39 Guru dan 29 Siswa Terpapar Covid-19, Klaten Setop PTM 50 Persen di Bangku SMP dan PAUD
Hingga saat ini terdapat 21 SMP di Klaten yang siswa atau gurunya pernah terpapar Covid-19.
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten melalui Dinas Pendidikan (Disdik) setempat akhirnya memutuskan menyetop pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di bangku PAUD dan SMP daerah itu.
Meroketnya penambahan kasus aktif di daerah itu serta mulai banyaknya guru dan siswa yang terkonfirmasi Covid-19 menjadi pertimbangan utama dari kebijakan tersebut.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Klaten, Yunanta, menjelaskan hingga saat ini terdapat 21 SMP yang siswa atau gurunya pernah terpapar Covid-19.
"Untuk itu, mulai Senin 21 Februari besok, seluruh SMP dan PAUD di Klaten menyetop PTM dan metode pembelajaran kembali ke PJJ," ujarnya pada wartawan Minggu (20/2/2022).
Menurut dia, untuk PTM di tingkat sekolah dasar (SD) mulai Senin masih menjalani PTM 50 persen.
Sebab, pihaknya baru akan merapatkan dengan pihak terkait mengenai status pembelajaran di SD, apakah tetap PTM 50 persen atau kembali ke pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"Kalau PAUD kita putuskan kembali ke PJJ karena sebagian besar kan anak-anak ini belum divaksin. Jadi kita putuskan PAUD dan SMP kembali ke PJJ, SD besok rapat soal PTM atau PJJ," imbuhnya.
Diakui Yunanta, sejak PTM di sekolah diberlakukan di wilayahnya, sudah terdapat 39 guru dan 29 siswa di 21 SMP yang terpapar Covid-19.
Meski demikian, ia menegaskan hingga saat ini belum terdapat klaster Covid-19 di sekolah.
"Kita mencegah terjadinya klaster di sekolah itu, makanya kita kembalikan ke PJJ, ulasnya.
Pelaksanaan PJJ di bangku PAUD dan SMP ini, lanjut Yunanta akan diberlakukan hingga 10 hari ke depan sembari memantau situasi Covid-19 di Klaten.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Jogonalan, Endah Sulistyowati, mengatakan jika pihaknya sudah mendapatkan informasi mengenai PJJ di bangku SMP.
"Kemarin kami memang dipanggil oleh Disdik untuk rakor daring menindaklanjuti banyaknya sekolah yang lockdown dan kami diminta masukannya dan disimpulkan PTM 50 persen dihentikan dan kembali ke PJJ," imbuhnya.
Ia membenarkan, jika banyaknya guru dan siswa yang mulai mengalami sakit namun belum bisa dipastikan apakah sakit karena terpapar Covid-19 atau demam biasa.
"Namun demi kesehatan akhirnya kita sepakat untuk PJJ. Saya juga sudah koordinasi dengan guru-guru dan orang tua untuk kembali ke PJJ, mulai Senin besok," tandasnya. (*)