KISAH Perjalanan Karier Hilman Hariwijaya Sebelum Menerbitkan Lupus
Hilman Hariwijaya, penulis Lupus yang hari ini meninggal dunia, ternyata sudah menekuni dunia sastra sejak masih SMP. Berikut kisah lengkapnya.
Penulis: Alifia Nuralita Rezqiana | Editor: Joko Widiyarso
Ia juga bercerita bahwa zaman itu ia juga sering berkumpul dengan komunitas penulis Gelanggang Remaja.
Baca juga: KISAH Jessica, Penderita Down Syndrome yang Wujudkan Mimpi Jadi Model Cantik
Menang lomba menulis saat SMP dan magang di majalah
Lupus boleh jadi salah satu karya Hilman yang tertua dan paling hit. Namun, sebenarnya Hilman sudah mempublikasikan karya pertama pada 1977 saat ia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).
“Waktu itu saya masih SMP (saat menerbitkan) karya pertama. Terus tahun 1978 (saya) menang juara mengarang di majalah,” tuturnya.
Seperti diketahui, pada era tersebut, setiap tahun banyak majalah yang menggelar lomba menulis cerita.
Usai memenangkan lomba tersebut, Hilman mengaku bahwa namanya menjadi populer di sekolah. Bahkan, ia juga diundang menjadi redaktur tamu di majalah Kawanku.
“Saya (saat itu) juga bingung. Diundang (ke majalah) tapi tugasnya itu cuma menyeleksi puisi-pusi kiriman, cerpen-cerpen kiriman, untuk dimuat di majalah Kawanku. (Kerjanya) bantuin redakturnya, jadi kayak magang gitu deh,” ujar Hilman.
Ia bercerita, setelah banyak mendapat ilmu dari majalah Kawanku, ia sempat pindah ke majalah Hai dan mendapat mentoring langsung dari penulis Arswendo Atmowiloto.
“Saya beruntung karena memang ketemu sama penulis-penulis hebat pada zaman itu,” kata Hilman.
Cerita di balik penerbitan karya Lupus

Hilman mengatakan, ia menceritakan pengalaman hidupnya selama di bangku sekolah dan menuangkannya dalam kisah Lupus.
“Semua pengalaman-pengalaman yang saya dapatkan dari SMA dibukukan menjadi serial Lupus,” ujarnya.
“Itu juga sebenarnya ditantangin sama Mas Wendo (Arswendo Atmowiloto),” katanya.
Hilman menerangkan, seperti halnya Lupus yang diterbitkan oleh Majalah Hai, cerita Keluarga Cemara (karya Arswendo Atmowiloto) yang akhirnya dialih wahanakan menjadi film pada 2018 lalu juga berawal dari Majalah Hai.
“Itu (Keluarga Cemara) juga dulu serial di Majalah Hai sebelum Lupus. Nah, karena Mas Arswendo menulis itu, saya juga pengen,” tuturnya.
“Akhirnya saya ngajuin satu konsep serial remaja Lupus,” kata Hilman.
Ia menyampaikan, serial Lupus mendapat sambutan baik dari pembaca melalui surat pembaca.