Bupati Bantul Abdul Halim Muslih
Hadapi Persaingan Global, Bupati Bantul Ingin Santri Perkaya Wawasan dan Bermental Baja
Santri merupakan generasi penerus bangsa sekaligus menjadi salah satu tumpuan negara dalam menghadapi persaingan global di masa depan.
Penulis: Hotria Mariana | Editor: Wandha Nur Hidayat
TRIBUN-JOGJA.com – Santri merupakan generasi penerus bangsa sekaligus menjadi salah satu tumpuan negara dalam menghadapi persaingan global di masa depan.
Hal tersebut dikatakan Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, saat menghadiri Santripreneur Camp 2022 yang diadakan di Kebun Buah Mangunan, Jalan Imogiri, Dlingo, pada Sabtu (12/3/2022) hingga Minggu (13/3/2022). Kegiatan ini dihadiri sekitar 100 santri dan perwakilan dari berbagai pondok pesantren di Yogyakarta.
Lebih lanjut, Halim mengatakan, antarnegara ingin berebut pengaruh dan saling menjajah di era persaingan global. Bahkan, penjajahan ini cenderung tidak hanya secara militer, tetapi juga secara ekonomi. Oleh karena itu, para santri yang ingin menjadi wirausahawan harus punya daya saing kuat.
“Kompetisi global demikian ketat dan dahsyatnya sehingga antarnegara bisa saling mematikan. Maka dari itu, Indonesia harus memiliki competitiveness yang kuat," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Tribun Jogja, Minggu.
Untuk meningkatkan daya saing, Halim pun mengimbau para santri agar terus memperkaya wawasan dan memahami lebih detail perkembangan ekonomi, baik tingkat nasional maupun global. Dengan begitu, ide-ide baru diharapkan muncul dan sikap adaptif dapat tumbuh.
Selain itu, ia juga berpesan agar para santri calon wirausaha punya mental baja supaya tahan menghadapi beragam tantangan ketika berwirausaha, mulai dari bencana alam hingga resesi ekonomi.
Contohnya seperti yang dialami usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Meski digempur pandemi Covid-19, sektor ini dinilai tetap mampu bertahan sebagai salah satu penggerak ekonomi negara. Begitu pula dengan sektor pertanian dan telekomunikasi.
Para santri, lanjut Halim, juga perlu memiliki sifat sabar dan tawakal dalam berwirausaha. Menurut dia, banyak pengusaha dengan modal besar bangkrut karena tidak punya kedua sifat tersebut.
"Sabar, tawakal, dan harus cermat dalam mengambil peluang serta keputusan. Jika salah mengambil keputusan, atau mengalami rugi bahkan bangkrut, sebaiknya bersabar dan mulai lagi. Pasalnya, putus asa itu adalah dosa besar bagi muslim, apalagi santri," terangnya.
Halim menambahkan manusia yang baik di dalam ajaran Islam adalah manusia yang bisa mencari rezeki halal secara mandiri alias dengan tenaga dan pikirannya sendiri.
"Semoga para peserta Santripreneur Camp 2022 bisa menjadi wirausahawan andal yang tak hanya dapat membangun diri, tapi juga Indonesia," harapnya.