti dimulai dari Jogja, karena Penloknya yang sudah selesai Jogja," terang dia.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan (PJBH) Tol Jogja-Bawen, Wijayanto, mengatakan perluasan lahan dilakukan agar sebagian konstruksi tol tidak terlalu dekat dengan Selokan Mataram yang merupakan cagar budaya.
Menurutnya perluasan lahan itu tidak menggeser titik yang telah ditentukan sebagai lokasi pembangunan, melainkan hanya menambah luasan.
“Sepanjang Selokan Mataram itu kan Cagar Budaya yang memang ada jarak tertentu tidak boleh terlalu dekat (dengan konstruksi tol). Perluasan lahan ini bukan pada titik tertentu, tetapi sepanjang Selokan Mataram dan jalan inspeksi, badan sungai karena itu dilindungi. Itu menjadi kawasan cagar budaya,” katanya.
Wijayanto menambahkan Satker berkomitmen terhadap upaya penghormatan sekaligus melestarikan situs-situs bersejarah maupun cagar budaya seperti Selokan Mataram di tengah pembangunan jalan tol.
Menurutnya pada perencanaan sebelumnya, sebenarnya sudah ada jarak cukup lumayan meski ada beberapa titik yang nyaris menyentuh bagian Selokan Mataram.
Akan tetapi berdasarkan hasil evaluasi maka jarak itu diupayakan untuk diperlebar agar konstruksi tidak terlalu dekat dengan selokan.
Untuk diketahui bahwa ruas jalan tol Jogja-Bawen di sepanjang selokan mataram akan dibuat elevated atau melayang. (*)