Dinkes Sleman Klaim Limbah Medis di Wilayahnya Sudah Dikelola Dengan Baik

Pengelolaannya membutuhkan perlakuan khusus. Sebab, masuk kategori bahan berbahaya dan beracun (B3).

Jika di fasilitas pelayanan kesehatan, limbah medis sudah dikelola mandiri.

Namun, bagi pasien Isoman, pihaknya mengaku kesulitan untuk memantau. Meskipun, Ia yakin pasien Isoman sudah diberi edukasi dari Dinas Kesehatan.

Tetapi pihaknya tetap mengimbau limbah medis pasien Isoman harus dipilah dan jangan dibuang sembarangan. 

"Termasuk bungkus makanan (pasien Covid-19), harus didisinfektan terlebih dahulu, agar jadi sampah domestik," kata dia. 

Baca juga: Puluhan Tabung Gas Dicuri, Pemilik Kios di Karangmojo Gunungkidul Rugi Belasan Juta

Lebih lanjut, Sugeng mengatakan pandemi yang sudah berlangsung hampir dua tahun ini tentu berimplikasi dengan meningkatnya jumlah timbunan sampah medis di Sleman.

Menteri Lingkungan Hidup diakuinya telah memerintahkan tiap Kabupaten untuk mencatat timbunan limbah medis dan melaporkannya ke Pemerintah Provinsi.

Saat ini, Ia mengaku belum memegang data detail berapa jumlah timbunan limbah medis di Sleman. Sebab, ada bidang sendiri yang mengurusnya. 

Namun, Ia mengatakan data timbunan sampah masyarakat di Sleman jumlahnya mencapai 701 ton per hari atau 256,210 ton/tahun.

Di mana dari jumlah tersebut, sebanyak 33,38 persen atau 234 ton/ hari diangkut ke TPST Piyungan. 

"Kami masih terus berupaya mengurangi ketergantungan buang sampah ke TPST Piyungan, melalui pengelolaan mandiri maupun pengelolaan sampah di TPS 3R," tutur dia. (rif)