Berita di DI Yogyakarta Hari Ini
70 Ribu Vaksin Pfizer di DIY Akan Habis Kadaluarsa Setelah 30 Hari di Januari 2022
Sebanyak 70 ribu vaksin harus tersalurkan dalam kurun waktu 30 hari pada Januari 2022.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki 70 ribu vaksin dengan masa expiry date (ED) atau kadaluarsa hanya satu bulan yakni Januari 2022.
Vaksin sebanyak itu harus tersalurkan dalam kurun waktu 30 hari pada Januari 2022.
Jika tidak, maka kebijakan untuk merelokasi vaksin ke daerah lain terpaksa harus dilakukan.
Kepala Dinkes DIY Pembajun Setyaning Astuti, 70 ribu vaksin yang akan habis dalam waktu satu bulan itu jenis Pfizer BioNtech.
Baca juga: Vaksin Pfizer Kantongi Izin dari FDA untuk Vaksinasi Covid-19 Anak Usia 5-11 Tahun
‘’Ketentuan pusat kalau vaksin sudah mau habis ED, satu bulan sebelumnya kami harus memetakan berapa sebetulnya kebutuhan kita terhadap vaksin tersebut. Misalnya vaksin Pfizer berapa sih kebutuhan kita, jadi sebelum ED harus ada pemetaan itu,” katanya, disela-sela agenda rapat di Hotel Inna Garuda, Malioboro, Senin (6/12/2021).
Dia melanjutkan, apabila ternyata di minggu sebelum ED itu masih ada sisa vaksin, nantinya pemerintah DIY diperbolehkan melakukan relokasi ke wilayah terdekat.
‘’Kalau tidak bisa juga, itu harus dilaporkan ke Kemenkes dengan tembusan kepala daerah. Jadi intinya adalah vaksin yang datang ke wilayah termanfaatkan secara maksimal. Ketentuan itu baru saja,’’ ungkap Pembajun.
‘’Kalau stok vaksin ED Januari itu sekitar 70 ribu vaksin jenis Pfizer. Tapi Pfizer itu untuk masyarakat bisa dosis satu dan dua,” imbuhnya.
Atas ketentuan itu, Dinkes DIY kini terus fokus untuk menyelesaikan sisa masyarakat yang belum tervaksin.
Pembajun mempresentasikan, untuk capain vaksinasi dosis pertama di DIY sudah mencapai 97,02 persen, atau tersisa sekitar 3 persen masyarakat yang belum mendapat vaksinasi dosis pertama.
Baca juga: Pfizer Siapkan 50 Juta Dosis Vaksin Covid-19 untuk Anak 5-11 Tahun
Sementara untuk yang dosis kedua sampai dengan saat ini pemberiannya sudah mencapai 85,68 persen atau tersisa sekitar 12 persen warga yang belum mendapat dosis kedua.
‘’Yang masih perlu kami lakukan adalah menyelesaikan sisa yang belum tervaksin. Kalau dosis pertama terakhir 97,02 persen, dosis kedua 85,68 persen,” ujarnya.
Dia menambahkan, untuk mendapat 3 persen warga yang belum divaksin dosis pertama menurutnya cukup sulit, sebab penyelenggaraan vaksinasi massal saat ini sangat sulit menarik minat masyarakat.
Sementara 12 persen kekurangan pemberian vaksinasi dosis kedua, berdasarkan keterangan Pembajun mayoritas bersumber dari mereka yang dalam kondisi tidak normal.
‘’Targetnya sedikit sebenarnya. Yang 12 persen itu karena penyitas, pada kondisi kedua mungkin kondisi tidak normal,’’ pungkasnya. ( Tribunjogja.com )