Klarifikasi BMKG Terkait Potensi Tsunami di Wilayah Pesisir Cilegon Banten

BMKG meminta masyarakat supaya tetap tenang dalam menyikapi potensi gempa bumi dan tsunami yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
Pixabay
Ilustrasi gelombang laut tsunami 

TRIBUNJOGJA.COM - Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Tangerang, Suwardi, menegaskan bahwa bencana tsunami tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi di kawasan pesisir Kota Cilegon, Banten.

Menurut Suwardi, potensi tsunami di Cilegon setinggi hingga 8 meter hanya sebagai pemetaan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam membuat skenario terburuk apabila tsunami terjadi.

"Tsunami di Cilegon potensi saja, dengan mengacu pada Pusat Gempa Nasional, gempa megathrust dengan magnitudo 8.7 di selatan Banten," ujar Suwardi melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Kamis (2/12/2021).

Suwardi meminta masyarakat supaya tetap tenang dalam menyikapi potensi gempa bumi dan tsunami yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG Jumat 3 Desember 2021, Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Deras

Baca juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Bencana Banjir Selama Desember dan Januari, Ini Daftar Wilayahnya

Suwardi memastikan bahwa sampai saat ini belum bisa diprediksi kapan waktu dan tanggal terjadinya tsunami.

"Tetap harapannya agar masyarakat teredukasi bahwa ancaman gempa bumi yang menimbulkan tsunami itu nyata ada. Maka perlu kesiapsiagaan masyarakat dalam menyikapi potensi tersebut," ujar Suwardi.

Untuk itu, BMKG sudah memasang dua alat diseminasi informasi gempa bumi dan tsunami berupa sistem penerima peringatan atau warning receiver system (WRS) di wilayah Kota Cilegon, Banten.

Kedua WRS itu sudah dipasang di Pelindo, Kecamayan Ciwandan, dan di Komunikasi Center di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Cilegon.

Ilustrasi tsunami laut
Ilustrasi tsunami laut (Pixabay)

"Untuk di Pelabuahan Merak belum ada WRS. Rencana, akan kita pasang radar HF di sekitar Pelabuhan Merak dengan mengoptimalkan peralatan yang ada di BMKG untuk direlokasi," kata Suwardi.

Sementara itu, di sepanjang pesisir Selat Sunda sudah dipasang sirine peringatan di Pos Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Serang, di Hotel Marbela, di Kecamatan Pasauran, Kecamayan Labuan dan di Kecamatan Panimbang.

Potensi Tsunami dan Badai Tropis

Sebelumnya diberitakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya potensi bencana di tanah air saat akhir tahun nanti.

Hal itu disampaikan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.

Ia mengungkapkan sejumlah potensi bencana yang dapat terjadi di Indonesia pada saat libur Natal dan tahun baru.

Pertama, potensi bencana itu ada di daerah Selat Sunda, tepatnya Cilegon, Banten, di mana bencana yang dimaksud adalah tsunami.

"Kami berikan informasi zona yang rawan tsunami misalnya di Cilegon, Banten, itu juga tempat wisata di Selat Sunda dapat berpotensi skenario terburuk mengalami tsunami dengan ketinggian hingga 8 meter," kata Dwikorita dalam rapat kerja Komisi V DPR dengan Pemerintah, Rabu (1/12/2021).

Dwikorita tak mengungkapkan lebih lanjut apakah potensi tsunami juga dapat terjadi di daerah lainnya saat Natal dan tahun baru.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan potensi bencana lainnya yang dikhawatirkan terjadi yaitu badai tropis.

Potensi itu diungkapkan setelah melihat adanya tren pembentukan badai tropis yang semakin meningkat.

"Jadi hampir setiap Minggu dan bahkan saat ini, kemarin baru selesai badai tropis sebelumnya," kata dia.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (TRIBUNJOGJA/ Yuwantoro Winduajie)

Dia menyebut daerah yang telah terjadi badai tropis pada beberapa waktu belakangan, salah satunya Bengkulu.

Dijelaskannya, sempat terjadi badai tropis Nyatoh di sebelah barat daya Bengkulu.

"Dan ini pengaruhnya adalah gelombang tinggi, angin kencang, hujan lebat," ujar dia.

Namun, Dwikorita mengkhawatirkan badai tropis tak hanya berdampak di sekitar Bengkulu.

Ada sejumlah daerah yang disebutnya berpotensi mengalami badai tropis, seperti Aceh, bahkan Sulawesi, Gorontalo, Maluku, dan Papua.

Baca juga: BMKG Deteksi Siklon Tropis NYATOH di Samudra Pasifik, Bisa Picu Cuaca Ekstrem di Indonesia

Baca juga: BMKG Peringatkan Ancaman Bencana Hidrometeorologi di Musim Penghujan

"Terutama karena adanya bibit siklon atau bibit badai tropis yang lain," ucapnya.

Dwikorita mengatakan, selain badai tropis Nyatoh, Indonesia juga berpotensi mengalami badai tropis lainnya.

Ia bahkan menyebut ada dua badai tropis yang "mengantre" di belahan bumi Utara Indonesia.

"Jadi poinnya, diprediksi di bulan-bulan Desember, Januari, bahkan mungkin sampai Maret itu akan terjadi peningkatan pembentukan badai-badai tropis yang dikhawatirkan juga akan berpengaruh terhadap keselamatan transportasi dan masyarakat terutama pada saat Natal dan tahun baru," kata dia.

(kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved