Deteksi Antraks di Yogyakarta Digencarkan, Pakar Mikrobiologi UGM Beberkan Cara Pencegahannya

Adapun penyebab penyakit antraks yakni keberadaan bakteri Bacillus anthrasis yang menyerang hewan-hewan ruminansia.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
Lifepack.id
Ilustrasi antraks 

 


Namun, sebelum mati, mereka biasanya akan merasa tertekan kesakitan dan membenturkan kepalanya.

 


Kemudian, muncul pembengkakan di mandibula, peradangan, demam tinggi hingga 41-42 derajat Celcius dan sesak nafas hingga mati.

 


“Ciri khas spesifik hewan terkena antraks adalah setelah mati, hewan akan mengeluarkan darah sampai kecoklatan atau kehitaman dari lubang, seperti hidung, mulut dan anus. Rektum juga menyembul,” paparnya.

 


Lantas, bagaimana cara penularannya?

 


Prof Wahyuni atau yang kerap disapa Prof AETH ini mengatakan, bakteri Bacillus anthracis tadi akan membentuk spora.

 


Spora itu bisa saja ada di rumput yang kemudian dimakan oleh sapi. Dari situ, hewan bisa terpapar antraks.

 


“Spora ini tahan puluhan tahun di tanah. Jadi, bisa saja termakan apabila hewan sedang makan rumput,” jelasnya.

 

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved