Ambisi Widadi Karyadi, Pesepak Bola 49 Tahun Eks PSIM Yogyakarta yang Kini Perkuat PS HW UMY

Sore hari, Kamis (25/11/2021) di Stadion Tridadi, Kabupaten Sleman, seorang penyerang nomor 10 milih PS HW UMY tampak dijaga ketat oleh dua

Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Taufiq Syarifudin
Pemain PS HW UMY, Widadi Karya di (tengah) mencoba melewati dua pemain bertahan JK United di Stadion Tridadi, Kabupaten Sleman, Kamis (25/11/2021) 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sore hari, Kamis (25/11/2021) di Stadion Tridadi, Kabupaten Sleman, seorang penyerang nomor 10 milih PS HW UMY tampak dijaga ketat oleh dua sampai tiga bek lawannya, JK United FC pada lanjutan pekan kedua Liga 3 DI Yogyakarta.

Guratan-guratan di wajahnya tampak terlihat jelas ketika matahari mulai tenggelam di ujung barat dan menyorot langsung ke wajar pemain bernama Widadi Karyadi, pemain yang saat ini terbilang paling tua di Liga Indonesia dengan usia 49 tahun.

Dalam permainan tersebut, Widadi Karyadi kerap menjadi sasaran bek lawan untuk dimatikan pergerakannya, namun tubuhnya yang kekar masih sangat tangguh jika berduel bahkan dengan dua bek sekaligus.

Stamina dari pemain akrab disapa WK itu juga terbilang kuat, oleh sang pelatih, Koco Pramono, dimainkan selama 90 menit penuh. 

Di dalam permainan, WK juga terlihat sering memberi arahan kepada para pemain lain untuk membangun serangan, maupun kembali ke posisi bertahan.

Baca juga: Dua Atlet Para Angkat Berat DIY Wakili Indonesia di Ajang Asian Youth Paragames

Asal tahu saja, pemain asal Bojonegoro itu merupakan eks pemain PSIM Yogyakarta pada tahun 90an. Dan bersinar bersama tim berjuluk Laskar Mataram itu ketika mengarungi Divisi Utama.

Sehingga banyak klub besar kala itu sambil menawari rumah dan pekerjaan menjanjikan seperti Persebaya Surabaya, Persegres Gresik, PSMS Medan, hingga Barito Putera menginginkan jasanya.

WK berkisah saat ditemui Tribun Jogja seusai pertandingan, jika rutinitas bermain sepak bola memang masih digelutinya sampai saat ini, hal itulah salah satu yang menjadi kunci fisiknya tidak banyak menurun.

Selebihnya, WK memiliki misi pribadi untuk turut mengiringi langkah pemain muda DIY supaya dapat berkembang dengan baik.

"Rutinitas bermain sepak bola itu masih, cuma untuk event resmi seperti Liga 3, tujuannya ingin memberi motivasi untuk pemain muda yang nanti akan jadi penerus. Sampai sekarang saya lihat potensinya banyak, mudah-mudahan nanti bisa menggantikan yang seniornya," katanya.

Selain rutin bermain sepak bola, pemain kelahiran 12 Januari 1972 ini benar-benar menjaga pola makan yang teratur, sehingga fisik yang dimilikinya masih berani beradu dengan pemain-pemain mud.

"Pola makan ya seperti biasa, saya atur karena juga sudah menjadi kebiasaan saya," jelasnya.

Sebagai informasi, Widadi Karyadi merupakan salah satu pemain yang juga aktif di PSIM Legend, sebuah komunitas yang berisi mantan pemain PSIM Yogyakarta dari tahun ke tahun, dan kerap menyelenggarakan pertemuan dengan bermain sepak bola bersama.

Lantas bagaimana bermain dengan rata-rata pemain muda di PS HW UMY? Menurutnya, bermain dengan yang lebih muda memang memerlukan cara khusus, akan tetapi sejauh ini semua berjalan dengan baik.

"Komunikasi bagus sama anak-anak muda, tapi kembali lagi ke individu yang menentukan, permainan itu kan sudah dibriefing oleh coach, kalau di lapangan tidak bisa berjalan, artinya individunya yang tidak bisa mengembangkan permainan," tukasnya.

Bagi WK, kompetisi Liga 3 DIY kali ini akan sangat bagus bagi pemain muda untuk unjuk gigi agar ke depannya mendapat kesempatan yang lebih bagus di kompetisi yang lebih tinggi.

"Ini event yang bagus untuk jenjang prestasi ke depan, kesempatan untuk pemain muda," tegasnya.

Memutuskan Bergabung dengan PS HW UMY

Ada cerita cukup menarik kenapa pemain senior ini berseragam PS HW UMY, awalnya tim yang bermarkas di Lapangan Kampus UMY ini memang sedang mencari sosok pemain berpengalaman di kompetisi Tanah Air, namun dengan waktu yang terbatas pilihan tersebut semakin berkurang.

Untuk itu pelatih PS HW UMY, Koco Pramono yang kebetulan teman satu angkatan WK di PSIM berinisiatif memboyongnya dengan target untuk mengangkat mental pemain lainnya saat bertanding di lapangan.

"Awalnya memang kita kehabisan opsi pemain depan yang berpengalaman, lalu saya coba menghubungi WK ternyata dia mau, saya lihat dia masih sangat bagus, body balance dan kecepatannya masih berani diadu dengan pemain muda," ujar Koco.

Koco juga mengakui jika WK merupakan pemain yang cepat beradaptasi dengan tim, terbukti tak butuh waktu lama ia bisa bekerjasama dengan semua pemain PS HW.

"Tujuanya ya itu, biar pemain muda lebih termotivasi dengan adanya pemain senior," katanya.

Pada kesempatan yang sama, WK juga membenarkan jika rekannya sekali pelatihnya, Koco Pramono mengajaknya bergabung lantaran mengetahui kemampuannya yang masih dapat disandingkan dengan para pemain muda.

"Kebetulan coach Koco satu letting di PSIM, dia tahu kapasitas saya, tahu stamina saya,"

Menelah Kekalahan di Dua Laga

Saat ini PS HW UMY telah menelan dua kekalahan di Grup A, pertama melawan Persig Gunung Kidul 1-2, dan sore tadi babak belur oleh JK United tiga gol tanpa balas alias 0-3.

Sejak menit pertama dimulai, PS HW UMY dan JK United terlihat banyak memainkan bola-bola atas, ternyata setelah ditanya penyebabnya adalah lapangan di Stadion Tridadi yang tidak rata.

Praktis kedua tim mengakui ada strategi yang memang susah dijalankan pada lapangan seperti demikian.

JK United memulai pesta gonya pada menit 7 lewat tendangan bebas dari Andiyansyah yang tidak bisa ditepis oleh kiper PS HW, Rizki Maulana.

Kemudian jelang berakhirnya laga, Fajar Taufik membuat gol kedua untuk JK United pada menit 41, dan skor berubah hingga babak pertama usai 0-2.

Baca juga: GTT di Bantul Diajak Diskusi Pembuatan Video Bahan Ajar BIPA di Korea Selatan 

Masuk babak kedua, lagi lagi PS HW harus kebobolan di menit awal, menit 56 lewat sepakan yang tidak terlalu keras dari Fajar Taufik. Hingga berakhirnya laga, PS HW harus mengakui kekalahan 0-3 dari JK United.

"Saya sudah wanti-wanti di awal, jangan sampai kecolongan di menit awal, tapi itu tidak bekerja dengan baik," kata Koco.

Namun begitu, Koco masih optimis di dua laga terakhir timnya dapat bangkit dan bisa meraih hasil maksimal.

"Optimis pasti ada, kita akan evaluasi hasil hari ini dan pastinya besok harapannya lebih baik," tandasnya. (tsf)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved