Cerita Tiara Sandi Almahyra Karateka Belia Asal DIY yang Meraih Medali Perak AKF 2021
Tiara Sandi Almahyra, seorang karateka asal DI Yogyakarta yang berhasil menorehkan medali perak di Kejuaraan Asia Karate-Do Federation (AKF) 2021.
Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tiara Sandi Almahyra, seorang karateka asal DI Yogyakarta yang berhasil menorehkan medali perak di Kejuaraan Asia Karate-Do Federation (AKF) 2021.
Bertanding di Kazakhstan pada 18-22 Desember 2021 lalu Tiara mengaku tak menyangka dirinya bisa meraih posisi runner up di kelas cadet +54 kilogram putri.
Meski memang sejak awal ia memiliki target ingin bertanding di laga puncak kejuaraan. Sayangnya ia harus menerima kekalahan di tangan Naser Yara, karateka asal Yordania yang sempat dikalahkan pada babak sebelumnya.
"Saya sebetulnya tidak menyangka juga, tapi memang semua target waktu itu bisa sampai final. Buat saya mau setinggi apapun jenjang kejuaraan, kita harus buat target yang maksimal biar hasilnya juga maksimal," ujarnya kepada Tribun Jogja tempo hari.
Tiara bercerita, jika pada pertandingan di kejuaraan itu mentalnya sempat jatuh ketika mendapat kekalahan pertama. Ia merasa dirinya tak mampu melanjutkan pertandingan karena takut di babak selanjutnya akan mengalami hal serupa.
Baca juga: Kenaikan Harga Minyak Goreng di DI Yogyakarta Diperkirakan Bertahan Hingga Pertengahan Tahun 2022
Kendati begitu, dorongan dari sang pelatih membuatnya lebih percaya diri setelah mau menerima kekalahannya dan mencoba mengevaluasi penampilan di babak sebelumnya.
"Waktu kalah main pertama sempet down, terus sensei saya bilang 'kalau kamu habis ini main menang bisa ambil medali,' akhirnya saya angkat lagi semangat bertandingan lagi. Dari saba kebetulan lawannya kalah pas main lagi jadi saya masuk final," katanya.
Di sisi lain, Tiara punya penyesalan tersendiri di hatinya karena gagal meraih medali emas.Ia bercerita kepercayaan dirinya melawan karateka asal Yordania itu terlampau tinggi karena sempat menang di babak sebelumnya.
Tanpa disadari justru itu menjadi bumerang bagi perempuan kelahiran 6 Juni 2006 itu, karena sang lawan menjadi tampil lebih baik daripada dirinya.
"Awal saya ketemu atlet Yordania itu bisa menang 2-1 lalu pas di final kami ketemu lagi dan aku kalah dengan skor 7-2, agak nyesek tapi memang dia itu kakinya ringan banget dan kesalahan yang saya perbuat terlalu over confident pas di final, karena pernah mengalahkan dia," bebernya.
Meski masih ada sedikit penyesalan, Tiara mengaku tetap bersyukur karena perjalanan dirinya di cabor karate itu masih sangat panjang. Apalagi untuk tampil di Kejuaraan AKF tersebut harus melewati seleksi yang sangat ketat.
"Alhamdulillah saya tetap bersyukur banget walaupun masih juara 2 tapi untuk bisa bertanding di kejuaraan AKF kemarin itu tantangannya cukup sulit, dari mulai seleksi melalui Kejurnas Forki lalu penyaringan atlet dari 33 peraih emas hanya diambil 10 orang," ungkap perempuan yang bersekolah di SMA 4 Yogyakarta itu.
Dukungan Moral dari Banyak Orang
Upaya Tiara untuk mendapat prestasi dengan berlatih memang sebuah keniscayaan bagi seorang atlet, namun di samping itu dukungan dari kedua orang tua, pelatih dan rekan-rekan merupakan semangat yang mampu mendorong Tiara sampai tahap ini.
"Tentunya semua ini karena ridho Allah SWT dan kedua orang tua saya, serta dukungan dari keluarga dan teman-teman, saya juga sangat berterima kasih untuk pelatih, Sensei Widha, dan Senpai Angger yang telah mendidik saya dari awal sabuk putih hingga sekarang. Saya juga berterima kasih pada ayah ibu dan keluarga sudah mendukung dan menjadi support system yang paling utama. Saya juga ingin berterima kasih untuk Sensei Dony Zaiko dan Sensei Baron Bahar selaku pelatih timnas saya karena telah membimbing saya sampai bisa meraih medali di kejuaraan kemarin," bebernya.
Ia bercerita betapa dukungan tersebut sangat berharga untuknya melewati masa-masa krisis saat berlatih maupun waktu bertanding. Tanpa dukungan itu bisa jadi ia gagal meraih medali meski kemampuannya cukup mumpuni untuk meraihnya.
"Demi mereka pula saya akan berusaha lebih baik lagi. Semoga di kejuaraan mendatang saya bisa meraih prestasi yang lebih tinggi lagi, ikut mengharumkan nama keluarga, DIY, dan Indonesia," katanya.
Ingin Bertanding di Olimpik
Mimpi menjadi seorang karateka memang sudah dipupuknya sejak lama, ketika itu sebetulnya Tiara cukup memiliki badan yang gempal dan ingin segera menurunkan berat badan.
Akhirnya atas campur tangan dari orang tua, olahraga beladiri karate menjadi pilihan Tiara untuk komitmen tersebut. Tanpa diduga Tiara justru meraih sejumlah kejuaraan, dan membukakan ke kejuaraan lainnya untuk dijajal.
Tak tanggung, Tiara sudah bermimpi untuk dapat bertanding di ajang olimpik, sebuah ajang multievent terbesar di dunia, yang juga menjadi mimpi semua atlet.
"Insyaallah jika diberi kesempatan, saya ingin bisa main di Youth League 2022 yang digelar di Mexico. Kejuaraan kelas dunia itu nantinya merupakan tiket menuju untuk menuju olimpik," tukasnya.
Ia juga telah berkomitmen jika latihan yang dihadapinya akan berjalan lebih keras lagi. Dengan cara itu sisanya tinggal berharap dipanggil oleh Timnas Indonesia untuk bertanding di Mexico.
"Ini baru info yang saya dapat belum tahu Indonesia bakal ngirim atlet ke sana atau tidak, tapi harapannya tetap ada, dan semoga saya bisa menjadi bagian tim pelatnasnya nanti," ucapnya.
Baca juga: Pemerintah dan Masyarakat Turut Bantu Keberlanjutan Pendidikan Korban Pencabulan di Bantul
"Pastinya saya sudah berkomitmen untuk meningkatkan endurance, speed dan komponen lainnya supaya bisa bersaing di ajang yang lebih besar. Terakhir tidak hanya latihan, tapi juga usaha dan doa ditingkatkan," tandasnya.
Jadi Harapan DIY Berlaga di PON 2024
Sukses di AKF 2021, Tiara mendapat apresiasi dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DIY, Rabu (5/1/2022). Di sana ia juga diberi wejangan untuk terus mengembangkan potensinya.
Ketua Umum (Ketum) KONI DIY, Djoko Pekik Irianto mengatakan Tiara akan menjadi modal yang berharga untuk DIY meraih prestasi yang lebih banyak lagi di PON 2024 mendatang.
"Harapan kita, Tiara bisa menjadi salah satu atlet andalan untuk bisa meraih medali di Pon Aceh dan Sumatera Utara tahun 2024 mendatang. Sekarang kita minta Binpres untuk menyusun kriteria Puslatda Pra PON dulu,” katanya.
selain mendorong Tiara untuk bisa tampil maksimal di ajang Pra Kualifikasi PON tahun 2023, Djoko Pekik juga berharap prestasi terbaik dapat diraih saat tampil di ajang PON 2024 dan ajang dunia.
“Karena saat ini prestasinya sudah sangat bagus, kami akan terus mendampinginya untuk bisa meraih hasil yang lebih maksimal, dan naik tingkat hingga ke tingkat dunia atau World Karate-Do Federation (WKF),” tandasnya. (tsf)