Berita Klaten Hari Ini

Menelusuri Jejak Pabrik Gula Karanganom di Klaten, Pernah Jaya pada 1840 hingga 1930

Keberadaan Pabrik Gula Karanganom di Desa Karangan, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten , Jawa Tengah bukanlah isapan jempol belaka.

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa / KITLV 1920
Penampakan utuh dugaan bangunan Pabrik Gula Karanganom yang memiliki 4 cerobong asap di Desa Karangan, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. 

Ia menyebut, jika Pabrik Gula Karanganom diperkirakan berdiri tahun 1840-an dan aktif berproduksi hingga tahun 1930.

"Kalau warga Belanda yang terakhir meninggal di sini tahun 1925, tapi 1930 informasinya masih ada aktivitas pabrik namun tidak bertahan lama karena kena krisis malaise atau krisis ekonomi dunia hingga pabrik sini mati," ucapnya.

Sebagaimana diketahui, krisis malaise mengguncang perekonomian dunia selama rentang waktu 10 tahun mulai 1929 hingga 1939.

Selain itu, Hari juga menyebut sistem pendinginan mesin Pabrik Gula Karanganom juga cukup modern pada masanya sebab juga ditemukan saluran air yang mengarah ke dalam bekas bangunan pabrik berada.

"Di sini ada saluran air di bawah pabrik untuk sistem pendingin mesin, sebab dulu mesin itu didinginkan dengan menggunakan air yang dialirkan ke dalam pabrik, sampai kini jalurnya masih ada," ulasnya.

Sementara itu, dari pantauan Tribunjogja.com , Kamis (10/2/2022) sekitar pukul 13.30 WIB, di Desa Karangan, secara fisik, keberadaan Pabrik Gula Karanganom tersebut memang sudah hampir punah ditelan zaman.

Tak ada bangunan pabrik yang masih berdiri layaknya Pabrik Gula Gondang yang berada di pinggir jalan Yogyakarta-Solo di Kecamatan Jogonalan atau Pabrik Gula Ceper di Jalan Karangwuni-Pedan di Kecamatan Ceper.

Baca juga: Melihat Jejak Manis Pabrik Gula Karanganom Peninggalan Hindia Belanda di Klaten

Bangunan pabrik yang diyakini berada di Dukuh Tanjunganom, Desa Karangan itu sudah berevolusi menjadi pemukiman warga.

Banyak bangunan-bangunan semi modern yang berdiri di tengah kampung tersebut.

Meski demikian, sisa-sisa bangunan seperti pagar bangunan pabrik dan pondasi cerobong asap dari gedung utama pabrik tersebut masih terlihat jelas.

Pondasi dari cerobong asap itu memiliki tinggi sekitar 5 meter dengan lebar sekitar 7 meter dan panjang pondasi sekitar 10 meter.

Jejak keberadaan pabrik gula lainnya seperti saluran air bawah tanah menuju pabrik dan bangunan bekas kantor pejabat pabrik yang juga sudah disulap menjadi perkampungan juga masih terlihat.

Menuju ke arah utara, berdiri sebuah lapangan tenis yang lantainya merupakan peninggalan asli dari Belanda.

Di luar lapangan tenis, terdapat pondasi pagar pabrik yang sudah hampir rata dengan badan jalan beraspal.

"Lapangan tenis ini dibuat setelah zaman Belanda, tapi ini lantainya merupakan lantai bangunan loji Belanda dan masih kokoh," ucap Kepala Desa Karangan, Gunarto saat ditemui di desa itu.

Baca juga: Cerita Pabrik Gula Karanganom Pernah Jadi yang Terbesar di Klaten (2-Habis)

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved