Kecelakaan Bus di Imogiri

FAKTA-FAKTA Laka Maut Bus di Bukit Bego Imogiri Bantul yang Renggut 13 Nyawa Termasuk Sang Sopir

Kecelakaan maut yang menimpa satu rombongan bus dari Sukoharjo, Jawa Tengah terjadi di Bukit Bego, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Bantul, Min

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
Tribun Jogja/Miftahul Huda
Sebuah bus pariwisata rusak parah setelah mengalami kecelakaan di Jalan Imogiri-Mangunan, tepatnya di bawah Bukit Bego, Imogiri Bantul, Minggu (6/2/2022) siang. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kecelakaan maut yang menimpa satu rombongan bus dari Sukoharjo, Jawa Tengah terjadi di Bukit Bego, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Bantul, Minggu (6/2/2022).

Dari kecelakaan tersebut, setidaknya ada 13 orang meninggal dunia, termasuk sopir bus yang bernama Ferianto (35). Ia juga merupakan warga Sukoharjo, Jawa Tengah.

Kapolres Bantul, AKBP Ihsan mengatakan, kecelakaan itu bermula ketika bus bernopol AD 1507 EH itu kesulitan menanjak di kawasan Bukit Bego.

Saat melintasi tanjakan, sebagian penumpang diminta turun agar mengurangi beban kendaraan. Setelahnya, bus yang mengangkut 47 penumpang itu berhasil melewati tanjakan meski secara perlahan.

Sayangnya, saat melaju di turunan, bus tiba-tiba oleng dan kehilangan kendali.

Bus itu pun menabrak bukit dengan keras.

“Menaiki Bukit Bego, kendaraan tidak kuat, sehingga sebagian penumpang turun agar kendaraan bisa menaiki tanjakan,” terangnya dalam konferensi pers di Polres Bantul.

Ihsan mengungkap, saat tiba di lokasi kejadian, petugas menemukan empat penumpang yang tewas di tempat.

Sedangkan, 9 sisanya, termasuk sang sopir meninggal dalam perjalanan.

Berikut sejumlah fakta terkait kecelakaan bus mau di Bukit Bego, Dlingo, Imogiri.

1. Jasa Raharja pastikan korban dapat asuransi

PT Jasa Raharja menjamin biaya perawatan dan santunan kematian kepada para korban kecelakaan maut bus pariwisata di Bukit Bego.

Kasubbag Administrasi Santunan PT Jasa Raharja DIY, Erwin Nur Patria Krisna mengatakan, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan rumah sakit yang menerima korban kecelakaan bus maut itu.

Ia menjelaskan, penyerahan santunan bagi korban yang meninggal dunia akan diberikan pada ahli waris atau keluarga korban.

“Prinsipnya, santunan akan diberikan sesuai dengan domisili korban. Nanti, pembayaran santunan meninggal dunia koordinasi dengan cabang di Sukoharjo,” ucapnya.

Sementara, untuk korban luka, perawatan rumah sakit akan dijamin oleh PT Jasa Raharja.

Adapun santunan yang diberikan senilai Rp 50 juta untuk korban meninggal dunia dan Rp 20 juta untuk korban luka.

2. Ada 9 korban meninggal berasal dari Desa Mranggen, Sukoharjo

Sebanyak 13 orang meninggal dunia dalam kecelakaan bus maut itu, termasuk sopir bus tersebut, Ferianto (35).

Sedangkan, 34 penumpang lain mengalami luka-luka.

Setidaknya, 9 korban meninggal berasal dari Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo.

Kepala Desa Mranggen, Darmadi menjelaskan, dari para korban meninggal itu ada 1 orang asal Sragen, 2 orang asal Kelurahan Wonorejo.

Sisanya, mereka adalah warga Desa Mranggen. Pemakaman korban dilaksanakan pada Senin (7/2/2022).

Para korban merupakan karyawan pabrik konveksi, PT Adiva Sukoharjo yang sedang berjalan-jalan ke Yogyakarta.

3. Sopir bus diduga tidak menguasai medan jalan

Kanit Penegakan Hukum (Gakkum) Satlantas Polres Bantul, Iptu Maryanta mengatakan, sopir bus diduga tidak menguasai medan jalan.

Dari penuturan saksi yang berada di dalam bus, sebelum kejadian, sopir tampak panik karena tidak bisa mengendalikan kendaraannya.

Kondisi tanjakan dan turunan tajam di kawasan tersebut memang cukup berbahaya bagi sopir yang tidak menguasai medan.

Keadaan semakin buruk apabila kondisi kendaraan tidak sehat.

Selain sopir bus yang kurang menguasai medan, pihak kepolisian juga menduga rem dari bus itu blong.

4. Sempat ada dua penumpang terpental dari bus

Salah seorang saksi, Muhammad Elko Pasa mengatakan, dirinya sempat melihat dua orang terpental dari bus ketika kendaraan membentur dinding tebing di Jalan Imogiri-Dlingo, Wukirsari, Bantul.

Elko menyaksikan bus pariwisata bernomor polisi AD 1507 EH itu terseok saat melintasi jalan menurun dari arah timur menuju barat.

"Saya lihat dari atas, posisi sopir berusaha ngerem sudah bunyi (ces, ces, ces). Kemungkinan gak nutut (gak kuat) dia oleng, kecepatan tinggi," katanya, ditemui di lokasi kejadian.

Elko tak sengaja melihat insiden itu. Ia hanya kebetulan melintas di lokasi kejadian.

"Saya melintas lalu berhenti membantu betulin mobil mogok. Bus datang dari timur, sudah tak kode untuk ngerem," katanya.

Elko berada di lajur kanan dari arah timur sementara bus itu melaju di lajur kiri. Di depan bus, ada empat sepeda motor dan satu mobil.

“Tiba-tiba bus dari belakang itu goyang kanan dan kiri. Bagian belakang menabrak tebing. Ada penumpang yang terlempar, bapak dan ibu. Sepertinya kondisinya sudah tidak sadar,” ucapnya lagi.

5. Tiga balita selamat

Kapolres Bantul, AKBP Ihsan menyebut, korban tewas di laka maut itu memiliki rentang usia 10-75 tahun.

Ia mengatakan, tiga balita yang menjadi korban dalam kecelakaan bus tersebut mengalami luka. Sekarang, tiga balita masih dalam perawatan.

"Korban diantar ke keluarga masing-masing, sekali lagi berduka cita kepada korban atas peristiwa ini. Tentunya akan kami olah TKP dan penyidikan penyebab kecelakaan. Kami proses sesuai ketentuan yang berlaku," ujar dia.

( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved