Kisah Sukses Pemuda di Jogonalan Klaten Hasilkan Uang Puluhan Juta Per Bulan dari Budidaya Ayam Hias

Warga Desa Tangkisan Pos, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini sukses menggeluti budidaya ayam hias.

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Almurfi Syofyan
Muhammad Khoerul Fadhli saat menunjukkan ayam hias yang ia budidayakan di rumahnya di Desa Tangkisan Pos, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (5/2/2022) 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Hobi ternyata bisa mendatangkan rezeki apabila ditekuni secara sungguh-sungguh.

Setidaknya itu yang dirasakan oleh pemuda bernama Muhammad Khoerul Fadhli ini.

Warga Desa Tangkisan Pos, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini sukses menggeluti budidaya ayam hias.

Dalam sebulan, pria berusia 24 tahun itu bahkan bisa meraup omzet hingga Rp90 juta.

Awal mula Khoerul, begitu dia kerap disapa, melakoni budidaya ayam hias kala masih duduk di bangku kuliah.

"Saya memang hobi memelihara ayam, khususnya ayam hias. Awalnya saat kuliah beli ayam brahma 2 ekor dengan harga Rp500 ribu," ujarnya pada awak media di rumahnya, Sabtu (5/2/2022).

Kemudian, dari yang awalnya hanya 2 ekor bisa berkembang dan beranak pinak.

Ia pun kemudian mencoba menjual anak-anak ayam brahma itu.

"Anakan itu kita jual per ekor Rp200 ribu, dari hasil penjualan anak-anak ayam itu kita belikan lagi indukan ayam brahma," ucapnya.

Baca juga: Kisah Atty, Nenek 72 Tahun Warga Bantul yang Kebanjiran Pesanan Baju Imlek untuk Boneka  

Baca juga: Cerita di Balik VIRAL Mobil yang Ditinggal Pemiliknya Selama Sebulan di Bengkel Dinamo di Magelang

Budidaya ayam brahma itu pun berkembang cukup cepat sampai akhirnya, Khoerul memiliki 14 ayam brahma betina dan 3 pejantan.

Keberhasilan yang didapat tak membuat jiwa muda Khoerul berpuas diri.

Jebolan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini pun mulai melirik jenis ayam hias lainnya.

Ia pun mulai mencoba membudidayakan ayam hias jenis pheasant dan merak.

"Kita juga update materi ke ayam pheasant seperti gold pheasant, silver pheasant, yellow pheasant, ringneck pheasant dan lady amherst pheasant," imbuhnya.

Sementara, untuk jenis merak, Khoerul mengembangkan merak biru india, merak putih dan jenis merak lainnya.

Disinggung terkait penjualan, lanjutnya ada beberapa jenis ayam hias yang sedang digandrungi para pembeli.

"Untuk jenis pheasant, golden pheasant dan yellow pheasant cukup stabil. Kalau jenis merak paling banyak diminati adalah jenis merak biru india karena harganya lebih murah dari jenis merak lainnya," ucapnya.

Muhammad Khoerul Fadhli saat menunjukkan ayam hias yang ia budidayakan di rumahnya di Desa Tangkisan Pos, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (5/2/2022)
Muhammad Khoerul Fadhli saat menunjukkan ayam hias yang ia budidayakan di rumahnya di Desa Tangkisan Pos, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (5/2/2022) (TRIBUN JOGJA / ALMURFI SYOFYAN)

Satu pasang ayam pheasant, lanjut dia, paling murah Rp 2,5 juta dan paling mahal jenis merak putih Rp 50 juta per pasang.

"Sebulan bisa terjual puluhan ekor, kalau omzet bisa Rp 80-90 juta," ucapnya.

Terkait pemasaran, lanjutnya sudah terjual ke hampir seluruh wilayah Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua.

"Tapi paling banyak pembeli masih dari Jakarta dan Surabaya, namun kita juga pernah kirim ke Kalimantan dan Papua," ulasnya.

Khoerul mengatakan, perawatan ayam hias masih sama dengan ayam-ayam pada umumnya.

Apalagi untuk kategori pheasant dan merak lebih tahan terhadap penyakit.

"Jadi perawatan tidak ada hal khusus, paling kita perhatikan luas kandangnya saja kalau merak minimal 3x3 meter dan pheasant bisa 1,5x2 meter itu sudah cukup," imbuhnya.

( tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved