Erupsi Gunung Merapi
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran 5 Km, 193 Warga Kalitengah Lor Sleman Mengungsi
Gunung Merapi mengeluarkan Awan Panas Guguran (APG) beruntun, sebanyak enam kali pada 9 -10 Maret 2022 dinihari sejauh lebih kurang 5 kilometer
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Gunung Merapi mengeluarkan Awan Panas Guguran (APG) beruntun, sebanyak enam kali pada 9 -10 Maret 2022 dinihari sejauh lebih kurang 5 kilometer.
Ratusan warga Kalitengah Lor , Kalurahan Glagaharjo, Cangkringan, dilaporkan sempat Mengungsi di Balai Kalurahan setempat.
Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Kabupaten Sleman, Bambang Kuntoro mengatakan, warga Kalitengah Lor yang Mengungsi sebanyak 193 orang.
Baca juga: Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran, 193 Warga Dievakuasi ke Balai Desa Glagaharjo Sleman
Mereka mengungsi di Balai Kalurahan secara mandiri yang dimulai sekira pukul 11.15 WIB, dibantu armada dari TRC BPBD Sleman dan sejumlah relawan.
Para Pengungsi tersebut terdiri dari Lansia 38 orang, anak-anak atau balita 40, ibu hamil 1 dan dewasa 114 orang.
"Tadi pagi pukul 04.00 WIB yang dewasa sudah kembali ke rumah. Ibu-ibu dan anak-anak kerena hujan sempat bertahan. Tapi ini sudah pada pulang," kata Bambang, dihubungi Kamis (10/3/2022).
Saat ini Gunung Merapi dinilai sudah melandai. Meskipun masih terpantau ada aktivitas guguran Awan Panas dengan skala relatif kecil.
Bambang mengatakan, jarak luncur tadi malam sejauh 5.000 meter melalui alur sungai ke arah tenggara merupakan yang terjauh di 2022 ini.
Karena itu, warga Kalitengah Lor , di Glagaharjo langsung turun dan memilih untuk Mengungsi .
"Selain itu, aktivitas penambangan dan warga di Kaliadem, Kepuharjo tadi malam langsung bergeser ke bawah. Mereka tidak Mengungsi tapi bergeser ke bawah," kata dia.
Baca juga: Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas Guguran, 60 Warga Balerante Klaten Mengungsi ke Balai Desa
Kepala Pelaksana BPBD Sleman , Makwan mengatakan, kegiatan penambangan sementara ditutup. Bahkan, akses jalan menuju penambangan juga sudah ditutup.
Termasuk akses jip wisata yang dari Kepuharjo maupun dari Ngrangkah menuju Bunker Kaliadem sementara ditutup.
"Untuk kesiapsiagaan dan kewaspadaan apabila terjadi potensi erupsi berikutnya," kata dia. (rif)