Kisah Tugimin Pendiri Sop Ayam Pak Min Klaten Temukan Resep Legendaris
Sosok Tugimin pendiri Sop Ayam Pak Min Klaten ternyata seorang veteran perang di wilayah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Iwan Al Khasni
Sosok Tugimin pendiri Sop Ayam Pak Min Klaten ternyata seorang veteran perang di wilayah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Bagaimana Tugimin bisa menjadi pengusaha Sop Ayam?

Kisah itu ceritakan lagi oleh anak keempat Pak Min, Tukiman (46) saat berbincang dengan TribunJogja.com di rumahnya di Desa Sekarsuli, Klaten Utara, Rabu (23/2/2022).
Menurut Tukiman yang akrab disapa Pak Ragil itu, saat menjadi pejuang perang melawan Belanda dan Jepang ayahnya bertugas di bagian logistik khususnya juru masak.
"Bapak memiliki keahlian masak memang sejak dari kecil. Bahkan pernah menjadi bagian veteran perang sebagai juru masak," kenang Tukiman.
Ia menjelaskan, setelah masa penjajahan dan agresi militer Belanda berakhir, Pak Min mulai merintis usaha sup ayam pada tahun 1960.
Pak Min, lanjutnya dulunya juga mendapatkan uang pensiunan veteran setiap bulannya.
"Dulu itu bapak tugasnya di bagian logistik hingga ikut mengantarkan makanan sendiri," jelasnya.

Namun, ia tidak tahu persis Pak Min bertugas di wilayah mana, namun masih di wilayah Kabupaten Klaten.
"Dulu berjuang di wilayah Klaten. kan ada pos-pos di masing-masing wilayah," ucapnya.
Saat menjadi juru masak pada masa penjajahan kolonial Belanda itu, lanjut Tukiman bapaknya menemukan resep sup ayam yang legendaris itu.
"Nah resep sup ini ditemukan saat menjadi pejuang tersebut. Ini murni resepnya temuan bapak," kata dia.
Disamping itu, lanjut Tukiman untuk menjaga cita rasa Sop Ayam Pak Min Klaten agar tetap stabil, dirinya rutin berkeliling ke setiap cabang sup ayam yang ia kelola.
"Saya setiap minggu keliling ke cabang untuk mencicipi rasa. Jadi kerjaan saya itu seminggu pulang untuk keliling di semua cabang ngetes rasa di cabang yang saya kelola," urainya.
"Ini perlu agar rasa tetap stabil sebab kandungan air kan beda-beda, seperti air di Bogor dan Jawa Tengah kan beda," ulasnya.
Hingga saat ini, lanjut Ragil dirinya mengelola sebanyak 10 cabang Sop Ayam Pak Min.
Masing-masing cabang terdapat 7 hingga 8 karyawan.
"Saat ini kita belum membuka franchise (waralaba) karena semua kakak-kakak saya juga mengelola dan kita mempertahankan warisan resep dari orang tua," katanya.
Ia mengaku lebih tertarik untuk membuat bumbu sachet Sop Ayam Pak Min agar bisa menjangkau pelanggan lebih luas lagi.
"Saya ingin ini kedepannya bikin bumbu sachetnya Sop Ayam Pak Min. Sekarang sedang nyari-nyari orang yang bisa bikin ekstraknya," ulasnya.
Dikisahkan sebelumnya, Sop Ayam Pak Min Klaten ini dirintis oleh pasangan suami istri Tugimin (Pak Min) dan Wagiyem.
Kala itu Pak Min berjualan keliling secara pikulan.
Pak Min berjualan sup ayam dengan cara dipikul tersebut ditekuni sekitar 10 tahun.
Saat itu, Pak Min menjual sup ayam dari kampung ke kampung hingga rute terakhirnya berhenti di Terminal Klaten .
Pak Min berjualan dari pagi hingga sore hari.
"Dulu terminal Klaten itu berada di lokasi masjid raya Klaten sekarang."

"Bapak merintis usaha itu dibantu oleh ibu saya dalam menyiapkan bahan-bahannya," kenang anak keempat Pak Min, Tukiman.
"Awalnya bapak saya itu berkeliling menjajakan sup ayam.
"Kelilingnya bukan pakai gerobak ya tapi dipikul," ucap Pak Ragil.
Sebelum akhirnya berkembang pesat dan bisa memiliki 40 cabang yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.
Saat memulai usaha itu, Tukiman atau yang karib disapa Pak Ragil bahkan belum lahir.
Pak Tugimin waktu memikul itu isi pikulannya berupa kuah sup, ayam yang sudah dibumbui, nasi dan isian perlengkapan sup.
"Bapak juga pernah cerita jika saat memikul dagangan, ia pernah sampai ketumpahan kuah sup karena beratnya beban yang dipikul," imbuhnya.
Saat awal-awal merintis usaha, sup ayam tersebut tidak langsung ramai.
Kadang kala, dagangan ada juga yang bersisa.
Namun, Pak Min tetap tekun berjualan sembari memantapkan rasa dari sup ayam itu.
Seiring berjalannya waktu, usaha Sop Ayam Pak Min Klaten bertransformasi ke gerobak.
Pada tahun 1980-an, Sop Ayam Pak Min Klaten membuka warung pertama di Pasar Gede Klaten.
"Saat tahun 1980-an itu anak-anak bapak sudah menjelang besar."
"Kami bersaudara ada 4 orang, saya yang paling kecil," ucapnya.
Adapun keempat anak Pak Min bernama, Sihono, Sih Mulyoto, Triyono dan Tukiman.
"Warung di pasar itu sangat ramai dulunya. Masaknya masih pakai kayu bakar sehingga ruangannya sedikit gelap kena asap," kenangnya.
Warung Sop Ayam Pak Min Klaten di Pasar Gede Klaten itu bertahan hingga tahun 1998.
Kemudian pada, tahun 1999 membuka cabang pertama di Jalan Mayor Kusmanto, Desa Sekarsuli, Kecamatan Klaten Utara.
"Saya memang yang awal membuka cabang usaha ini dari kakak-kakak saya," imbuhnya.
Hingga saat in, Sop Ayam Pak Min Klaten telah memiliki 40 cabang yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia seperti, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah hingga D.I Yogyakarta.
"Kalau yang saya mengelolanya ad 10 cabang. Saya dapat kebagian yang di Jawa Barat, Klaten dan Yogyakarta," ucapnya. ( Tribunjogja.com | ALMURFI SYOFYAN )