Titik Pertemuan Tol Yogyakarta Bawen dan Tol Yogyakarta Solo
Tribunjogja.com beberapa waktu lalu, proses pembebasan lahan pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen sudah mencapai 91 persen.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Proyek Tol Yogyakarta-Bawen-Solo

Tribunjogja.com Sleman - Pembangunan Tol Yogyakarta Bawen dan Tol Yogyakarta Solo terus berlanjut.
Beberapa perkampungan di wilayah Sleman yang terdampak sudah mendapatkan ganti rugi.
Warga terdampak pun sebagian sudah mendapatkan ganti rugi.
Tanah yang terdampak pun sebagian besar sudah diratakan tanah.

Satu diantaranya padukuhan Sanggrahan, Tirtoadi, Mlati, Sleman yang menjadi titik pertemuan dalam proyek pembangunan Tol Yogyakarta Bawen dan Tol Yogyakarta Solo .
Pantuan Tribunjogja.com pada Jumat (4/3/2022) di sebagian besar wilayah itu, rumah warga yang terdampak sudah rata tanah.
Ada pula yang disisakan bangunan tanpa genting rumah.

Catatan Tribunjogja.com, di padukuhan Sanggrahan, ada 120 bidang tanah dari total 344 bidang tanah di Kalurahan Tirtoadi yang tergerus dalam proyek pembangunan Tol Yogyakarta Bawen .
Tercatat juga 60 - 70 bidang berupa objek bangunan.
Lainnya lahan persawahan maupun pekarangan.
Jumlah tersebut belum termasuk bidang yang terdampak jalur Tol Yogyakarta Solo .
Informasi yang diterima Tribunjogja.com beberapa waktu lalu, proses pembebasan lahan pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen sudah mencapai 91 persen.

Pihak Satker Pelaksana Jalur Bebas Hambatan (PJBH) Kemen PUPR melanjutkan upaya pembebasan lahan proyek strategis itu.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) PJBH Kemen PUPR Wijayanto mengatakan, proses pembayaran ganti untung terakhir di Desa Banyurejo, Tempel, Kabupaten Sleman.
Untuk 2022 kali ini, mereka memiliki target menyelesaikan sisa lahan yang belum menerima ganti untung sebelum Juli.
"Target 2022 menyelesaikan sisanya. Progres semuanya sudah 91 persen," katanya, Rabu (9/2/2022).
Dia menambahkan, 9 persen sisa lahan yang belum terselsaikan adalah tanah kas desa, tanah wakaf dan tanah milik instansi.
"Itu memang tanah karakter khusus, artinya butuh proses panjang karena ada perizinan khusus," ujarnya.
Dia menjelaskan, total lahan di Banyurejo yang telah dibayarkan ada 224 objek pengadaan tanah dengan luasan 72.058 meter persegi.
"Total uang ganti keuntungan sebesar Rp126 miliar," terang Wijayanto.
Sedangkan untuk tanah kas desa yang harus dibebaskan dijelaskan oleh Wijayanto kurang lebih 37 bidang.
"Nilanya kurang lebih Rp95 miliar dengan luasan 5,7 hektar," ungkap dia.
Wijayanto menambahkan, seharusnya targat penyelesaian pengadaan lahan itu diawal tahun ini.
Hanya saja terdapat rencana penambahan lahan, sehingga proses pengadaan lahan pun harus diperpanjang.
Dengan adanya rencana penambahan lahan itu, proses pembangunan fisik pun belum akan dimulai.
"Kami perkirakan Juli 2022 pengadaan lahan dan pembayaran ganti untung selesai 100 persen," pungkasnya. ( Tribunjogja.com | Rif | hda )