Berita DI Yogyakarta Hari Ini

Pemda DIY Jemput Bola Pasien Covid-19 yang Jalani Isolasi Mandiri 

Pemda DIY akan mengoptimalkan strategi jemput bola bagi pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri ( isoman ) di rumah.

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Yuwantoro Winduajie
Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemda DIY akan mengoptimalkan strategi jemput bola bagi pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri ( isoman ) di rumah.

Bagi pasien yang rumahnya tidak memenuhi persyaratan, diimbau untuk melaksanakan karantina ke tempat isolasi terpusat ( Isoter ).

Layanan jemput bola itu untuk meminimalisir potensi penularan Covid-19 mengingat sebagaian besar masyarakat di DI Yogyakarta cenderung memilih untuk melakukan isoman ketika terinfeksi Virus Corona.

Baca juga: Indeks Pembangunan Manusia di Kota Yogyakarta Meningkat, Angka Kemiskinan Tetap Melonjak

"Kita akan kerja sama dengan Dinkes, satgas, babinsa dan bhabinkamtibmas (untuk jemput bola) karena dari survei masyarakat memang lebih suka isoman. Tapi kalau rumah tidak memenuhi syarat kan akan memperparah potensi penularan," terang Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Biwara Yuswantana, Rabu (9/2/2022).

Biwara menjelaskan, strategi penanggulangan Covid-19 di DIY agak berbeda dengan sebelumnya. Karena saat ini lonjakan kasus terkonfirmasi diduga disebabkan oleh merebaknya varian Omicron

VIrus varian baru tersebut memang lebih cepat menular dibanding varian delta. Namun tingkat keparahan dan gejalanya tergolong ringan.

"Dengan perkembangan terakhir ini kita justru sekarang fokus prioritasnya adalah penyiapan isolasi baik isolasi mandiri maupun terpadu. Karena kasus naik cepat tapi tidak bergejala," terangnya.

"Kalau pengalaman delta di Juli (2021) beban itu ada di RS. Itu berkaitan dengan darurat keselamatan orang, kecepatan ambulans atau akses ke RS menjadi kunci keselamatan," tambahnya.

Biwara menyebut bahwa 97 persen pasien Covid-19 di DIY saat ini merupakan orang tanpa gejala (OTG) hingga pasien bergejala ringan. Kendati demikian, mereka tetap harus menjalani karantina untuk memutus rantai penularan.

Sebab, varian Omicron juga berbahaya jika menginfeksi lansia maupun warga dengan penyakit penyerta atau komorbid.

Selain itu jika penularan tak kunjung dapat ditekan, tentunya juga akan berpengaruh terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

"Tapi kalau jumlahnya banyak juga berdampak sosial ekonomi kan harus isolasi. Supaya yang masuk isoter dan isoman sedikit penularan kita cegah dengan prokes dan penegakan hukum yang akan diintensifkan," paparnya.  

Baca juga: Masih Ada 22.692 Dosis, Stok Vaksin Covid-19 di Kota Yogyakarta Aman

Sementara itu, Ketua Satgas Covid-19 DIY KGPAA Paku Alam X dalam rapat koordinasi bersama pemerintah pusat menuturkan, DIY saat ini telah mempersiapkan isoter dengan daya tampung sebanyak 1.496 orang. 

Rincian selter tersebut merupakan selter yang dikelola Pemda DIY, seltera pantauan Dinas Sosial DIY, dan selter kalurahan yang juga disiagakan.

Dalam pertemuan itu, pusat meminta DIY agar mengoptimalkan kembali strategi penjemputan pasien yang melakukan isolasi mandiri di rumah untuk dipindahkan ke isolasi terpusat

“Kami siap melaksanakan arahan tersebut untuk menjemput pasien yang isoman di rumah,” tegas Sri Paduka. (tro) 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved