Liga 1

PSS SLEMAN: Mengintip Statistik I Putu Gede, Calon Pelatih PSS Sleman

Sebagai tim debutan, Persekat mampu mencuri perhatian dengan gaya permainan yang mengandalkan passing-passing pendek, koordinasi antar lini yang rapi.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Dok Persekat Tegal
Eks pelatih Persekat Tegal, I Putu Gede. 

TRIBUNJOGJA.COM- Tampaknya, tak butuh waktu lama bagi PSS Sleman untuk mendapatkan pengganti Dejan Antonic di kursi pelatih kepala.

Usai sepakat mengakhiri kerjasama dengan pelatih asal Serbia tersebut, klub berjuluk Super Elang Jawa tersebut langsung dikaitkan dengan pelatih asal Bali, I Putu Gede yang sebelumnya menangani kontestan Liga 2 2021/22, Persekat Tegal.

Direktur Utama PT Putra Sleman Sembada (PSS), Andywardhana secara gamblang belum menyebutkan sosok pengganti Dejan Antonic, kendati berujar bahwa sosok pelatih anyar besok akan segera diumumkan.

"Mulai besok akan ada pelatih baru yang melatih PSS Sleman. Jadi langsung, besok (akan saya sampaikan), besok kita lihat. Pelatih baru ini pertama saya yakin akan mampu membawa permainan tim Super Elja ke gaya permainan originalnya, itu yang kami harapkan," ujar Andiwardhana.

"Kedua pelatih baru ini mempunyai komitmen untuk banyak melakukan kaderisasi atau pengembangan terhadap pemain muda, termasuk dari akademi. Pelatih baru ini juga mempunyai komitmen yang cukup tinggi untuk memakai pemain asli Sleman, jadi saya berharap perubahan ini akan membawa angin segar untuk kita semua," lanjutnya.

"Lisensi pelatihnya A AFC," tambah Andywardhana.

Bila merujuk pada clue yang disampaikan Andywardhana, sosok I Putu Gede memang sesuai. Sebab, pelatih yang pernah menangani Putra Sinar Giri (PSG) ini mengantongi lisensi A AFC.

Di samping itu, I Putu Gede dinilai mampu membawa Persekat Tegal menunjukkan permainan yang apik di kompetisi Liga 2 2021/22 lalu, meski tak beruntung lantaran harus terhenti di fase penyisihan grup.

Selama menangani Persekat Tegal di Liga 2 2021/22, I Putu Gede menorehkan 6 kali menang, 2 imbang, dan 2 kekalahan, dengan koleksi 20 poin. Persekat Tegal hanya kalah head to head dari runner up Grup B, yakni Rans Cilegon FC yang memastikan lolos ke babak 8 besar.

Melansir data dari Lapang Bola, Persekat Tegal merupakan tim yang dominan menguasai penguasaan bola sepanjang babak penyisihan. Mereka selalu unggul penguasaan bola dalam 10 pertandingan di babak penyisihan grup.

Bahkan saat menghadapi Dewa United pada putaran pertama, Persekat Tegal mendominasi penguasaan bola, sebanyak 76 persen, menjadi catatan yang terbanyak sepanjang mereka melakoni babak penyisihan. 

Sebagai tim debutan, Persekat mampu mencuri perhatian dengan gaya permainan yang mengandalkan passing-passing pendek, koordinasi antar lini yang rapi, permainan taktis, hal tersebut ditunjukkan dengan data statistik mereka yang selalu unggul dalam urusan jumlah passing. Persekat mencatatkan passing berhasil rata-rata 381 per pertandingan, menjadi yang terbanyak di bandingkan tim lainnya di Grup B.

Untuk urusan mencetak gol, Persekat juga tak kalah dibanding klub besar lainnya. Persekat total mencetak 15 gol, jumlah yang sama dengan gol pemuncak klasemen yakni Dewa United.

Tak heran apabila jebolan Persekat Tegal laris manis jadi incaran kontestan Liga 2 yang lolos ke babak 8 besar, di antaranya Chrystna Bhagascara dan Arif Budi ke Persis Solo, Agung Supriyanto ke PSMS Medan, Firmansyah dan Adhe Owen ke Dewa United, serta Daud Kararbo ke Sulut United.

Diberitakan sebelumnya, gelombang desakan suporter PSS Sleman yang meminta sang juru taktik, Dejan Antonic lengser dari kursi pelatih kepala akhirnya terealisasi, Minggu (19/12/2021).

Klub berjuluk Super Elang Jawa ini sepakat mengakhiri kontrak dengan pelatih asal Serbia ini beserta sang asisten pelatih yakni Mladen Dodic, jelang bergulirnya kompetisi Liga 1 2021/22 putaran kedua.

"Saya sampaikan bahwa pihak manajemen PT PSS juga Coach Dejan Antonic dan Mladen Dodic sepakat untuk mengakhiri kerjasamanya. Jadi dari pihak stakeholder maupun manajemen PT PSS, kami juga telah melakukan berbagai pertimbangan dari sisi teknis, sisi keuangan dan sisi legal. Kami juga tidak ingin membuat pihak manapun merasa dirugikan atas kesepakatan ini," ujar Andywardhana.

"Di sisi lain kami juga sangat mengapresiasi Coach Dejan dan Mladen Dodic, yang cukup bijak dalam memahami, menyelesaikan kasus ini. Kami semua sepakat bahwa PSS dengan sangat hormat mengakhiri kerjasama dengan Dejan dan Mladen," lanjutnya

"Untuk teman-teman Sleman Fans, mari kita lupakan hujatan yang pernah ada, kita beri apresiasi kepada Dejan dan Mladen atas kontribusi yang telah diberikan untuk PSS. Saya yakin dari mereka sangat ingin memberikan hasil yang optimal, tapi banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut," tambahnya.

Terkait kompensasi yang harus dibayarkan kepada Dejan dan asistennya lantaran keduanya masih terikat kontrak, Andywardhana tak menjelaskan secara detail

"Kalau jumlahnya (kompensasi) saya rasa tidak perlu saya sampaikan, tapi dari stakeholder dan manajemen tidak ingin merugikan pihak lain. Di sisi lain Dejan dan Mladen menyikapi hal ini dengan cukup bijaksana sehingga terjadi kesepakatan yang cukup berimbang untuk kedua belah pihak dalam menyelesaikan kerjasama ini," jelasnya.

Seperti diketahui, buruknya performa yang ditampilkan PSS Sleman sepanjang putaran pertama menjadi sorotan tajam dari suporter mereka, Brigata Curva Sud dan Slemania.

Menargetkan bercokol di papan atas klasemen pada awal kompetisi, PSS justru sempat berjuang di zona merah sebelum akhirnya menutup putaran pertama Liga 1 2021/22 di posisi ke-11 mengantongi 21 poin, hasil dari 5 kali menang, 6 seri, dan 6 kekalahan.

Dejan Antonic serta Mladen Dodic bukan orang pertama yang harus angkat kaki dari PSS, menyusul tak kondusifnya hubungan internal tim dengan suporter. Sebelumnya ada Marco Garcia Paulo, Arthur Irawan serta Danilo Fernando yang harus "out" dari PSS. (TRIBUNJOGJA.COM/ HAN)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved