Berita Bisnis Terkini

Harga Minyak Goreng Kemasan di Pasar Tradisional Gunungkidul Belum Satu Harga

Di Pasar Argosari, Wonosari harga minyak goreng kemasan masih tinggi, antara Rp 15 ribu sampai Rp 17 ribu per liter.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando
Monitoring minyak goreng kemasan oleh Dinas Perdagangan Gunungkidul di Pasar Argosari Wonosari, Kamis (03/02/2022). 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Pemerintah pusat belum lama ini kembali mengeluarkan kebijakan satu harga minyak goreng kemasan Rp 14 ribu per liter.

Jika sebelumnya hanya berlaku di ritel, kali ini kebijakan meluas hingga pasar tradisional.

Meski demikian, minyak goreng kemasan di pasar tradisional Kabupaten Gunungkidul belum sepenuhnya satu harga.

Hal itu diungkapkan Kepala Seksi Distribusi, Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan (Disdag) Gunungkidul , Sigit Haryanto.

Baca juga: Harga Minyak Goreng Masih Tinggi, Disdag Gunungkidul Gandeng Ormas Gelar Operasi Pasar

"Hasil pantauan kami harga minyak goreng kemasan masih tinggi, antara Rp 15 ribu sampai Rp 17 ribu per liter," kata Sigit ditemui di Pasar Argosari , Wonosari, Kamis (03/02/2022).

Setidaknya ada 3 harga yang ditetapkan oleh pusat untuk minyak goreng sesuai jenisnya.

Rp11.500,00 untuk minyak goreng curah, Rp13.500,00 untuk minyak goreng kemasan sederhana, dan Rp14.000,00 untuk minyak goreng kemasan premium.

Menurut Sigit, masih belum ratanya harga minyak goreng kemasan di Gunungkidul lantaran dari distributor pun masih menerapkan harga tinggi.

Ia pun mengaku tidak bisa menyalahkan kondisi tersebut.

"Memang sudah ada beberapa yang jual Rp 14 ribu per liter, tapi stoknya sangat terbatas dan cepat habis terjual," jelasnya.

Meski masih belum rata, Sigit menyatakan kebijakan tersebut tetap berdampak.

Sebab berdasarkan hasil pantauan, harga minyak goreng berangsur turun dari yang sebelumnya Rp 20 ribu ke kisaran Rp 16 ribu per liter.

Ia mengatakan Disdag Gunungkidul akan segera berkoordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) kabupaten hingga provinsi, terutama agar harga minyak goreng kemasan bisa rata.

Baca juga: Harapan Ibu Rumah Tangga di Gunungkidul: Maunya Harga Minyak Goreng Turun

"Operasi Pasar (OP) tetap akan terus kami lakukan supaya harga stabil lagi," kata Sigit.

Sutarman, seorang pedagang kelontong di Pasar Argosari juga mengeluhkan harga di tingkat distributor yang masih tinggi, bahkan pembelian dari sana pun juga dibatasi.

Akibat pembatasan itu, ia pun hanya bisa mendapatkan sekitar 1 dus minyak goreng kemasan dari distributor setiap 2 hari sekali.

Harga jual ke konsumen pun tetap mengikuti kebijakan pemerintah.

"Tetap saya jual jadi Rp 14 ribu per liter, kalau tidak nanti saya malah kena masalah," ujar Sutarman.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved