Kota Yogyakarta Kembali Terapkan PPKM Level 2, Wawali: Kita Layak Level 1 

Kota Yogyakarta kembali melakoni PPKM Level 2, yang kembali diperpanjang hingga dua pekan ke depan. Namun, meski tidak mengalami penurunan level

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Azka Ramadhan
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kota Yogyakarta kembali melakoni PPKM Level 2, yang kembali diperpanjang hingga dua pekan ke depan.

Namun, meski tidak mengalami penurunan level di tengah pertumbuhan kasus yang begitu landai, pemerintah setempat mengaku tidak mempermasalahkannya. 

Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, pihaknya berusaha mengambil hikmah di balik perpanjangan PPKM Level 2 ini.

Menurutnya, dengan tidak adanya penurunan level, masyarakat masih diminta waspada dan tidak boleh lengah sedikitpun. 

Baca juga: Puluhan Pot Bunga di Klaten Dirusak Orang Tak Dikenal, Camat Ceper: Baru Pertama Kali di Tahun 2021

"Buat kita, sebenarnya itu lebih baik. Dengan di level 2 ini, tandanya kita masih disuruh hati-hati karena pertumbuhan kasus di daerah lain. Jadi, level 2 ini saya rasa tidak ada masalah apa-apa, ya," katanya, Selasa (16/11/2021). 

Terlebih, sesuai instruksi dari pemerintah pusat, daerah yang menerapkan PPKM level 2 tetap diperbolehkan menjalankan berbagai aktivitas, meski dengan pembatasan.

Sehingga, ia meyakini, geliat perekonomian warga masyarakat masih dapat berjalan, dan perlahan akan kembali bangkit. 

"Kita masih tetap bisa melakukan aktivitas, meski dengan pembatasan yang tidak selonggar level 1. Tapi, perlahan kita ajak masyarakat agar bisa beradaptasi," cerusnya. 

Walau begitu, Heroe mengatakan, jika dilihat dari beberapa indikator penetapan level PPKM, Kota Yogyakarta sejatinya sangat layak berada di level 1.

Sebab, ia menilai, penularan Covid-19 di wilayahnya bisa dibilang sudah begitu landai, dimana saat ini hanya terdapat 33 kasus aktif saja. 

"Kami yakin, dari indikator-indikatornya itu, Kota Yogya bisa lebih baik lagi (levelnya). Namun, karena kita bagian dari wilayah aglomerasi (DIY), dan Kota Yogyakarta ada di tengah-tengahnya, maka kita harus mengikuti. Tapi, bagi kami, itu tidak masalah, tidak ada problem lah," tandasnya. 

Wakil Wali Kota Yogyakarta tersebut mengatakan, untuk memastikan petumbuhan kasus di wilayanya benar-benar sudah melandai, Pemkot bakal melakukan skrining bagi warga masyarakat. Sehingga, dengan testing yang semakin gencar, sebaran corona pun bisa lebih diminimalisir. 

"Tapi, kalau dari kontak erat, kita hampir tidak menemukan kasus. Sekarang, dari 33 kasus aktif di kota, itu hanya satu, atau dua saja yang dari kontak erat," jelas Heroe. 

Baca juga: PSIM Pulang Usai Menang di Derby Mataram, Suporter Berkumpul dan Bersiap Berikan Penyambutan

"Kasus-kasus baru itu, ada yang memang belum divaksin karena kondisi kesehatannya, kemudian karena persoalan interaksi dengan berbagai kelompok yang dia sendiri tidak menyadari sumber penularannya itu," imbuhnya. 

Ia pun mencontohkan, ditemukannya kasus seorang siswa peserta pembelajaran tatap muka (PTM) di salah satu SD, yang tertular dari klaster Sedayu, tidak sampai menyebar di lingkungan sekolahnya. Padahal, yang bersangkutan sempat mengikuti kegiatan belajar luring selama dua hari. 

"Nah, itu kan setelah dilakukan skrining terhadap 19 kontak eratnya negatif semua. Sekarang kalau muncul kasus, dan kita telusuri kontak eratnya, kita tidak banyak menemukan penularan. Jadi, insyaallah tidak banyak," ujarnya. 

"Minggu depan skrining semoga sudah bisa kita maksimalkan di masyarakat. Tapi, memang kita prioritaskan skrining bagi siswa peserta PTM dulu," pungkas Wawali. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved