Berita Internasional

Korsel Longgarkan Pembatasan, Republik Dominika Deklarasikan Kembali ke Kehidupan Normal

Korsel akan melonggarkan pembatasan pandemi pada Jumat (18/2). Kebijakan ini dilaksanakan saat beban kasus harian negara itu melampaui 100.000.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
zoom-inlihat foto Korsel Longgarkan Pembatasan, Republik Dominika Deklarasikan Kembali ke Kehidupan Normal
AFP/JUNG YEON-JE
MEMAKAI MASKER - Warga Korea Selatan mengenakan masker berjalan ke stasiun kereta api di Seoul, Jumat (18/2/2022). Beban kasus Covid-19 harian Korea Selatan melampaui 100.000 untuk pertama kalinya.

TRIBUNJOGJA.COM, SEOUL - Korea Selatan (Korsel) akan melonggarkan pembatasan pandemi pada Jumat (18/2/2022). Kebijakan ini dilaksanakan bahkan ketika beban kasus harian negara itu melampaui 100.000 untuk pertama kalinya.

Covid-19 di Korea Selatan mencatatkan rekor 109.831 kasus baru pada Kamis (17/2/2022). Para ahli kesehatan memperingatkan, jumlah ini bisa meningkat menjadi 270.000 kasus baru sehari bulan depan.

Terlepas dari lonjakan kasus, pejabat Seoul mengatakan, mereka akan melonggarkan pembatasan dengan mengizinkan kafe dan restoran tetap buka satu jam tambahan hingga pukul 10 malam mulai Sabtu (19/2/2022).

"Mempertimbangkan semakin dalam kesulitan mata pencarian dan ekonomi rakyat, kami menyimpulkan bahwa penyesuaian minimum tidak dapat dihindari," kata Perdana Menteri Korsel Kim Boo-kyum dikutip dari AFP.

Sebagian besar penduduk Korea Selatan yang memenuhi syarat telah divaksinasi dan di-booster. Terlepas dari rekor kasus harian di negara berpenduduk 52 juta orang itu, tingkat kematian tetap sangat rendah.

"Kami fokus pada kelompok berisiko tinggi dalam hal penyelidikan epidemiologi dan manajemen pelacakan kontak," kata Lee Ki-il, pejabat Kementerian Kesehatan.

"Investigasi kontak ekstensif sekarang terbukti agak tidak efektif," tambah mereka.

Korea Selatan awal bulan ini meninggalkan program "lacak, uji, dan rawat" yang sempat dibanggakan, karena lonjakan drastis dalam kasus Omicron mengancam membanjiri sistem perawatan kesehatannya.

Alih-alih melakukan tes massal dan pelacakan kontak agresif, pemerintah kini meminta pasien dengan gejala ringan atau sedang untuk isolasi mandiri di rumah. Pihak berwenang juga memprioritaskan tes PCR untuk orang berusia 60 tahun atau lebih.

Pemerintah Korea Selatan menghadapi reaksi keras dari usaha kecil dan wiraswasta, yang menyebut pembatasan Covid--termasuk batasan buka sampai pukul 9 malam--merugikan mereka.

Sementara itu, Republik Dominika mencabut semua pembatasan Covid-19 pada Kamis (17/2).

Pembatasan tersebut termasuk kewajiban memakai masker dan pemeriksaan vaksin di ruang publik.

Dilansir Reuters, kebijakan tersebut diambil meski target vakinasi Pemerintah Republik Dominika sebesar 70 persen untuk orang dewasa belum tercapai.

Presiden Republik Dominika Luis Abinader menyampaikan pengumuman tersebut di media sosial dan melalui televisi pada Rabu (16/2) malam waktu setempat. “Sudah waktunya untuk memulihkan semua kebebasan dan cara hidup kita,” ujar Abinader.

Republik Dominika mulai melonggarkan tindakan pencegahan Covid-19 sejak Juli 2021, ketika pihak berwenang mengakhiri jam malam yang berlaku sejak Maret 2020. Sebelum pengumuman pencabutan semua pembatasan, pemerintah telah mewajibkan pemakaian masker di tempat-tempat umum.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved