Perang Rusia Ukraina

Pesan Valdimir Putin Kepada Para Pengusaha : Bersiap-siaplah!

Presiden Rusia, Vladimir Putin mengajak para pemimpin bisnis di negaranya untuk bersiap-siap menghadapi sanksi ekonomi

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
DW/Reuters
Presiden Rusia Vladimir Putin 

TRIBUNJOGJA.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan diberlakukannya operasi militer terhadap Ukraina, pada Kamis (24/2/2022) pagi. Ia kemudian mengulang pesan itu lagi pada sore harinya dengan menyebutkan bahwa tidak ada cara lain untuk membela Rusia selain melancarkan operasi.

Berbicara kepada perwakilan terkemuka komunitas bisnis Rusia pada hari Kamis, Putin mengajak mereka untuk bersiap dalam menghadapi berbagai kemungkinan terkait sanksi ekonomi.

Bahkan Bursa Efek Moskow telah mengumumkan bahwa sesi Jumat pagi untuk perdagangan saham dan berjangka telah dibatalkan.

"Mereka tidak memberikan kami kesempatan untuk melakukan sebaliknya. Risiko keamanan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mungkin untuk merespons dengan cara lain," tandasnya.

Putin mengatakan bahwa Kremlin telah menganalisis risiko geopolitik dari sanksi baru oleh Barat, tetapi tidak dapat memperkirakan semua dampak potensial.

“Kita semua, dan Anda juga, memahami dunia tempat kita hidup, dan bersiap dengan satu atau lain cara untuk apa yang terjadi sekarang dalam hal kebijakan pembatasan dan sanksi,” kata Putin.

Hal itu dijawab oleh perwakilan kalangan bisnis dengan penuh oprimisme.

Alexander Shokhin, kepala Persatuan Industrialis dan Pengusaha Rusia (RUIE), menegaskan bahwa para pengusaha sudah banyak belajar terbukti mampu bertahan dan keluar dari masa-masa sulit.

Kondisi yang terjadi sekarang pun, meskipun ada pengaruhnya, tapi mereka yakin mampu melewatinya.

"Tentu saja, situasi geopolitik saat ini mengarah pada fakta bahwa bisnis Rusia harus bekerja dalam kondisi yang sulit, dengan mempertimbangkan berbagai jenis pembatasan. Tetapi saya ingin mengkonfirmasi bahwa tidak hanya negara, ekonomi secara keseluruhan telah belajar. untuk bertahan dari krisis, tetapi juga sejak 2014, bisnis Rusia telah belajar untuk beradaptasi dengan fenomena krisis dan, terlebih lagi, telah belajar untuk memecahkan masalah pembangunan," katanya.

"Kami memahami bahwa sanksi baru akan jauh lebih keras daripada semua pembatasan sebelumnya, mereka akan mempengaruhi banyak sektor," tambah Shokhin.

Oleh sebab itu, tambahnya, perusahaan Rusia harus bekerja lebih energik dan efisien, memastikan kelancaran aktivitas perusahaan mereka, menghindari pemutusan hubungan kerja, kelangkaan, serta kenaikan harga.

"Strategi substitusi impor perlu diterapkan, mencari mitra baru di negara-negara yang siap melanjutkan kerja sama, tetapi tentu saja, banyak juga tergantung pada ketepatan waktu dan keberhasilan kegiatan pemerintah," tambah kepala RUIE.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, AS telah mengancam Rusia dengan sanksi yang dapat menghancurkan ekonomi Rusia jika akan mengambil tindakan militer di dalam Ukraina.

Ini terjadi menyusul pengakuan Putin atas dua republik Donbass pada hari Senin.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved