Berita Pendidikan Hari Ini

PTS di Yogyakarta Akan Gelar PTM Luring Apabila Tidak Ada Gelombang Ketiga Covid-19

Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia ( Aptisi ) Wilayah V DI Yogyakarta telah melaksanakan survei terkait pembelajaran tatap muka (PTM)

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
dok.istimewa
ilustrasi berita pendidikan 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia ( Aptisi ) Wilayah V DI Yogyakarta telah melaksanakan survei terkait pembelajaran tatap muka (PTM) di bulan Januari 2022 lalu.

Hasilnya, dari 103 Perguruan Tinggi Swasta (PTS), sebagian besar, menginginkan pembelajaran secara luar jaringan (luring).

“Ada sebanyak 20 persen anggota kami yang menginginkan pembelajaran digelar luring penuh. Kemudian, ada 24 persen yang menginginkan perkuliahan sebagian besar digelar luring,” kata Ketua Aptisi Wilayah V DIY, Prof Fathul Wahid ST MSC PhD, Kamis (3/2/2022) di Bantul.

Baca juga: Yeyen Tumena Dorong Pelatih Sepakbola di Kabupaten Sleman Upgrade Lisensi Kepelatihan

Dia mengatakan, survei tersebut menunjukkan sebanyak 44 persen PTS di Yogyakarta berharap perkuliahan secara hybrid, luring dan daring.

Lalu, 16 persen sisanya menginginkan kuliah digelar daring penuh.

Bagi Fathul, angka yang dihasilkan dari hasil survei ini mengindikasikan semakin banyak PTS Yogyakarta yang menginginkan perkuliahan tatap muka segera digelar.

Banyak dari mereka yang memang sudah siap apabila sewaktu-waktu bisa kuliah luring.

Keinginan itu didukung dengan data sebanyak 48 persen PTS menyatakan siap menggelar PTM dan 44 persen lainnya sudah mempersiapkan gelaran PTM.

“Saya kira dalam tiga bulan kedepan, sampai memasuki semester depan. Semua PTS sudah siap untuk menggelar PTM penuh asalkan dengan catatan jangan sampai ada gelombang ketiga. Mahasiswa sekarang lebih nyaman luring,” lanjut Fathul yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ini.

Fathul menambahkan, dari survei ini diketahui bahwa sebanyak 68 persen PTS mengakui ada pengurangan biaya operasional, meski tidak signifikan.

16 persen lainnya menyatakan biaya operasional sama saja, tidak berbeda di masa pandemi maupun normal.

Artinya, pembelajaran daring yang digelar bukan berarti ada penghematan biaya operasional.

Kemudian ada 36 persen PTS yang mengaku tidak mengalami permasalahan pendanaan dan 67 persen sisanya bermasalah.

“Sebagai solusi, pengelola PTS menerima bantuan dari yayasan, bantuan dari kampus induk dan pengembangan produk baru,” ucapnya.

Baca juga: Sleman United akan Bertolak ke Gresik Besok, Hadiri Pelepasan oleh Wabub Kabupaten Sleman

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved