Ricky Kambuaya, Mutiara Hitam yang Ditempa di PSS Sleman Kini Berkilau di Timnas Indonesia
Melalui video di kanal Youtube PSSI, Ricky Kambuaya mengakui kurangnya menit bermain di PSS menjadi periode yang cukup sulit baginya.
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM- Papua seolah tidak pernah kehabisan talenta sepakbola. Satu lagi mutiara hitam yang berkilau di tim nasional Indonesia ialah Ricky Kambuaya, yang menjadi andalan juru taktik asal Korea, Shin Tae-yong di ajang Piala AFF 2020 lalu.
Sebelum berkilau bersama timnas Indonesia dan bergabung ke Persebaya Surabaya, Ricky Kambuaya merupakan pemain yang mengawali karier di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Tanah Air bersama PSS Sleman.
Pesepak bola kelahiran Sorong ini merupakan satu dari tiga pemain andalan PSMP Mojokerto Putra, yang secara mengejutkan menjadi rekrutan Laskar Sembada musim 2019, tim promosi yang ketika itu masih diartiseti pelatih muda asli Sleman, Seto Nurdiyantoro.
Didatangkan dari klub Liga 2, perjalanan Ricky Kambuaya bersama Laskar Sembada tak mulus jalannya. Sebab, meski potensi besarnya memang sudah ada, akan tetapi belum dapat menggeser peran legiun asing PSS ketika itu, Brian Ferreira di sektor tengah.
Melalui video di kanal Youtube PSSI, Ricky Kambuaya mengakui kurangnya menit bermain di PSS menjadi periode yang cukup sulit baginya.
"Waktu di sleman, sebelumnya kan di Mojokerto hampir di setiap pertandingan saya line up main terus, bahkan dalam dua musim itu ada belasan gol yang saya buat, jadi itu buat saya, percaya diri, semangat," kata Ricky Kambuaya.
"Tapi setelah saya ke Sleman bermain baru pertama di Liga 1, jadi persaingan kita bersaing secara starting line up, itu yang saya di Sleman mungkin waktu bermain tidak terlalu banyak."
"Paling di babak kedua, dapat menit bermain sedikit saja. nah disitu mental terganggu," ujarnya.
Masalah yang dihadapi Ricky Kambuaya tak berhenti sampai disitu.
Pemain berposisi sebagai gelandang semakin kecewa ketika tidak bisa memberikan yang terbaik disaat mendapatkan kesempatan bermain.
Dari semua kejadian itu, Kambuaya bahkan sempat berpikir untuk mulai minum-minuman keras.
Untungnya Ricky Kambuaya tak jadi melakukannya.
"Saya bilang kalau tidak kuat mungkin saya bisa mau mabuk atau hampir tujuan begitu," ucap Ricky Kambuaya.
"Karena mental terganggu langsung drop, apalagi ada beberapa pertandingan main kurang bagus jadi itu langsung drop."
"Tapi saya bersyukur karena dekat dengan Tuhan di saat waktu itu, sebetulnya selama ini saya secara pribadi agak jauh dari Tuhan tapi setelah momen itu saya bersyukur karena langsung mulai saya doa aktivitas di Sleman, cabang gereja saya di sana, dan akhirnya saya semakin kuat, tidak boleh menyerah."