ISI Yogyakarta Kerjasama dengan PT TWC, Asah Talenta Seni Anak Pelaku Usaha Wisata Candi Borobudur
Penandatanganan MoU tersebut merupakan komitmen bersama dalam upaya asah talenta anak-anak pelaku usaha wisata Candi Borobudur dalam bidang seni tari.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero) sebagai pengelola destinasi pariwisata berbasis cagar budaya, Kamis (16/12/2021), di Gedung Rektorat ISI Yogyakarta.
Penandatanganan MoU tersebut merupakan komitmen bersama dalam upaya asah talenta anak-anak pelaku usaha wisata Candi Borobudur dalam bidang seni tari dan teater.
Adapun tujuan pelaksanaan nota kesepahaman ini ialah untuk mewujudkan penyelenggaraan pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat di bidang serta seni dan kebudayaan, serta bidang lain yang disepakati dan sesuai dengan tugas dan fungsi serta wewenang masing-masing pihak.
Rektor ISI Yogyakarta, Agus Burhan menyampaikan, ruang lingkup nota kesepahaman meliputi kegiatan pemberdayaan serta pendampingan anak-anak pelaku usaha wisata di wilayah Borobudur dalam bidang seni, budaya, dan pariwisata.
Berikutnya, pemerataan terhadap potensi keragaman budaya dan wisata, serta implementasi program Kampus Merdeka- Merdeka Belajar di wilayah Borobudur.
"Seperti kita ketahui, setiap tempat wisata tentu akan ada SDM pendukungnya karena tempat wisata maupun kunjungan wisata selalu melahirkan multiplier effect, tumbuh berbagai macam usaha, kompetensi-kompetensi SDM pendukungnya," kata Agus Burhan.
"Tempat bernilai sejarah tentu diharapkan bisa memberikan kemanfaatan dan pemberdayaan pada masyarakat. Lewat kegiatan asah talenta ini, upaya kita untuk memberdayakan anak-anak pelaku usaha wisata sebagai SDM yang mempunyai kompetensi dan keahlian," lanjutnya.
"Tentu setiap kali pengabdian kepada masyarakat, tidak langsung bertujuan menjadikan mereka seorang seniman, namun memberikan orientasi baru, cita-cita yang ingin diraih mereka di kemudian hari," tambahnya.
Direktur Utama PT TWC, Edy Setijono menambahkan, kerjasama ini dilandasi keprihatinan lantaran adanya kecenderungan para pelaku usaha wisata di Borobudur, yang jumlahnya sekira 4000-5000, bangga mewariskan lapak ke anak-anaknya.
"Seolah-olah masa depan anak-anaknya sudah dipatok hanya segitu. Itu yang membuat kami gelisah. Kami ingin anak-anak ini punya masa depan yang lebih luas," ujarnya.
"Selama masa pandemi, anak-anak ini banyak waktu luangnya. Nah melalui seni, baik tari maupun teater, harapannya bisa dikembangkan menjadi sebuah komoditas untuk mendukung pariwisata. Menjadi bagian dari atraksi di kawasan wisata Borobudur sekaligus memberikan ruang untuk anak berkreasi, agar keterlibatan publik terhadap aktivitas di kawasan wisata makin luas," jelasnya.
(TRIBUNJOGJA.COM/ HAN)