Berita Kota Yogya Hari Ini

Kisah Wikwik Ambyar, Dulu Nyanyi di Kereta Kini Jadi Pengamen Waria yang Ikonik di Malioboro

Masyarakat yang pernah berkunjung ke Malioboro tentu tak asing lagi dengan pengamen yang satu ini. Kostumnya yang penuh warna

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Miftahul Huda
Wikwik Ambyar berpose dengan alat musiknya di kawasan Malioboro, Kamis (6/1/2022) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Masyarakat yang pernah berkunjung ke Malioboro tentu tak asing lagi dengan pengamen yang satu ini.

Kostumnya yang penuh warna, make up yang tampak selalu segar, juga rambut panjang yang terurai, serta suara khasnya selalu menjadi pusat perhatian wisatawan.

Dia adalah Wikwik Ambyar, seorang Waria asal Solo yang kini berdomisili di Kabupaten Kulon Progo.

Ditemui Kamis (6/1/2022) malam, Wikwik Ambyar saat itu mengenakan kostum serba merah.

Baca juga: LHP BPK Dapat Evaluasi Terkait Pengolahan Sampah, Wali Kota Magelang: Kita Tindaklanjuti

Dia juga memakai aksesoris berupa topi bucket yang seragam dengan warna busananya.

Ditambah kalung bola jelly yang melingkar di lehernya, membuat dia terlihat seperti penyanyi profesional penuh totalitas.

Belum genap lagu yang ia dendangkan dari satu warung lesehan ke warung yang lain di Malioboro, Wisatawan justru mengajaknya berfoto dengan dirinya.

Betul-betul seperti idola saja, pengamen yang dulunya bernama Ikke Arindia itu.

Awal mula Wikwik Ambyar terjun ke Malioboro untuk mengamen lantaran pada 2016 lalu, PT KAI melarang aktivitas pengamen di lingkungan kereta maupun di stasiun.

Sejak itu Wikwik memutuskan pindah lokasi mengamen dikawasan Malioboro.

“Dulu saya pengemen di kereta. Sejak 2016 kan saya dilarang ngamen, terus saya memutuskan ke Malioboro,” katanya.

Sejak kecil Wikwik Ambyar mengaku sudah senang bernyanyi, lalu singkat cerita pada 2013 ia membentuk grup trio bernama Trio Badak.

“Karena kurang diterima masyarakat, saya akhirnya solo karir. Akhirnya viral terus sekarang ya Alhamdulillah selain di Malioboro saya menerima job nyanyi,” jelas Ketua Waria Kulon Progo ini.

Wikwik Ambyar sangat percaya diri dengan pekerjaan yang ia lakukan saat ini, bahkan ia berkeyakinan bahwa kawasan Malioboro tidak akan ramai jika tanpa Wikwik Ambyar.

“Saya sekarang job sudah mengalir dan pokoknya kalau gak ada Wikwik Ambyar Malioboro sepi deh,” kelakarnya.

Meski hanya pengamen jalanan, Wikwik Ambyar mengaku sudah ada beberapa lagu yang berhasil direkam dan menunggu untuk proses pembuatan video klip.

“Pokoknya saya berterima kasih kepada mas Ageng Kiwi dan teman-teman sudah suport saya selama ini. Berkat mereka saya Alhamdulillah sudah ada lagu berjudul Jangan Geli,” ungkapnya.

Pengamen yang selalu membawa serta bas betot berbahan karet ban itu rutin mengamen di kawasan Malioboro pada jam 20.00 WIB sampai dengan kawasan itu sepi pengunjung.

Baca juga: Belum Ada Laporan Temuan Varian Omicron di Kabupaten Bantul

“Mulainya jam 20.00 WIB sampai sepi lah. Tapi di luar itu ya saya terima job acara resepsi, acara partai dan lain-lain lah,” terang dia.

Ia turut khawatir jika para PKL Malioboro benar-benar dipindahkan ke lokasi lain, sebab dirinya takut hal itu akan mempengaruhi penghasilannya.

“Kalau dipindah nanti Malioboro sepi dong, ya saya kurang setuju sih itu,” pungkasnya. (hda)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved