Bencana Lahar Hujan Gunung Merapi, Pemkab Sleman Tetapkan Status Tanggap Darurat

Pemerintah Kabupaten Sleman menetapkan status tanggap darurat bencana lahar hujan gunung merapi dua pekan, mulai 2 - 15 Desember 2021. Keputusan ini

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pemerintah Kabupaten Sleman menetapkan status tanggap darurat bencana lahar hujan gunung merapi dua pekan, mulai 2 - 15 Desember 2021.

Keputusan ini diambil, setelah lahar hujan yang menerjang pada Rabu (1/12/2021) lalu, mengakibatkan dampak kerusakan pada jaringan air bersih warga di 4 Kalurahan, yang mengambil mata air di alur sungai Gunung Merapi

"Kita tetapkan status tanggap darurat bencana lahar hujan Gunung Merapi sebagai upaya cepat, langkah penanganan," kata Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo, melalui keterangannya, Sabtu (4/12/2021). 

Status tanggap ini ditetapkan melalui Keputusan Bupati Sleman nomor 72/Kep.KDH/A/2021 tentang tanggap darurat bencana lahar hujan gunung Merapi. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 2 - 15 Desember.

Baca juga: Berkerumun di Wilayah Sleman Saat Malam Pergantian Tahun, Siap-siap Ditertibkan Satpol PP

Kebijakan ini diambil setelah melalui rapat koordinasi terkait penanganan jaringan air bersih warga yang terputus akibat banjir lahar hujan. 

Dengan keputusan ini, diharapkan dapat mempercepat penanganan bencana di Bumi Sembada. Nantinya, perbaikan jaringan air bersih yang rusak bakal menggunakan pos anggaran Belanja Tak Terduga (BTT)

"Kebutuhan yang digunakan berapa. Saat ini masih dihitung kebutuhan riilnya," kata dia. 

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Sleman Makwan mengungkapkan, banjir lahar hujan yang terjadi pada Rabu, awal Desember lalu, mengakibatkan kerusakan jaringan air bersih warga di tiga mata air alur sungai. Yaitu, mata air Kemaduhan di kali Boyong, mata air Umbul Bebeng di Kali Bebeng dan mata air Umbul Wadon di Kali Kuning. 

Total berapa keluarga terdampak belum disebutkan. Tapi dipastikan berdampak di empat Kalurahan. Yaitu Purwobinangun, Hargobinangun, Umbulharjo dan Glagaharjo.  

"Di Glagaharjo (di umbul bebeng) sendiri ada 8 dusun," tutur dia. 

Terkait kebutuhan air bersih warga, pihaknya telah melakukan dropping air di beberapa titik.

Hal ini dilakukan sembari menunggu perbaikan jaringan pipa air. Sebagian warga juga sebenarnya telah mendapat suplai air dari perbaikan swadaya pipa jaringan yang rusak.

Namun air yang mengalir relatif kecil. Instalasinya pun masih bersifat sementara. Karena itu, warga diberikan bantuan air bersih, terutama dusun yang paling membutuhkan.

Sampai saat ini, telah disalurkan tiga tangki air bersih di dusun Ngipiksari, Kalurahan Hargobinangun. 

Baca juga: Peternak di Berbah Sleman Jalani Program Optimalisasi Potensi dari BEM Fakultas Peternakan UGM

"Rencana dropping air selanjutnya di Umbulharjo dan Glagaharjo," kata Makwan. 

Sementara itu, Kasi Mitigasi Bencana BPBD Sleman Joko Lelono mengatakan, banjir lahar hujan yang terjadi pada Rabu awal Desember lalu, tidak sampai berdampak pada kerusakan early warning system (EWS) yang terpasang disepanjang aliran sungai berhulu merapi.

Semua EWS menurutnya masih aman. Kerusakan hanya terjadi pada pipa jaringan air bersih warga yang terpasang di pinggiran sungai. 

"EWS masih aman. Kemarin banjir lahar hanya merusak jaringan air bersih. Warga kan memasang jaringan air dipinggir sungai, karena kanan dan kirinya tebing. Ketika banjir lahar datang, membawa material, otomatis jaringannya rusak," tutur Joko.

Saat ini ditetapkan status tanggap darurat bencana lahar hujan Gunung Merapi untuk mempercepat upaya perbaikan. (rif)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved