Berita Tribun Jogja Hari Ini
Ular Banyak Muncul di Musim Hujan, Simak Bagaimana Tips Menanganinya
masyarakat diminta jangan membunuh ular. Sebab, usaha untuk membunuh ular dapat berpotensi lebih berbahaya dibanding jika ditangani dengan teknik
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Ular bisa masuk rumah kapan saja. Namun potensinya kian meningkat begitu memasuki musim penghujan. Biasanya, ular masuk ke rumah lantaran ia hendak mencari makanan atau mencari tempat yang nyaman untuk ditinggali.
Lantas bagaimanakah caranya menangani ular jika Anda menemukannya di dalam rumah atau di lingkungan Anda?
Terkait hal itu, Ketua Komunitas UNY Herpetologi, perkumpulan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang mempelajari hewan melata, Maula Haqul Dafa menjelaskan, ular sering muncul di dekat wilayah manusia.
Biasanya, ular yang muncul memang bisa beradaptasi dengan kehadiran manusia. Misalnya ular kobra, ular jali, ular weling, ular kadut, ular macan air, dan masih banyak lagi.
“Menurut saya yang harus lebih diwaspadai adalah rasa takut orang itu sendiri,” katanya kepada Tribun Jogja, Selasa (14/12).
Orang pada umumnya takut ular karena mengira semua ular itu berbahaya, atau takut karena ular sering digambarkan atau dipersepsikan sebagai hewan yang jahat atau berhubungan dengan sesuatu yang buruk, seperti santet dan pertanda buruk.
Baca juga: Waspadalah ! Potensi Ular Masuk Rumah Kian Meningkat di Musim Hujan
“Jadi yang harus diubah lebih dulu adalah persepsi masyarakat terhadap ular,” bebernya.
Dikatakan Dafa, meski masyarakat sudah diedukasi tentang ular, mengenal jenis yang berbisa dan yang tidak berbisa, cara pertolongan pertama gigitan ular, dan cara menangani ular yang benar, semua itu akan sia-sia kalau masyarakat masih takut dan masih memandang buruk ular.
Dafa mengatakan, ada beberapa tips untuk masyarakat untuk mengatasi ular yang masuk ke rumah atau menemui ular di sekitar pemukiman.
“Pertama, jangan asal pegang ular langsung dengan tangan. Itu dulu, jangan asal pegang ular,” katanya.
Lebih lanjut, kata Dafa, seringkali di media sosial banyak orang yang tangkap ular lalu baru bertanya jenisnya apa, berbisa atau tidak. Menurut dia, itu adalah langkah yang salah.
“Semestinya orang tidak memegang ular apa pun yang tidak dia tahu jenisnya,” terangnya.
Tips kedua, masyarakat diminta jangan membunuh ular. Sebab, usaha untuk membunuh ular dapat berpotensi lebih berbahaya dibanding jika ditangani dengan teknik yang benar dan aman. Kata dia, sudah ada beberapa kasus orang tergigit ular berbisa saat hendak membunuh ular.
“Ketiga, jangan panik, persepsikan ular sebagai hewan biasa yang hanya ingin mencari makanan, tempat berlindung, dan pasangan. Jadi jangan menganggap ular adalah hewan negatif dan lain-lain,” jelasnya.
Dafa menambahkan, untuk mengatasi ular yang masuk ke permukiman, sebaiknya masyarakat memanggil orang yang bisa menangani ular.
“Kalau di Yogya sendiri sudah ada beberapa komunitas/yayasan yang bisa dikontak saat ada ular masuk rumah, contohnya Sioux dan Exalos. Damkar juga sudah terlatih dan bisa dijadikan alternatif untuk menangani ular yang masuk ke rumah,” paparnya.
Ditanya bagaimana cara membedakan ular berbisa atau tidak, Dafa menjelaskan, hanya ada dua cara.
“Pertama adalah hafal per spesies, dan yang kedua adalah melihat ada tidaknya gigi taring,” ungkap Dafa.
Menurutnya, tips yang sering beredar, seperti bentuk kepala, bentuk sisik ekor, cara berenang, waktu beraktivitas, atau pola warna, tidak bisa menjamin suatu ular itu berbisa atau tidak.
Pengelola Kulon Progo Exopet, Aditya Dani, membeberkan cara yang paling aman saat menghadapi ular jangan bergerak secara tiba-tiba. Sehingga tetap tenang jangan sampai panik.
Untuk mengamankan ular dibutuhkan kayu dengan panjang dua kali lipat dari panjang ular yang akan ditangkap.
"Gunanya untuk mengantisipasi lompatan ularnya. Kalau tidak berani bisa memanggil petugas damkar atau pawang ular di wilayah setempat," kata Adit. Dikatakannya, ular tidak takut dengan garam melainkan bau wewangian. (ard/scp)