Timnas Indonesia
Piala AFF U-23 2022: Tiga Masalah Besar Timnas Indonesia yang Harus Dipecahkan Shin Tae-Yong
Masih ada masalah pada penampilan Timnas Indonesia yang harus dipecahkan Shin Tae-Yong jelang kompetisi Piala AFF U-23 2022.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Timnas Indonesia memiliki masalah yang tampaknya tidak mudah diselesaikan jelang Piala AFF U-23 2022. Hal itu setidaknya tercermin dari penampilan skuad muda asuhan Shin Tae-Yong yang beberapa waktu lalu tampil di Piala AFF 2020.
Meski terlihat tampil apik, beberapa laga terutama saat melawan Thailand dan Singapura, menunjukkan skuad Timnas Indonesia masih memiliki PR besar di beberapa lini.
Penampilan skuad garuda yang sebagian besar merupakan pemain muda itu tidak membuat Shin Tae-Yong senang. Masih ada masalah yang harus dipecahkan Shin Tae-Yong jelang kompetisi Piala AFF U-23 2022.
Tribun Jogja mengutip ulasan bolasport, bahwa Timnas Indonesia masih memiliki 3 masalah besar yang belum mampu dieksploitasi oleh lawan-lawan mereka di Asia Tenggara.
Masalah itu antara lain, kualitas penyerang yang jadi posisi paling lemah di skuad timnas Indonesia, intensitas pressing yang menurun di babak kedua, dan jumlah gol yang bersarang ke gawang timnas.
Untuk masalah pertama, mungkin Shin Tae-Yong masih bisa memaksimalkan para pemain di belakang striker tengah sebagai sumber gol.
Namun para penyerang tengah Indonesia terlihat belum mampu menjalankan taktik yang diinginkan Shin Tae-Yong sebagai tembok pertama saat skema serangan balik dimulai.
Masalah ini jelas terlihat di babak semifinal dan final lawan Singapura dan Thailand, di mana serangan balik Indonesia dengan mudah dapat digagalkan karena tidak memiliki sosok tembok pertama sebelum diselesaikan oleh Witan, Irfan Jaya, atau Ricky Kambuaya.
Stok penyerang Liga 1 yang mampu memerankan role tersebut sangat terbatas sekali, sehingga memusingkan Shin Tae-Yong.
Masalah kedua terkait intensitas sepertinya sudah diketahui oleh publik sepakbola Indonesia. Di babak pertama, Indonesia bisa menyulitkan lawan-lawan mereka untuk membangun serangan.
Setelah pergantian babak, lawan berani mengambil inisiatif dan menebar banyak ancaman sehingga detak jantung pencinta timnas berdegup kencang.
Masalah tersebut sebenarnya tercermin dari bagaimana tim-tim Liga 1 membangun intensitas pertandingan.
Pada era sepakbola yang semakin cepat dan proaktif, tim-tim Liga 1 masih memainkan pertandingan intensitas rendah yang tidak menghasilkan banyak peluang.
Hal ini karena melihat kapasitas stamina pemain-pemain Indonesia dan tidak terbiasa tampil intensitas tinggi sejak usia muda.
Seringkali tim-tim Liga 1 selalu mengalami kebuntuan menyelesaikan serangan, karena minimnya opsi umpan di kotak penalti.