Headline

Alasan Sri Sultan Hamengku Buwono X Minta PTM di Yogyakarta Disetop

Sri Sultan HB X: "Sekolah untuk sementara ini jangan (PTM) dulu, deh. Kita masih mengamati, kemarin (Minggu) kan masih (bertambah) 1.700 kasus.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Tribun Jogja/ Yuwantoro Winduajie
Ilustrasi - Suasana PTM 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, meminta agar sekolah di DIY menghentikan kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM). Hal ini menyikapi lonjakan kasus Covid-19 yang masih terus terjadi hingga kini.

"Sekolah untuk sementara ini jangan (PTM) dulu, deh. Kita masih mengamati, kemarin (Minggu) kan masih (bertambah) 1.700 kasus biarpun yang sembuh juga 1.400," terang Sultan saat ditemui di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (7/3/2022).

Raja Keraton Yogyakarta ini melanjutkan, penambahan kasus Corona di wilayahnya belum menunjukkan adanya tren penurunan. Sebab, jumlah kasus harian yang dilaporkan masih bersifat fluktuatif.

Perkembangan penularan Covid-19 di DIY pun diprediksi masih tinggi hingga beberapa pekan ke depan.

"Kondisi mulai menurun nanti kalau antara jumlah yang terinfeksi dan sembuh lebih banyak yang sembuh. Nanti akan sampai di situ. Kalau sudah di situ maka akan semakin menurun," terang Sultan. "Sekarang masih saya belum bisa mengambil langkah yang lebih jauh. Ini masih (melihat) bisa sampai 2.000 (kasus) lagi enggak," sambungnya.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X (TRIBUNJOGJA.COM/ Yuwantoro Winduajie)

Kendati demikian, sebenarnya kegiatan PTM masih diizinkan oleh pemerintah pusat. Namun kapasitas maksimal ruang kelas dibatasi sebesar 50 persen dari total keseluruhan peserta didik. Hal itu berlandaskan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3. "Ya, semua kan ketentuannya PPKM 3 kan diperpanjang lagi. Kita kan enggak bisa keluar dari itu ketentuannya," bebernya.

Sri Sultan pun mengingatkan masyarakat untuk tak kendor menerapkan protokol kesehatan. Hal ini untuk memutus rantai penularan sehingga grafik penambahan kasus dapat merosot tajam. "Berarti kan fluktuatif, belum tentu grafik itu akan menurun terus. Berarti masih ada kemungkinan naik," bebernya.

Hindari risiko

Kegiatan PTM di Kota Yogyakarta yang sedianya bakal digulirkan kembali per Selasa (8/3) ini, dipastikan mengalami penundaan. Sebaran Covid-19 yang cenderung masih tinggi, membuat Pemkot Yogyakarta pun enggan mengambil risiko.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani mengatakan, pihaknya sudah mengeluarkan rekomendasi terkait penundaan PTM di jenjang SD dan SMP. Menurutnya, selaras dengan rekomendasi tersebut, kegiatan PTM baru bisa digelar pada 14 Maret 2022.

"Jadi, (pemberhentian PTM) diperpanjang lagi sampai 14 Maret. Pertimbangannya karena kasus (Covid-19) kan masih tinggi. Hanya diperpanjang minggu ini saja. Semoga minggu depan kasus sudah turun, sehingga sekolah bisa kembali belajar luring," jelasnya, Senin (7/3/2022).

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori, mengaku dapat memahami apa yang menjadi pertimbangan dinkes dalam menunda PTM. Toh, ia menilai, penularan Covid-19 yang cukup masif membuat PTM sangat berisiko.

"Kita manut (nurut) dengan Dinkes, bagaimana rekomendasinya. Sekarang kita hanya berharap kasus harian Covid-19 di kota dan DIY pada umumnya bisa menurunlah. Sekarang ini kan belum signifikan penurunannya," urainya.

Hanya saja, pihaknya telah mengusulkan agar siswa-siswi kelas VI dan IX atau tingkat akhir di SD dan SMP, mendapat restu guna memulai lagi kegiatan belajar mengajar luring. Sebab, kondisinya saat ini tinggal dua bulan menjelang Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD).

"Kami baru koordinasi dengan dinkes, kita menargetkan itu, untuk kelas VI dan IX, karena mereka tingkat akhir, ya, bisa masuk atau kembali PTM lagi," ujar Budi.

Dijelaskannya, anak didik di tingkat akhir harus mendapat asupan materi yang memadahi untuk menghadapi ujian akhir. Ia menilai, sejauh ini PTM masih paling efektif guna menjaga kualitas hasil belajar. Tapi, pihaknya tidak bisa memaksakan kehendak dan menanti keputusan terbaik.

"Karena mau ujian juga kan, ASPD, jadi kita memberikan rekomendasi PTM untuk kelas akhir. Tidak sebatas empat mapel (yang diujiankan) saja," cetus Budi. "Mereka kan harus mendapat pendidikan yang optimal, ya, untuk mengakhiri suatu jenjang. Misalnya nanti kuotanya diatur, diisi 50 persen dari daya tampung kelasnya, itu sebenarnya enggak masalah," lanjutnya.

Sleman PTM

Dinas Pendidikan Sleman memastikan, PTM semester genap di Sleman hingga saat ini masih dilaksanakan terbatas dengan kapasitas 50 persen. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) metode belajar dari rumah diberlakukan ketika ditemukan kasus positif Covid-19 di sekolah tersebut.

"Yang ada kasus langsung PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), sementara yang tidak ada (kasus) masih PTM kapasitas 50 persen. Sementara masih seperti itu," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Ery Widaryana, Senin (7/3/2022).

Dia menjelaskan, PTM terbatas dengan kapasitas 50 persen tersebut berpedoman pada SKB 4 menteri tentang penyesuaian pembelajaran di masa pandemi Covid-19 di satuan pendidikan yang tidak ditemukan kasus positif. Namun, jika ditemukan kasus maka satuan pendidikan tersebut harus segera berkoordinasi dengan puskemas dan gugus tugas penanganan Covid-19 tingkat kapanewon.

"Jangka waktu pelaksanaan PJJ mengacu pada rekomendasi puskesmas setempat, atau tim gugus penanggulangan Covid-19 tingkat kapanewon berdasarkan pelaksanaan tracing maupun pengendalian penyebaran Covid-19," terang dia. (tro/aka/rif)

Baca Tribun Jogja edisi Selasa 8 Maret 2022 halaman 01

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved