KKB Papua Serang Koramil Suru-suru Yahukimo, Seorang Prajurit Gugur, Danramil Luka Tembak di Perut

Akibat serangan tersebut, seorang prajurit TNI gugur dan seorang lainnya mengalami luka tembak.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
ist
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, PAPUA - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua kembali melakukan penyerangan ke Kantor Komando Rayon Militer (Koramil).

Kali ini serangan tersebut dilancarkan oleh sejumlah anggota KKB ke Koramil Suru-suru di Kabupaten Yahukimo.

Serangan tersebut dilakukan oleh anggota KKB pada Sabtu (20/11/2021) pagi.

Akibat serangan tersebut, seorang prajurit TNI gugur dan seorang lainnya mengalami luka tembak.

Prajurit TNI yang gugur diketahui bernama Sertu Ari Baskoro.

Kemudian satu prajurit yang mengalami luka diketahui bernama Kapten Inf Arviandi S.

Dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com, Komandan Kodim (Dandim) 1715 Yahukimo, Letkol Inf Cristian Irreuw yang dikonfirmasi oleh wartawan membenarkan penyerangan yang dilakukan oleh KKB terhadap Kantor Koramil Suru-suru tersebut.

Dia mengatakan kejadian itu mengakibatkan seorang prajurit gugur akibat luka tembak, yaitu Sertu Ari Baskoro.

Selain itu, peristiwa yang terjadi pada pukul 06.00 Wit tersebut juga membuat Komandan Rayon Militer (Danramil) Suru-suru Kapten Inf Arviandi terluka.

Letkol Inf Irreuw juga mengatakan, kedua korban penembakan sudah dibawa ke Puskesmas Dekai dan dijadwalkan Minggu (21/11/2021) dievakuasi ke Jayapura.

"Anggota sudah diperintahkan bersiaga termasuk yang ada di pos-pos guna mengantisipasi penembakan yang dilakukan KKB," ujar Dandim 1715.

Sertu Ari Baskoro gugur karena mengalami luka tembak pada di leher.

Sementara Kapten Inf Arviandi S mengalami luka di perut karena terserempet peluru dan luka bacok di lengan kanan.

Berdasarkan informasi penyerangan dilakukan saat tiga anggota Koramil Persiapan Distrik Surusuru melaksanakan belanja di kios dimana jarak kios kurang lebih 500 meter dari Pos Ramil.

Baca juga: Berlari Bawa Ember Hendak Padamkan Kebakaran, Karyawan PT Delarosa Malah Ditembak KKB Papua

450 Prajurit Dikirim ke Intan Jaya

Sebelumnya, sebanyak 450 pasukan Pemukul Yonif Para Raider 328 Kostrad dikirim ke salah satu wilayah yang menjadi basis kuat KKB Papua, yakni Kabupaten Intan Jaya.

Seperti diketahui, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua di Intan Jaya memang cukup masif melakukan aksi teror.

Namun, pasukan Pemukul Yonif Para Raider 328 Kostrad tak gentar dan tetap berangkat melaksanakan tugasnya sebagai Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas).

Melansir dari rilis Penerangan Kostrad, sebanyak 450 Prajurit Yonif Para Raider 328 Kostrad melaksanakan tradisi Penciuman Bendera Perang yang menandakan telah siap lahir batin untuk manjalankan Penugasan.

Penciuman Bendera perang ini merupakan wujud kebanggaan terhadap satuan yang didasari dengan hati bersih dan jiwa tulus serta menjadi pertanda kesiapan lahir dan batin bagi seluruh prajurit untuk menjalankan tugas yang dipercayakan negara kepada Yonif Para Raider 328 Kostrad.

Seperti diberitakan sebelumnya, satuan yang kini berperan sebagai Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI dari Divisi Infanteri (Divif) I Kostrad ini mendapatkan penghargaan untuk mengemban tugas dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Penyangga Mobile RI-Papua Nugini.

Tak main-main, mereka bakal bertugas di wilayah Papua yang selama ini menjadi basis kuat kelompok teroris bersenjata OPM Papua, yaitu di Kabupaten Intan Jaya.

Sekadar diketahui, melansir dari Wikipedia, Batalyon Infanteri Para Raider 328/Dirgahayu disingkat Yonif Para Raider 328/Dirgahayu adalah batalyon infanteri lintas udara yang berada dibawah kendali Brigif Linud 17/Kujang I, Divisi Infanteri 1/Kostrad.

Yonif Linud ini berdiri pada tanggal 16 Mei 1958 dengan personel dari eks kompi Syiwa I dan II. 
Batalyon ini terdiri dari kompi A, B, C, Kompi Markas dan Kompi Bantuan.

Satuan ini bermarkas di Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat. Kekuatan personel lebih kurang 730 anggota.

Batalyon ini masuk ke Brigif Linud 17/Kujang I Kostrad bersama Yonif Linud 305/Tengkorak dan Yonif Linud 330/Tri Dharma.

Prestasi batalyon ini antara lain menangkap Kartosuwiryo tanggal 4 Juli 1962 di Gunung Geber, Majalaya oleh Kompi C Yon 328 Kujang II/Siliwangi di bawah pimpinan Letnan Dua Suhanda.

OPM Tolak Gencatan Senjata

Sebelumnya, Mabes Polri melalui Kadiv Humas Irjen Argo Yuwono mengajak pihak Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk gencatan sejata lalu berdialog.

Hal itu dilakukan demi mencari solusi terkait penyelesaikan konflik di Papua.

Namun, ajakan itu pun ditolak mentah-mentah oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) .

Demikian juga ajakan komunikasi dengan seorang kepala daerah.

Melansir dari Surya, OPM meminta dialog dilakukan langsung dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Penolakan itu disampaikan resmi Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, melalui akun media sosial miliknya.

Selain dialog dengan Jokowi, kata Sebby, proses pelaksanaannya harus dimediasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“TPNPB-OPM tidak bisa bicara dengan orang bawahan seperti kepala daerah, karena TPNPB mempunyai kedudukan yang tinggi,” tulis Sebby.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo ( Jokowi) juga telah memberikan perintah tegas untuk memburu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Presiden Jokowi dikabarkan marah besar saat Kepala BIN Daerah Papua, Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha, gugur dalam sebuat serangan terbidik kelomopok KKB di Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Kepala Negara pun mengecam aksi tersebut sekaligus memerintahkan Panglima TNI dan Kapolri memburu anggota KKB Papua.

“Saya telah memerintahkan kepada Panglima TNI dan Kapolri untuk terus mengejar dan menangkap seluruh anggota KKB," kata Presiden Jokowi.

Secara tegas, Presiden Jokowi menyatakan tidak ada ruang apa pun bagi KKB Papua dan daerah lainnya.

“Saya tegaskan tidak ada tempat untuk kelompok-kelompok kriminal bersenjata di tanah Papua maupun di seluruh pelosok Tanah Air,” tegasnya.

Perintah tegas Presiden Jokowi tersebut ternyata mendapat respon dari juru bicara (jubir) Organisasi Papua Merdeka (OPM), Benny Wenda.

Mersepon pernyataan Presiden Jokowi, jubir OPM Benny Wenda mempertanyakan terkait Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang dijuluki penjahat dan teroris.

"Pertanyaan saya kepada Presiden Indonesia adalah, siapa yang menginvasi negara kami? Siapa yang telah membunuh lebih dari 500.000 pria, wanita dan anak-anak?," tulis Benny, melansir dari Tribun Papua. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved