Fenomena Baru, Reservasi Hotel Bulan Januari dan Februari di DI Yogyakarta Tercatat Tinggi
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY menyebut terjadi fenomena baru di Tahun 2022. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua PHRI DIY
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY menyebut terjadi fenomena baru di Tahun 2022.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono.
Ia mengungkapkan fenomena baru tersebut terjadi pada reservasi bulan Januari dan Februari 2022.
Baca juga: Gelontorkan Rp 78,6 Miliar, Pemkot Yogyakarta Resmikan 37 Proyek Strategis 2021
Reservasi pada bulan tersebut terhitung tinggi.
"Ini fenomena baru. Sebelum pandemi saja reservasi tidak tinggi, karena pada Januari, Februari kan masuknya low season. Nah ini malah reservasi tinggi," ungkapnya, Minggu (02/12/2021).
Tercatat, reservasi pada bulan Januari dan Februari sudah mencapai 48,5 persen.
Deddy menduga, adanya fenomena tingginya reservasi terjadi karena ASN tidak diperbolehkan cuti pada saat Natal dan Tahun Baru kemarin.
"Kemarin kan tidak libur, mungkin terus dialihkan pada Januari dan Februari. Selain itu kan kemarin ada isu penyekatan di DI Yogyakarta, lalu ada ganjil-genap juga. Mungkin itu juga yang membuat wisatawan menunda liburannya," lanjutnya.
Fenomena tersebut tentu menjadi harapan baru bagi PHRI DIY, apalagi okupansi hotel pada libur Nataru 2021 lalu tidak sesuai target yang diharapkan.
Baca juga: Banyaknya Peternak yang Kurangi Produksi Dinilai Berdampak Pada Mahalnya Telur Ayam di Gunungkidul
Pada libur Nataru 2021, PHRI DIY menargetkan okupansi hotel 80 persen.
Namun ternyata capaian okupansi hanya 60,2 persen.
"Tidak apa-apa, kami syukuri. Karena meskipun okupansi tidak sesuai target, tapi sudah lebih baik dari tahun 2020 lalu. Tahun lalu malah hanya 10 sampai 20 persen, karena ada pembatasan kegiatan masyarakat," terangnya. (maw)