Saksofonis Ayom Satria Rilis Mini Album "21", Curahkan Emosi dan Pesan Lewat Musik Instrumental
Bagi saksofonis muda asal Yogyakarta, Ayom Satria, mini album atau EP (Extended Play) bertajuk "21" yang baru saja dirilis, Kamis (16/12/2021) lalu
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM - Bagi saksofonis muda asal Yogyakarta, Ayom Satria, mini album atau EP (Extended Play) bertajuk "21" yang baru saja dirilis, Kamis (16/12/2021) lalu memiliki makna mendalam.
Bukan sekadar pembuktian eksistensi di dunia musik, lebih dari itu Ayom juga mencurahkan emosi serta pesan mendalam yang ia rasakan lewat musik instrumental.
Bersamaan dengan peluncuran mini album, Ayom Satria menggelar konser dengan judul yang sama bertempat di Atrium Jogja City Mall.
Acara tersebut sekaligus menjadi puncak dari perkuliahan Ayom dan menjadi sarana baginya untuk menunjukkan hasil belajar dalam mata kuliah Resital III di Program Studi D4 Penyajian Musik Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Baca juga: UPDATE Gunung Merapi 18 Desember 2021: Keluarkan Guguran Lava Pijar 4 Kali 1,8 Km ke Barat Daya
Konser tersebut dikemas dalam bentuk sajian musik instrumental dengan berbagai format iringan, mulai dari rhythm section sederhana hingga ditambah string kainter maupun saxophone trio.
Sekadar informasi, mini album bertajuk "21" ini dirilis saksofonis kelahiran 1 November 1999 ini, setelah sebelumnya melahirkan dua single "Toward The Sun" serta "Farewell, Love".
Adapun debut Extended Play (EP) '21' berisi Iima buah lagu, yakni 'Toward The Sun', 'B-Girl', 'Farewell, Love' (orchestra version), 'Farewell, Love' (piano version), dan 'Unbreakable.
Judul EP yang juga menjadi judul konser yakni '21' dimaknai sebagai momen emas bagi Ayom Satria dalam pembuktiannya sebagai saksofonis yang berkompeten di usianya yang menginjak umur 21.
Terlebih, momen tersebut juga sekaligus menjadi titik awal bagi Ayom dalam mengawali perjalanan karier profesionalnya sebagai solo saksofonis.
"Sewaktu proses sebagai additional player Band Sheila On 7 serta sejumlah band lokal lainnya, saya bertemu banyak musisi hebat. Lantas banyak pihak yang memberi dorongan ke saya untuk menciptakan karya, dikatakan mereka bahwa ini merupakan momen emas bagi saya, yang harus semakin produktif menciptakan karya, membuka jalan saya di dunia musik Tanah Air," kata Ayom.
Dari segi kekaryaan, kelima lagu yang terdapat dalam mini album "21"banyak bercerita tentang lika-liku kehidupan yang dialami oleh Ayom Satria di usianya yang telah menginjak 21 tahun pada tahun 2021.
Pengalaman dan pembelajaran mengenai usaha meraih impian hingga perjalanan romansa menjadi dua hal yang banyak diceritakan lewat lagu-lagu di album tersebut.
Misal "Toward The Sun" yang secara singkat ia gambarkan sebagai cara setiap insan manusia meraih impiannya dengan perjalanan yang menarik dan berbeda- beda untuk menggapai impian.
"Impian yang dimaksud ditujukan kepada siapa saja. Orang-orang punya impian apa, mereka punya caranya masing-masing untuk meraihnya. Lagu ini bisa dikatakan lagu motivasional," ujar dia.
Secara pribadi, Ayom menggambarkan lagu “Toward The Sun” sebagai perjalanan mewujudkan impian sebagai musisi yang penuh dengan lika-liku.
Ia pun menyadari, sebagai musisi indie, ia harus melewati banyak proses yang harus dilalui sehingga eksistensi musiknya sebagai solois dapat diakui oleh banyak orang.
Menurut Ayom, langkah tersebut ia ambil sebagai langkah pertama agar identitas kariernya dalam dunia musik mulai dikenal sebagai solois.
Motivasi tersebut semakin kuat setelah tak sedikit orang yang memberikan dukungannya kepadanya dalam berkarya.
Karya lain dari Ayom ialah "Farewell, Love" yang mengisahkan sebuah perpisahan kisah romansa, dibalut sentuhan orkestra.
Dijelaskan Ayom, lagu ini bercerita tentang momen perpisahan dengan pasangan, yang dibayang-bayangi hubungan dengan sang mantan.
Akhirnya ia pun memilih berpisah dengan sang kekasih agar keduanya dapat menjalani hidup yang lebih baik.
Dengan kondisi perpisahan itu, Ayom pun mencoba mencurahkan perasaannya dalam sebuah karya untuk menunjukan rasa ikhlas dalam perpisahan melepaskan seseorang demi kebaikan bersama.
"Terkadang kita memang lebih baik mengikhlaskan," ujar Ayom.
Melalui peluncuran mini album dan konser "21", Ayom berharap momen tersebut dapat menjadi awal yang penuh harapan baginya dalam melanjutkan karier di masa yang akan datang di dunia musik instrumental.
"Harapan saya, musik instrumental di Indonesia dimulai dari Yogyakarta bisa lebih diminati masyarakat. Saya melihat musik instrumental kalah populer dengan musik yang berlirik, masih cukup jauh rasio penggemarnya. Melalui karya saya, semoga dapat memotivasi lahirnya banyak musisi instrumental lainnya," harap Ayom.
Kelima lagu yang terdapat dalam mini album "21"telah dapat dinikmati oleh para pendengar melalui berbagai gerai musik digital serta secara eksklusif dapat didengarkan melalui rilisan fisik yang bisa didapatkan sejak Kamis (16/12).
Baca juga: Jadwal dan Lokasi Pemadaman Listrik di DI Yogyakarta Hari Ini, Sabtu 18 Desember 2021
Tentang Ayom Satria
Ayom Satria adalah saksofonis, komposer, dan produser asal Yogyakarta. Sebagai saksofonis multi genre, Ayom lebih sering bermain di genre pop dan Pria kelahiran 1 November 1999 itu telah menekuni musik sejak bangku sekolah dasar lewat musik gereja.
Ketertarikannya kepada saksofon saat SMP membuatnya melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta.
Sejak 2018 hingga saat ini, Ayom melanjutkan studi di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dengan mengambil Program Studi D4 Penyajian Musik.
Pada tahun 2019 di awal pandemi, Ayom sempat mencoba menekuni cover musik melalui YouTube.
Komunitas Jazz Mben Senen membuka jalannya meniti karier profesional sebagai saksofonis, semenjak menjadi additional player band Sheila On 7 dan The Finest Tree, serta sering mengisi session recording sejumlah band lokal Indonesia. (Han)