Erupsi Gunung Merapi
BPPTKG Jelaskan Pembentukan Awan Panas Guguran Gunung Merapi Pada 9-10 Maret 2022
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG ) menjelaskan proses terbentuknya Awan Panas Guguran (APG) dari
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
BPPTKG menilai, Awan Panas Guguran yang keluar sejak semalam masih berada di jalur aman.
Dikatakannya, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara, cakupan potensi meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Baca juga: Pemkab Sleman Raih Opini WTP Ke-11 Atas LKPD Tahun 2021
“Untuk saat ini, masyarakat belum perlu mengungsi, tapi akan terus memantau dan mengevaluasi apabila ada perubahan ke depan,” tukasnya.
Hanik menyampaikan, hawa panas di Yogyakarta tidak berkaitan secara langsung dengan meningkatnya aktivitas Gunung Merapi.
Ia menilai, hawa panas yang terasa beberapa waktu belakangan ini masih berkaitan dengan pengaruh iklim meteorologi yang dominan.
“Ada kenaikan suhu di puncak gunung, tapi hanya dirasakan di area sekitar puncak itu saja. Secara keseluruhan, panasnya Yogyakarta ini masih dipengaruhi iklim,” tandas Hanik. (Ard)