Akhir Desember Hingga Awal Januari Curah Hujan Diprediksi Tinggi, Bisa Picu Bencana Hidrometeorologi
Tingginya curah hujan tersebut disebutkan dapat memicu berbagai bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor dan masih banyak lagi.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia pada libur akhir tahun ini, mulai Natal hingga Tahun Baru 2022 akan mengalami peningkatan.
Wilayah yang curah hujannya diprediksi akan mengalami peningkatan signifikan yang bisa memicu terjadinya bencana hidrometeorologi di antaranya Aceh, pesisir barat Pulau Sumatera, sebagian besar Pulau Jawa.
Kemudian sebagian Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi bagian tengah, sebagian Maluku, Papua Barat dan sebagian Papua.
Berdasarkan analisis BMKG, peningkatan curah hujan ini dipengaruhi oleh keberadaan La Nina, bertipunya monsun Asia.
"Sebagaimana diprediksi oleh BMKG, terutama pada bulan-bulan ini, bulan Desember dan Januari/Februari, mungkin intensitas (cuaca) ekstrem akan meningkat," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com.
"(Kondisi itu) Diperparah dengan mendeteksinya pola sirkulasi siklonik dan seruakan dingin yang aktif di Laut China Selatan yang memberikan dampak signifikan pada peningkatan tinggi gelombang, bisa mencapai 4-6 meter di wilayah perairan Natuna," katanya lagi.
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca BMKG, Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang Esok Hari
Baca juga: Ramalan Cuaca Kamis 9 Desember 2021, BMKG Prediksi 23 Daerah Hujan Lebat Disertai Angin Lebat
Tingginya curah hujan tersebut disebutkan dapat memicu berbagai bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor dan masih banyak lagi.
Tak hanya curah hujan yang tinggi, BMKG juga memprediksi adanya angin kencang (40-50 kilometer/jam) dan gelombang tinggi (4-6 meter) pada Desember 2021 hingga awal 2022.
"Gelombang tinggi 4-6 meter dan kecepatan angin signifikan terpantau di Samudra Pasifik, Timur Filipina," sebut Dwikorita.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo menjelaskan, keberadaan angin kencang berkorelasi langsung terhadap adanya gelombang tinggi.
"Kita perlu ketahui bersama, gelombang tinggi itu pembangkit utamanya adalah angin yang kencang," kata Eko.
Ancaman bencana hidrometeorologi di akhir tahun
Eko mengatakan, sifat angin yakni bertiup dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.
"Ketika pusat tekanan rendah itu ada di sebuah perairan, angin dari segala penjuru akan mengarah ke sana," imbuh dia.
Selain menimbulkan bibit siklon di pusat tekanan rendah, angin yang bertiup juga akan menyebabkan gelombang tinggi di wilayah perairan yang dilaluinya.
Oleh karena itu, masyarakat diminta selalu waspada akan banyaknya potensi ancaman bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi pada akhir hingga awal tahun nanti.
Perlu diketahui, bencana hidrometeorologi adalah bencana yang dampaknya dipicu oleh kondisi cuaca dan iklim dengan berbagai parameternya. (*)