Pandemi Covid 19

Perjalanan Luar Daerah Picu Klaster Keluarga di Sleman

Karena klaster keluarga dan perjalanan luar daerah. Jadi awalnya, perjalanan luar daerah, kemudian jadi klaster keluarga.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
dok. tribunnews
Ilustrasi Varian Omicron 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Angka kasus harian Covid-19 di Tanah Air menanjak. Pun di daerah, seperti di Sleman, dalam sepekan terakhir, angka penularan virus Corona meningkat.

Pada Selasa (25/1/2022), tercatat ada penambahan 16 kasus terkonfirmasi positif dalam sehari.

Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama mengungkapkan, penambahan kasus itu, karena munculnya klaster keluarga dari perjalanan luar daerah.

"(Penambahan covid-19 di Sleman), ya, itu karena klaster keluarga dan perjalanan luar daerah. Jadi awalnya, perjalanan luar daerah kemudian jadi klaster keluarga," kata dia, Rabu (26/1/2022).

Ya, klaster keluarga kembali muncul di Kabupaten Sleman. Namun, Cahya mengaku tidak hafal di mana domisili keluarga tersebut.

Tetapi yang jelas, kata dia, dari 16 kasus positif harian kemarin, yang terhubung dari klaster keluarga berjumlah 4 orang. Mereka berawal dari perjalanan luar daerah. Sementara lainnya adalah kasus sendiri - sendiri.

Cahya mengaku sudah mengantisipasi adanya lonjakan kasus, terutama dengan berkembangnya varian Omicron.

Apalagi pemerintah pusat, kata dia, sudah memprediksi bahwa akan terjadi lonjakan kasus Covid-19 pada akhir Februari atau di awal Maret mendatang.

Satu di antara antisipasi yang dilakukan Pemkab Sleman adalah dengan akselerasi vaksinasi, baik vaksin anak usia 6-11 tahun, maupun booster.

"Selain akselerasi vaksin, kita juga menjalankan Protokol Kesehatan ketat. Karena Covid-19, apapun variannya, masih bisa menyerang orang yang sudah divaksin. Cuma menjadi ringan (gejalanya). Kalau dengan Prokes ketat, tidak terserang," kata Cahya.

Mantan Direktur RSUD Sleman ini mengatakan, beberapa sampel dari Kabupaten Sleman sudah dikirim ke Balitbangkes untuk diperiksa untuk mendeteksi varian Omicron.

Sejauh ini belum ada laporan konfirmasi Omicron.

Namun demikian, kewaspadaan dan antisipasi tetap dilakukan. Cahya mengharap kepada Gugus Tugas Covid-19 di setiap level untuk menggiatkan kembali pengawasan terhadap pendatang atau pelaku perjalanan dari luar daerah.

Ia juga meminta, bagi warga yang sudah terkonfirmasi positif agar mau menjalani karantina di isoter yang telah disiapkan pemerintah.

Dalam waktu dekat, pihaknya segera berkirim surat kepada Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Kabupaten Sleman agar kembali bersiap-siap dengan menyiapkan tempat tidur (bed) atau bangsal Covid-19. Minimal 40 persen dari jumlah kapasitas.

"Untuk faskes, kami sudah menyiapkan. Termasuk obat-obatan kami juga sudah meminta Dinkes DIY," kata dia.

Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Makwan mengatakan, sampai saat ini dua selter isolasi terpusat di Asrama Haji kapasitas 136 bed dan Rusunawa Gemawang 101 bed masih diaktifkan. Meskipun saat ini hanya dihuni dua pasien.

"Tim dokter di isoter juga masih aktif, sehari petugas jaga 1, ditambah dengan perawat," kata Makwan. Selain itu, untuk mengantisipasi adanya lonjakan kasus, 8 tim dekontaminasi dan tim pemulasaraan BPBD juga hingga kini masih aktif.

Hasil tracing

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo pun tak luput dari sengatan Covid-19. Hasil pelacakan atau tracing dari Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, menemukan 10 orang yang ikut terpapar. Sampai saat ini tracing dari kontak erat pasien yang telah dinyatakan positif tersebut terus berlanjut.

Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama berkata, hasil tracing awal terhadap orang-orang di sekitar Bupati Sleman, ditemukan ada 9 orang terkonfirmasi positif covid-19. Kemudian dilakukan swab massal terhadap puluhan pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman, pada Selasa (25/1/2022).

Ternyata ada satu pegawai yang dinyatakan positif sehingga saat ini totalnya ada 10 orang, dari hasil tracing yang dinyatakan positif Covid-19. Pihaknya segera melakukan tracing lanjutan guna memutus mata rantai penularan.

"(Hasil tracing) Kemarin satu (positif). Tapi hari kemarinnya yang banyak, ada 9 orang, dari hasil tracing sekitarnya (Bupati). Setelah ini, pasti kami akan lakukan tracing lagi (dengan sasaran) kontak eratnya di instansi atau di rumahnya," kata dia.

Diketahui, Bupati Sleman terkonfirmasi positif Covid-19 setelah sepekan sebelumnya memiliki agenda kerja di luar kota cukup padat, mulai dari Lumajang, Jakarta dan Kulon Progo.

Ia sempat merasakan gejala mirip flue dan dilakukan pemeriksaan antigen pada Minggu (23/1) malam dengan hasil reaktif. Kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan swab PCR di RSUD Sleman pada Senin (24/1), dan hasilnya positif.

Direktur RSUD Sleman, Novita Krisnaeni membenarkan ada 10 orang dari hasil tracing Bupati Sleman. Menurutnya, setelah dinyatakan positif pada Senin (24/1/2022) segera dilakukan tracing awal dan ditemukan ada 9 orang positif COVID-19. Kemudian, saat dilakukan tracing kedua ditemukan 1 orang positif Covid-19.

"Tracing awal hari Senin (23/1). Tracing kedua Selasa (24/1/2022). (Totalnya 10) iya," kata dia. Bupati Sleman, menurut Novita, saat ini sedang menjalani isolasi di rumah dinas dengan pantauan dari tim dokter spesialis.

Dari hasil pemeriksaan menurut dia, kondisi kesehatan Bupati sudah semakin membaik. Hanya bergejala ringan. Meski demikian, sampel swab Bupati Sleman tetap akan dikirim ke BBTKLPP Yogyakarta untuk mendeteksi varian covid-19-nya.

"Alhamdulillah (kondisi Bupati) baik. Tidak ada masalah. Hanya bergejala ringan, yang lainnya bagus. Sampel Bupati (untuk mengetahui varian) akan dikirim. Tapi tidak jadi dikirim ke Jakarta karena ternyata di Yogyakarta bisa," ujar dia.

Siswa terpapar

Covid-19 juga ‘mampir’ ke sekolah. Ada dua siswa SMAN 8 Yogyakarta dinyatakan positif Covid-19 usai mengikuti pembelajaran tatap muka atau PTM secara penuh. Temuan penularan tersebut membuat kegiatan PTM di dua kelas kembali beralih ke daring.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Didik Wardaya menjelaskan, awal mula penularan diketahui dari seorang siswa yang melakukan pemeriksaan mandiri pada 25 Januari 2022. Siswa tersebut diketahui telah absen sejak 18 Januari 2022 karena sakit.

"Pertama yang anak kelas 12 IPA. Terus yang kedua dari hasil skrining itu terdapat satu anak yang positif itu kelas 10. Tindakan di sekolah adalah sementara menutup dua kelas tersebut yang ada anak positif. Lima hari kita tutup," terang Didik saat dihubungi, Rabu (26/1/2022).

Untuk memutus rantai penularan, pihaknya telah menggelar skrining Covid-19 dengan menggunakan rapid test antigen kepada seluruh siswa yang berjumlah sekitar 200 orang. Skrining yang juga menyasar guru dan tenaga kependidikan itu dilakukan pada 24 Januari lalu.

Sehari setelahnya, dari hasil pemeriksaan kembali ditemui seorang siswa yang terpapar Covid-19. Namun, siswa tersebut diketahui tidak berkontak erat pasien pertama menjalani pemeriksaan secara mandiri.

"Akhirnya ketemu satu anak yang kelas 10 tadi, itu yang sementara (PTM) di-off (hentikan) kan lima hari di dua kelas yang ada penularan," jelasnya.

"Sudah dilakukan semua siswa di sekolah sudah skrining. Kemarin sudah ada hasilnya," sambungnya.

Menyikapi temuan tersebut, Disdikpora DIY berencana untuk merevisi kebijakan PTM 100 persen di DIY. Pihaknya juga telah melakukan peninjauan ke sekolah-sekolah untuk memastikan penerapan protokol kesehatan.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji menambahkan, selama tiga hari terakhir kasus terkonfirmasi di DIY mengalami peningkatan. Karenanya, Aji meminta Dinas Pendidikan di tiap kabupaten dan kota maupun provinsi untuk merivisi kebijakan PTM 100 persen.

"Masyarkat kita ingatkan untuk berhati-hati untuk tidak melakukan kerumunan dan kepada sekolah termasuk Dinas Pendidikan kabupaten dan kota untuk mengevaluasi atau melakukan beberapa penyesuaian karena kasus meningkat dan ada beberapa kasus di sekolah," terangnya.

"Kalau perlu jangan full dulu, bisa PTM 50-60 persen baik waktu maupun jumlah siswanya," tambah Aji. (rif/tro)

Sampel Masih Diperiksa

FAKULTAS Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta masih melakukan pemeriksaan terhadap 33 sampel pasien positif Covid-19 di DI Yogyakarta.

Sebanyak 33 sampel tersebut dicurigai mengandung varian Omicron virus Sars-CoV-2. Pemda DIY juga meminta Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta untuk mengecek 4 sampel kasus Covid-19 yang berstatus probable Omicron.

Dengan begitu, ada 37 sampel diduga Omicron yang sedang dicek di FKKMK UGM maupun di BBTKLPP Yogyakarta. “Saat ini, kami masih melakukan running ulang 33 sampel tersebut ya,” ungkap Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Genetik FKKMK UGM, dr Gunadi SpBA PhD, Rabu (26/1/2022).

Dia mengatakan, pengecekan ulang 33 sampel itu dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM. Terkait hasilnya, Gunadi berharap masyarakat dan pemerintah bersabar. Pihaknya juga berusaha untuk segera membaca hasil dari konversi sampel.

Sementara itu, empat sampel probable Omicron dan berasal dari Gunungkidul. Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty juga membenarkan bahwa 4 sampel swab tersebut berasal dari wilayahnya.

"Betul [robable Omicron, tapi untuk memastikannya harus dengan WGS," kata Dewi, kemarin.

Empat sampel swab yang dikirimkan oleh Dinkes Gunungkidul beberapa waktu lalu terkait dengan klaster keluarga di Playen. Menurut Dewi, sudah tidak ada tambahan kasus dari klaster yang dicurigai terkait Omicron ini.

"Sudah stop, tidak ada lagi perkembangan dari kasusnya, sudah aman," kata Dewi.

Sampai kemarin, masih terdapat 9 kasus aktif COVID-19 di Gunungkidul. Adapun selama lima hari terakhir tidak dilaporkan kasus konfirmasi positif baru. (ard/alx)

Baca Tribun Jogja edisi Kamis 27 Januari 2022 halaman 01

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved