WASPADAI! Inilah 5 Tanda Penyakit Hati dalam Islam

Penyakit hati adalah penyakit yang jauh lebih berbahaya daripada penyakit fisik karena hati adalah segumpal daging yang mempengaruhi baik buruk amal.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
Ilustrasi Tanda Hati yang Sakit dalam Islam 

TRIBUNJOGJA.COM – Penyakit hati adalah penyakit yang jauh lebih berbahaya daripada penyakit fisik.

Hal itu karena hati adalah segumpal daging yang mempengaruhi baik buruknya amal manusia.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

“Ketahuilah, bahwa dalam tubuh manusia terdapat segumpal (daging), yang kalau segumpal daging itu baik maka akan baik seluruh (anggota) tubuhnya, dan jika segumpal daging itu buruk maka akan buruk seluruh (anggota) tubuhnya), ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati (manusia).” [HR al-Bukhari]

Allah SWT juga tidak melihat manusia dari bentuk rupa dan harta, melainkan melalui hatinya.

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian." [HR Muslim] 

Hati yang sakit tidak bisa merasakan nikmatnya iman dan ibadah.

Hati yang bermasalah akan menyebabkan hidup bermasalah juga.

Hati yang penuh racun akan menyebarkan racun juga ke orang lain dengan lisan dan sikapnya.

Untuk itu, kita perlu mengetahui tanda hati yang sakit agar dapat menjauhkan diri dari kerugian.

Apa saja tanda-tanda itu?

Berikut 5 tanda hati yang sakit dilansir dari berbagai sumber:

1. Sering Berprasangka Buruk

Ilustrasi
Ilustrasi (thinkstockphotos.com)

Salah satu tanda hati yang sakit adalah kemampuannya melihat kesalahan orang lain jauh lebih kuat daripada kemampuan melihat kesalahannya sendiri.

Prasangka terhadap saudaranya sendiri merupakan racun yang jika dibiarkan akan membuat hati menjadi mati. R

asulullah SAW bersabda,

“Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan paling dusta.” [HR.Bukhari]

2. Gila Pujian

Ilustrasi
Ilustrasi (thinkstock)

Seseorang pemilik hati yang sakit akan cenderung mengharap pujian orang lain, senang akan kebesaran dan kekuasaan.

Segala tindak-tanduknya didasarkan agar dilihat oleh orang lain.

Sifat ini dapat mendorong perbuatan riya.

Dalam riya, terdapat unsur kepura-puraan atau kemunafikan, karena semua aktivitasnya hanya demi apresiasi dari orang lain.

Rasulullah SAW bersabda,

“Yang paling aku khawatirkan terhadap umatku adalah riya dan syahwat yang tersembunyi.”

3. Merasa Superior

Ilustrasi percaya diri, sombong, angkuh, narsis
Ilustrasi percaya diri, sombong, angkuh, narsis ()

Tanda selanjutnya adalah merasa paling tinggi dibanding orang lain. Hal ini akan memicu penyakit sombong.

Seseorang akan merasa dirinya paling unggul dan memandang orang lain dengan sebelah mata.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra ayat 37 yang artinya,

“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.”

4. Iri Dengki

Ilustrasi
Ilustrasi (ukat.co.uk)

Iri dan dengki atas keberhasilan orang lain adalah salah satu tanda hati yang sakit.

Penyebab iri dengki pada dasarnya yaitu dari rasa sombong dan riya.

Jadi, dapat dikatakan bahwa hati yang sakit akan mendorong ke perbuatan-perbuatan tercela lain.

Rasulullah SAW bersabda,

“Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu.” [HR. Abu Dawud]

5. Cinta Dunia

Ilustrasi
Ilustrasi ()

Pemilik hati yang sakit akan condong kepada kehidupan dunia.

Ia tidak mengharapkan akhirat dan tidak berusaha mempersiapkan bekal untuk kehidupan di sana kelak.

Dia hanya mencari cara bagaimana kehidupannya di dunia ini agar sukses dan mencapai standar manusia.

Orang yang memiliki hati yang sehat akan condong kepada kehidupan akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

“Hiduplah di dunia ini seakan-akan engkau orang asing atau orang yang sekedar menumpang lewat.” [HR. Bukhari]

(MG – Endry Nur Latiefah)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved