Berita DIY
Berita DIY : Mulai Muncul Klaster Sekolah di DI Yogyakarta, PTM 100 Persen Dievaluasi
Pemda DIY meminta satuan pendidikan di DI Yogyakarta untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Yuwantoro Winduajie, Ahmad Syarifudin
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Siswa yang terpapar Covid-19 di SMAN 8 Yogyakarta bertambah 1 orang.
Sehingga total pelajar yang terinfeksi virus Corona di sekolah itu menjadi 3 orang.
Kepala Sekolah SMAN 8 Yogyakarta, Sri Suyatmi menjelaskan, temuan penularan Covid-19 berawal dari seorang siswa yang tertular Corona dari anggota keluarganya.
Siswa itu memang sudah lama absen karena ada kerabatnya yang menderita Covid-19 .
"Anak kita dari kelas 12 MIPA 5 izin ke sekolah dengan alasan keluarga ada yang terpapar kemudian isoman. Setelah hari ke-5 keluarganya positif lalu dia juga swab dan hasilnya positif," jelas Sri, Kamis (27/1/2022).
Menindaklanjuti temuan tersebut, pihaknya melapor kepada Puskesmas Umbulharjo II.
Baca juga: Pemda DIY akan Revisi PTM 100 Persen Setelah Adanya Penularan Covid-19 di SMAN 8 Yogyakarta
Kemudian pada Senin (24/1/2022), pihak Puskesmas menggelar skrining Covid-19 kepada ratusan siswa.
Hasilnya, petugas kesehatan menemukan 2 siswa dari kelas 12 yang terpapar.
Namun sumber penularannya masih belum diketahui, sebab keduanya tidak berkontak erat dengan pasien pertama.
Ketiga siswa itu kini tengah menjalani isolasi mandiri di kediaman masing-masing. Seluruhnya tak menunjukkan gejala Covid-19 atau disebut orang tanpa gejala (OTG).
"Tindak lanjut dari Puskesmas Umbulharjo seluruh siswa kelas itu diskirining. Lalu ketemu 2 anak positif," terangnya.
Dengan adanya klaster penularan tersebut, pembelajaran di dua kelas kembali beralih ke metode pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Sedangkan di kelas yang tak ditemui penularan, kapasitas kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) direvisi dari 100 persen menjadi 50 persen.
Skema PTM di sekolah itu kini menggunakan sistem shift. Yakni siswa dengan nomor absen rendah akan datang ke kelas pada pagi hari sedangkan sisanya mengikuti pembelajaran pada siang hari.
"Langkah berikutnya, demi keselamatan dan ketenangan mulai hari ini kita melakukan PTM terbatas 50 persen. Kami lapor juga ke Dikpora. Kita juga memberi tahu ke ortu terkait pemberhentian kegiatan ini," jelasnya.
Sri merinci, sementara ini sudah ada 128 guru dan siswa yang menjalani pemeriksaan rapid test antigen.
Pada Jumat (28/1/2022) mendatang, sebanyak 34 siswa juga akan mengikuti pemeriksaan susulan.
"Kemudian sambil kita nunggu hasil tes besok pagi tentu kita juga koordinasi dengan Balai Dikmen untuk menentukan langkah-langkah ke depannya," terangnya.
Baca juga: PTM 100 Persen Bergulir di Tengah Peningkatan Kasus Covid-19, Pemkot Yogyakarta Berhati-hati
1 Siswa SMP Swasta di Sleman Positif Covid-19, Sekolah Sementara Ditutup
Satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) swasta di Kabupaten Sleman terpaksa ditutup selama dua pekan.
Pembelajaran tatap muka yang sudah berjalan sementara dihentikan, dan beralih Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Kebijakan ini diambil menyusul ditemukannya siswa yang terinfeksi Covid-19 .
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Ery Widaryana mengungkapkan, pihaknya mendapat laporan pada Rabu (26/1/2022) kemarin, bahwa ada siswa SMP swasta di Kapanewon Mlati yang terkonfirmasi positif Covid-19 karena diduga orangtunya bekerja di luar daerah.
Pelacakan segera dilakukan dan ditemukan ada belasan siswa kontak erat yang dinyatakan positif dari hasil pemeriksaan antigen.
"Sekarang anak (yang positif antigen) itu, Isoman di sekolah. Karena sekolah memiliki ruang (rawat) dan ada dokter pendamping. Dan, sekolah saya minta untuk ditutup dua minggu," kata Ery, Kamis (27/1/2022).
Ery memastikan, pembelajaran tatap muka di SMP swasta tersebut hari ini sudah dihentikan dan berganti pembelajaran jarak jauh.
"Kaitannya tindakan nanti seperti apa, Dinas Kesehatan yang menangani," kata dia.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama mengatakan, tracing atau pelacakan lanjutan di sekolah tersebut akan dilakukan untuk memutus mata rantai penularan.
Menurut dia, tracing kemarin ditemukan ada 13 siswa yang dinyatakan positif dari hasil pemeriksaan antigen.
"Kemarin 13 (siswa) positif swab antigen. Kami akan lanjutkan ke PCR. Nanti berapa yang positif, itu lah yang akan menjadi angka berapa yang tertular. Pemeriksaan hari ini. Mudah-mudahan nanti sore hasilnya sudah keluar," kata Cahya.
Baca juga: Ada Siswanya yang Positif Covid-19, Satu SMP Swasta di Sleman Ditutup Selama Dua Pekan
Sekda DIY : PTM Dibuat 50-70 Persen Saja
Pemda DIY meminta satuan pendidikan di DI Yogyakarta untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka ( PTM ) 100 persen.
Hal ini menyusul ditemukannya penularan Covid-19 di SMAN 8 Yogyakarta serta adanya peningkatan kasus terkonfirmasi dalam beberapa hari terakhir.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji menjelaskan, jika sekolah kesulitan melakukan pengaturan jarak di dalam kelas, maka diizinkan untuk memberlakukan blended learning atau memadukan antara metode pembelajaran tatap muka (PTM) dan jarak jauh (PJJ).
Dengan demikian, tak seluruh siswa datang ke sekolah secara bersamaan.
"Kita minta lakukan evaluasi kalau memang tempat tidak bisa dilakukan protokol kesehatan bisa dibuat 50-70 persen silakan saja," terang Aji di kantornya, Kamis (27/1/2022).
Wewenang untuk penentuan kapasitas tersebut diserahkan kepada masing-masing sekolah.
Karena sekolah lah yang paling mengetahui kondisi di lapangan.
Selain itu, sekolah juga diminta untuk mengoptimalkan peran Satgas Covid-19 di tingkat satuan pendidikan.
"Sekolah yang paling tau, sekolah kan juga ada satgasnya. Anak-anak juga diingatkan terus untuk menjaga protokol kesehatan," ucapnya.
Saat ini Pemda DIY juga tengah menggencarkan vaksinasi booster di kalangan guru dan tenaga kependidikan.
Langkah ini diharapkan dapat meminimalisir potensi penularna Covid-19 di sekolah.
"Booster guru jalan terus sekarang sudah tinggi persentasenya. Baik lansia kita sudah cukup banyak dan antusiasme masyarkaat sangat tinggi," katanya.
Sementara itu, Kepala SMAN 8 Yogyakarta menjelaskan, kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut menggunakan PTM 50 persen.
Hal ini menyusul adanya pelajar yang tertular Covid-19 .
Sri mengungkapkan, kendala utama penyelenggaraan PTM 100 persen adalah jaga jarak di dalam ruang kelas.
Sekolah kesulitan melakukan pengaturan jarak minimal 1 meter antar siswa lantaran keterbatasan ruang kelas.
"Sejak awal kita sampaikan ke anak dan guru. Jadi dengan satu meja yang ditempati dya kursi itu jaga jaraknya tidak bisa maksimal 1 meter. Jadi masker tidak boleh dilepas dan harus mengenakan dan sering pakai hand sanitizer," terangnya.
Selain itu, sekolah juga melakukan pengaturan terhadap siswa yang keluar masuk sekolah. Langkah ini dilakukan untuk mencegah kerumunan sehingga dapat menekan potensi penularan Covid-19 .
"Jadi untuk kelas 11-12 yang sudah boleh motor keluar masuk lewat gerbang belakang. Lalu yang dijemput mobil itu di (gerbang) depan," terangnya. ( Tribunjogja.com )
